Rasa Suka

43 1 0
                                    

Hello
Happy reading ya
Jangan bosan untuk terus ikuti perjalanan Yaca dan kawan-kawan
Vote and comments
Penulis nantikan
😀🙏🙏🙏😃
O(≧∇≦)O

"Kalian pacaran ya?" Pertanyaan Yaca berhasil membuat Lika merenung malam ini.

Wajah Yaca yang datar tadi sore membuat Lika tidak enak hati. Cewek itu mengingat kejadian dimana ia mengatakan isi hatinya pada Adit satu bulan yang lalu. Mereka telah menyembunyikan sesuatu dari Yaca selama ini. Secara bertahap mereka menunjukkan kedekatan mereka. Walau awalnya Adit memberikan jawaban dengan waktu yang cukup lama.

Flashback on

Satu bulan yang lalu.

Adit mengaduk-aduk es teh di hadapannya. Ia merasa galau karena satu hal, ia bingung. Bahkan sangat bingung. Dalam kegalauannya, tiba-tiba wajah Lika tepat berada disampingnya sekitar sepuluh centi meter. Adit kaget bukan main, cowok itu menahan napas. Dengan wajah polos Lika tersenyum. Lika menjauhkan wajahnya, sehingga Adit bisa bernapas lega.

"Adit." Panggil Lika ketika ia sudah duduk di depan Adit.

Cowok itu merasa aneh dengan perlakuan Lika, ia merasa ada yang bergejolak didalam hatinya. Entah apa itu? Karena masih samar, ia masih belum bisa memastikan apa yang ia rasakan. Adit merasa perasaannya kepada Yaca semakin hari semakin menyusut. Mungkin karena sikap Yaca yang acuh tak acuh, dan dirinya juga yang memendam perasaan itu dalam diam. Mungkin karena seiringnya waktu perasaan itu semakin memudar, alasan lain karena ia terlalu lelah untuk mengejar Yaca. Cewek yang telah lama ia kenal yang sekarang tengah dekat dengan Bayu.

"Adit." Panggil Lika sekali lagi dengan nada manja.

Cewek itu berhasil membuat Adit bengong. Lika mengibas-ngibaskan tangan kanannya didepan wajah Adit yang masih setia bengong tak berkedip. Lika mengulum senyum melihat wajah super polos Adit yang tampak lucu.

"Adit, ayo jalan. Kita bolos, lagi pula guru-guru semua rapat. Jadi ayo jalan ama gue. Ada yang mau gue omongin ama lo." Ujar Lika blak-blakan.

"Emang lo mau kemana?"

"Udah ikut aja, entar gue yang nyetir. Lo cuma duduk manis disamping kemudi. Gimana? Setuju?"

"Ok. Kalo itu mau lo. Gue mau aja. Tapi biar gue aja yang nyetir."

Lika puas dengan jawaban Adit, Lika langsung menarik tangan Adit. Cewek itu sudah tidak dapat menahan rasa yang ia pendam selama ini. Ia akan menerima konsekuensi apabila Adit menolaknya.

Lika dan Adit keluar dari sekolah dengan mengendarai mobil honda brio merah milik Lika. Didalam mobil Lika senyum-senyum tidak jelas, begitu juga dengan Adit yang ikut tersenyum melihat ekspresi Lika yang berubah-ubah. Kadang tersenyum, kadang mengernyitkan dahi, dan seperti sedang mengucap sesuatu. Mereka sampai disebuah tempat dan memarkirkan mobil beberapa meter dari tempat tujuan. Lika turun dari mobil dan diikuti oleh Adit.

Akhirnya setelah beberapa saat mereka sampai disebuah lapangan basket dengan sebuah rumah pohon di sebelah kanan luar lapangan. Adit merasa asing dengan tempat ini, Lika yang berjalan didepan Adit berhenti untuk memastikan cowok itu tidak meninggalkan dirinya. Lika menghampiri Adit kemudian menggenggam tangan cowok itu. Adit kembali terpaku dengan perlakuan Lika. Untuk sesaat Adit merasa Lika adalah sosok Yaca, namun sejurus kemudian Adit tersadar ketika Lika menariknya ke tengah lapangan. Lika menatap dalam ke mata Adit yang terlihat semakin bingung dengan keadaan yang telah dikendalikan oleh Lika.

Love StoryWhere stories live. Discover now