Bayu

132 5 0
                                    

Dengan langkah gontai, Yaca meninggalkan ruang osis. Sudah dua jam ia terkurung disana bersama Reyka. Dan karena ada rapat guru. Terpaksa ia mengikuti perintah Reyka untuk langsung mengerjakannya. Tapi waktu segitu belum cukup. Karena ia tidak ada konsep sama sekali. Otaknya seakan turun saat berhadapan dengan Reyka. Kikuk dan salah tingkah sering menghampiri hati Yaca.

Yaca memasuki kelas yang tampak rapi. Semua teman-teman sekelasnya entah kesambet apa? Mereka duduk diam sambil sesekali berbisik-bisik, padahal kalau sudah jam kosong mereka akan ributnya minta ampun. Tapi kali ini berbeda. Dan setelah Yaca duduk, ia tahu alasannya. Ternyata bu Leza berada di belakangnya sejak tadi. Tapi ia benar-benar tak menyadari kehadiran bu Leza. Tepat dibelakang bu Leza, Yaca bisa melihat seseorang yang tadi...

Tadi...

Tadi dirangkul oleh mamanya. Dia sekelas dengan cowok itu. Dengan senyum ramah si cowok menyapa teman-teman barunya. Yaca tak menghiraukan cowok itu, ia lebih memilih membaca novel yang belum sempat ia baca karena tadi disibukkan dengan aktivitas menulis mading. Sedangkan Lika tak berkedip barang sedetik pun. Ia terfokus dengan makhluk Tuhan yang tampan itu.

"Cowok kece." Ceplos Lika yang sekarang menjadi pusat perhatian teman-temannya.

Si cowok hanya tersenyum menanggapi bibir ember Lika. Lalu cowok itu mengedarkan pandangannya ke arah Yaca.

"Baiklah anak-anak, kalian punya temen baru. Ok, kamu boleh perkenalkan diri sama teman-teman baru kamu."

"Hai... Nama gue Bayu Wiranata. Kalian bisa panggil gue Bayu. Gue pindahan dari Bandung."

"Udah punya pacar belum?" Ceplos Lika lagi yang berhasil membuat semua kaum cewek melotot tajam kearahnya. Yaca pun ikut menoleh kearah Lika yang blak-blakan menanyakan privasi orang.

"Gue single." Jawab Bayu dengan santainya. Membuat binar-binar di mata cewek kian nampak. Artinya mereka punya kesempatan untuk memiliki Bayu sebagai seorang pacar.

Beruntungnya cewek-cewek yang bisa ngegaet hati Bayu. Bukan tak tertarik dengan cewek, tapi belum mendapatkan tambatan hati saja.

"Lika... Ok. Bayu kamu boleh duduk di depannya Lika."

Bayu tersenyum sambil menaruh tasnya diatas meja. Mata hitam milik Bayu menatap Yaca yang bahkan masih terfokus dengan novel yang ia baca. Bayu menyadari satu hal dari Yaca, bahwa cewek yang satu ini tak terlalu tertarik dengan makhluk Tuhan yang namanya cowok.

Cukup aneh, dilihat dari tampang Yaca yang boleh dibilang manis kayak cewek feminin. Tapi kalo pakai seragam doang. Kalo udah di rumah, celana jeans sama kaos oblong doang cukup.

"Ca, loe nggak kenalan sama Cowok baru?"

"Gue udah kenal."

"Dari mana loe tahu? Dari tadi loe asyik baca novel gitu. Trus siapa namanya? Trus nama panggilannya apa? Dia dari mana?" Lika masih menunjuk novel yang setia bertengger di tangan Yaca, gadis itu heran  dengan pertanyaan yang beruntun bak kereta api yang  sudah ngantri untuk dijawab olehnya.

"Orang tadi dia yang kenalan di depan! Ok, gue ulangi perkenalannya dia. Namanya Bayu Wiranata, nama panggilan Bayu. Pindahan dari Bandung. Puas loe?"

"Tapikan dia nggak kenal sama loe! Jadi gue nggak puas!"

"Biarin. Mending loe aja yang kenalan."

"Tapi dia ngeliatin loe mulu!"

"I don't care."

Lika menutup suara, ia kalah dengan jawaban tidak perduli dari Yaca. Jika sudah ngomong begitu Yaca tidak akan mau menyahuti obrolan Lika yang nggak penting bagi Yaca saat ini. Karena novel yang ia baca lebih penting melebihi ocehan ria Lika. Sedangkan Bayu hanya menggeleng melihat percakapan yang bertepuk sebelah tangan itu. Bagaimana tidak, dari tadi Yaca hanya fokus dengan bacaan yang menggilakan itu. Yah walau ia menjawab pertanyaan Lika, tapi pandangannya tak teralih dari novel itu.

Love StoryOù les histoires vivent. Découvrez maintenant