Masalahku adalah Teh

69 5 0
                                    

Happy reading
Semoga cerita ini bisa menghibur pembaca
Maaf jika typo everywhere
I am waiting your
Vote and comments
😃🙏🙏🙏😊

O(≧∇≦)O

Yaca terbangun dari tidurnya, ia tak merasa asing lagi dengan tempat ini tapi ia terkejut siapa yang memindahkan ia ke kamarnya padahal tadi malam ia berada di ruang uks? Ia tak merasa telah dipindahkan, bahkan tak sadar sempat berada di mobil. Ia amati sekeliling, tampak mama berbaring disampingnya dan ia melihat Lika tertidur di sofa. Kemudian dua orang cowok tertidur di lantai yang sudah dilapisi matras. Apa ia sakit lagi sehingga membuat kamarnya seperti kamar rumah sakit? Ia sentuh keningnya yang dibalut handuk kecil, ia mengambil handuk itu dan ia letakkan di meja samping ranjang.

Pukul 05.00 am.

Cewek ini bangun dan keluar untuk menghirup udara segar yang begitu sulit ia dapat kemarin malam. Ia berjalan menyusuri taman di belakang rumah, cewek ini memilih duduk di sebuah bangku berwarna putih yang ada disana. Ia pejamkan mata dan mengisi paru-parunya dengan udara segar ini. Sungguh nyaman dan damai, ia mengharapkan waktu berhenti sejenak untuk mengganti perasaan yang ia rasakan kemarin agar lebih tenang dan tidak menghantam lagi bagaikan bongkahan batu berukuran raksasa. Ia ingin bebas dan melupakan trauma yang setiap saat selalu menghantui dirinya.

"Sedang apa?"

Yaca membuka mata dan mendapati Adit yang tengah berdiri dengan kedua tangan cowok itu yang dimasukkan ke saku celana. Adit duduk disamping Yaca, kemudian menggenggam tangan cewek ini. Yaca terkesiap dengan perlakuan Adit yang seperti ini, ia tahu Adit adalah tipe cowok yang perhatian tapi bukankah ini terlalu berlebihan?

"Apa tidak dingin?"

"Ah, tidak. Ini sejuk." Cewek itu menatap lurus kedepan.


Yaca tersenyum tipis menikmati hembusan angin pagi ini, tak seperti kemarin malam yang begitu membuat ia takut karena sebuah ancaman dari Alexa. Entah apa yang akan ia lakukan apabila bertemu dengan singa betina itu? Ia tak sanggup menahan ketakutan yang semakin menelan dirinya sehingga terasa ingin mati saja, ia benar-benar tak sanggup. Satu lagi hal yang membuat ia harus berhati-hati dan waspada, ia harus bisa menyembunyikan apa yang ia sembunyikan selama ini mengenai sebuah rahasia yang hanya segelintir orang saja yang tahu. Bukan mudah agar hal yang ia sembunyikan tak terungkap dan menyebar, namun lama kelamaan satu persatu orang akan tahu walau hanya melihat dari tingkahnya saja. Itu sebabnya cewek ini rela ke kantin agar terlihat normal tanpa ada cacat sedikit pun, ia tahu resiko yang akan terjadi jika ia melihat teh. Rasa takut dan penyesalan akan bergabung menjadi satu apabila ia melihat minuman itu. Dan ia teringat dengan kejadian kemarin sore ketika ia berpapasan dengan Alexa.

Flash back on

Satu bulan telah terlewati, selama itu pula Yaca harus disibukkan dengan berbagai berkas kantor yang entah sudah berapa banyak ia kerjakan.

Yaca mendongak, menatap birunya langit dengan lukisan awan di sana. Ia hirup kuat-kuat oksigen disini, di balkon sekolah. Setelah menghadari rapat dewan direksi untuk membahas masalah acara pembukaan untuk departemen baru dan gedung pertelevisian di kantor, ia langsung ke sekolah untuk menyegarkan pikiran dengan berkunjung ke tempat favorit, yaitu balkon. Sungguh menggelikan, untuk dirinya yang selalu membuat masalah ia mendapat rekomendasi langsung dari direktur utama untuk masuk ke team khusus di departemen pertelevisian itu. Apakah ini hanyalah sebuah keberuntungan atau malah sebaliknya ia direkomendasikan dengan hal yang demikian mengingat bahwa ia masih anak bau kencur? Siapa yang tahu dengan nasib yang ada ke depan sana? Huft...

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang