Apa Ini?

75 2 1
                                    

Happy reading
Semoga cerita ini dapat menghibur para pembaca
Don't forget to
Vote and comments
Maaf jika ada hal yang mungkin menyinggung
Mohon bantuannya
😊🙏🙏🙏😊

Bayu menggenggam bahu Yaca erat. Mencoba menarik kembali mood Yaca yang runtuh karena mengetahui apa yang ia sembunyikan. Tak ia sangka Yaca akan menyadari penyamaran yang ia lakukan dengan cepat. Itu sebabnya Yuan menyuruhnya berhati-hati dalam bertindak dan melaksanakan tugas. Jika sudah seperti ini, Yaca akan sulit dipantau. Cewek ini jelas akan selalu menghindar, siapa yang akan suka jika selalu diawasi saat kita melakukan apa saja? Itu akan membuat risih dan mengganggu saja.

"Gue minta maaf. Gue tahu konsekuensi yang gue dapat kalau loe sampai tahu identitas gue. Tapi mulai sekarang loe nggak usah lagi nyari-nyari kebenaran akan keberadaan gue. Loe bersikap biasa aja, nggak usah peduli in gue. Tugas gue disini untuk ngelindungi loe dari sesuatu yang buruk."

"Itu sama aja! Pada akhirnya loe bakal selalu ngawasin gue. Lagian emang apa sih yang perlu dikhawatirin? Apa karena masalah gue di sekolah? Tenang aja gue bisa atasi semua itu. Ada Adit yang bantuin gue. Loe nggak usah repot-repot!"

Bayu terdiam mendengar ocehan Yaca yang lebih mengarah pada kemarahan dan kekecewaan. Cowok itu mencoba menenangkan Yaca dan menyuruh cewek itu untuk segera ke kantor. Awalnya Yaca hanya terdiam disana tanpa mau beranjak barang sejengkalpun. Ia masih tidak terima dengan kenyataan bahwa Bayu berkerja dibawah kedua orang tuanya. Bukan sebagai teman yang awalnya telah ia buka untuk menerima cowok itu. Tanpa terlihat motif Bayu dalam penyamaran. Tapi masih memberi kecurigaan pada Yaca, hingga akhirnya hari ini semua terungkap. Membuat ia kecewa dan bungkam, apa yang selama ini ia sadari telah jauh melenceng dari kenyataan. Keakraban Bayu hanyalah sebuah rekayasa dari pekerjaan yang ia lakukan.

"Hem... Saya rasa kita akan terlambat jika hanya terdiam disini." Ujar seseorang yang berada di belakang Bayu. Pria itu melihat jam tangannya.

Bayu menggenggam lengan Yaca dan menatap kedalam mata cewek itu. Ia menarik nafas, membujuk Yaca bukanlah hal yang mudah. Terlebih ia telah membohongi Yaca, tentu saja cewek ini akan marah karena ia tidak suka dibohongi.

Yaca menunduk, menenangkan diri dari keadaan yang semakin hari semakin aneh dan rumit. Ia tak dapat mengontrol apa yang terjadi disini. Ia berpikir bahwa ia sekarang ini adalah boneka yang tengah dimainkan. Tak dapat melawan atau menjadi diri sendiri. Diatur dengan sebuah kekuasaan tanpa membiarkan ia bebas memilih sesuatu yang ia inginkan. Akhirnya ia harus melanggar peraturan dan melakukan penyelewengan. Sebenarnya ia tidak mau melakukan hal yang seperti ini, ia lebih suka dengan keadaan adem ayem, berkumpul dengan teman-teman tanpa tersandung masalah. Ia ingin menjadi siswa yang biasa saja, tidak terlalu mendapat semua perhatian semacam ini. Kapan ia akan merasakan kebebasan yang sebenarnya? Ia bosan menjalani hidup ini jika terus saja dikekang, ia mau melakukan itu tapi setidaknya harus memiliki tempo tidak seperti ini. Setiap hari bahkan ia selalu mendapat masalah. Apakah kelakuan dan etika nya kurang? Ia selalu saja menjadi sasaran pak Danu dan bu Leza, tak lupa juga guru yang lain yang memberikan tugas walaupun itu wajib. Tapi ia butuh kesenangan, jika semua memintanya mengerjakan itu dengan baik-baik ia pasti akan melakukannya dengan senang hati tanpa banyak mengeluh.

Love StoryWhere stories live. Discover now