The Secret

57 4 2
                                    

Happy reading
Maaf apabila typo bertebaran
😊🙏🙏🙏😃
O(≧∇≦)O

Betapa menyakitkan masih terikat luka lama yang masih belum sembuh hingga sekian tahun lamanya. Begitu yang dirasakan Yaca yang tak hentinya menghantui cewek manis itu. Hal yang mampu memukul telak jiwa dan batinnya hanya dalam satu gerakan, namun melumpuhkan. Tak sanggup memendam namun tak sanggup juga mengungkap. Yaca berada dalam lingkaran gelap yang terselubung. Terkurung dalam jeruji ketakutan yang amat sangat. Bayang-bayang itu menghantui dirinya yang semakin lemah. Api keberanian cewek ini mulai memadam, cat warna-warni dalam lukisan hatinya yang indah kini mulai memudar diterpa sergapan yang mengerikan. Berputar dalam benak Yaca, mengarungi pikiran cewek itu tanpa niat untuk berhenti. Mengubrak-abrik pikiran Yaca yang semakin kacau.

"Rehab ya Ca." Bujuk Bayu untuk yang kesekian kalinya pada Yaca.
Cewek yang masih bersender di bahu cowok itu tak memberi komentar, baik suara maupun anggukan. Ia diam, tak berniat menanggapi permintaan cowok itu. Bukan hal mudah untuk memantapkan jiwa dalam mengambil keputusan seperti ini bagi Yaca. Ia begitu takut, takut sekali. Selama yang ia jalani, ia mampu menekan rasa itu walau sudah hampir mencapai dasar titik keberanian nya. Bukan tak ingin sembuh hanya saja ia merasa semakin tertekan apabila semakin banyak orang yang tahu. Padahal papa sudah banyak memberi pilihan untuk melakukan rehab. Ia bisa break sekolah dulu dan pergi ke luar negeri atau melakukan itu di rumah. Namun tetap saja, hati Yaca tak bergeser dalam memindah keputusan. Ia sudah memutuskan untuk sembuh sendiri, karena ia bukan selemah yang mereka bayangkan. Ia mampu melangkah tanpa harus menggunakan tali pengantar.

Yaca bangkit dari duduknya, wajah cewek itu terlihat pucat. Ia menatap Bayu dan memantapkan langkahnya untuk membebaskan diri dari balutan ketakutan atas trauma yang ia miliki. Bayu memahami apa yang tengah dipikirkan Yaca, cewek itu kini membuat keputusan. Entah keputusan apakah itu? Yaca memaksakan senyumnya dan mencoba tegar.

"Bantu gue menghadapi teh itu Yu."

Bayu tersentak, apa yang Yaca katakan? Apa cewek itu ingin mengambil resiko, mungkin sama yang akan di lakukan jika melakukan rehab. Yaca akan dihadapkan dengan teh, tapi melakukan rehab lebih bisa diandalkan. Ia mungkin tak mampu menahan gangguan itu. Dan Bayu bukanlah orang yang begitu profesional dalam membantu Yaca untuk menghilangkan traumanya. Cowok itu menggenggam tangan Yaca, ia menunjukkan tatapan tenang dan meneduhkan. Namun tetap tak menghilangkan kekhawatiran Yaca. Cewek itu telah memutuskan untuk tidak akan melakukan rehab, tidak akan pernah. Yaca menggeleng, air muka cewek itu begitu sendu dan kelam.

O(≧∇≦)O

"Ada apa sih pa? Kok kesel gitu? Ada masalah di kantor?"

"Iya ma, papa pusing sama atasan papa. Dia menaikkan putrinya yang masih SMA sebagai CEO di Airsoft PM. Anak cacat mental gitu, tahu apa dia!"

"Loh kok cacat mental bisa jadi CEO pa?"

Pria paruh baya itu tersenyum miring kepada istrinya. Kemudian berseru sinis, membuat sang istri semakin penasaran dengan cerita pria itu.
"Ada apa sih pa?" Ulang sang istri yang tidak sabar mendengar cerita yang ia anggap lucu dan aneh ini. Pria itu menatap lekat sang istri dengan pikiran marah karena posisinya di perusahaan mulai tersingkir tergeser oleh keberadaan seorang gadis cacat mental.

"Ma, papa denger rumor kalau putri dari direktur perusahaan papa itu pembunuh karena alergi. Jelas sekarang dia cacat mental, papa pernah ngasih dia sebotol teh. Eh, malah dia bengong kayak patung sampai keringat nya bercucuran. Jadi papa menyimpulkan kalau dia memang benar pembunuhnya, mana mungkin dia bersikap kayak gitu hanya karena melihat teh botol?"

Love StoryWhere stories live. Discover now