CHAPTER 16

34.5K 3.4K 199
                                    

"Aku memiliki jalan rahasia untuk pergi dari mansion ini, jika kita beruntung kita bisa pergi tanpa ketahuan oleh tuan Baxter." Abelard mengurai pelukan mereka, menyeka air matanya yang tidak sengaja terjatuh.

"Aku mohon, bantu aku, Abe"

"Baik."

*****

Sesaat ia tersenyum merasa bahagia akhirnya bisa mengunjungi Bella, tetapi setelah mempertimbangkan beberapa kesulitan lainnya akhirnya senyum itu sirnah dari wajah cantik Keana.

"Tidak, itu tidak akan berhasil. Kalaupun kau tau cara keluar, bagaimana nanti cara agar kita sampai di panti asuhan? Aku yakin tidak ada kendaraan umum yang akan lewat." Ucap Keana memijat pangkal hidungnya.

"aku bisa menghubungi kendaraan online" Abelard menjawab dengan cepat, malah terdengar aneh di telinga Keana. Seakan bocah tiga belas tahun itu telah menyusun rencanyanya sendiri.

"Abe, apa kau sudah merencanakannya?" Keana sungguh tidak akan bisa menahan pertanyaan itu,

"Ya, apa kau setuju?" Abelard mengucapkan sejujurnya, tapi tidak seluruhnya.

"Baiklah"

Abelard berdiri dari duduknya kemudian berjalan untuk menghubungi kendaraan online yang ia maksudkan. Baru beberapa langkah ia berjalan menjauh, Abelard menoleh kembali ke belakang, memperhatikan wanita dengan mata hijau indahnya itu.

Dalam hati Abelard memohon maaf karena akan membahayakan keselamatan Keana dengan mengambil tindakan melanggar tuan Baxternya. Tetapi sungguh, wajah menyedihkan wanita pertama yang mau menjadi ibunya tidak mampu ia lihat.

******

Dalam hatinya, Keana terus merapalkan permohonan maaf dan harapan agar Baxter tidak menyadari kepergiaannya hingga ia datang nanti. Setiap langkah yang ia ambil terasa berat, wanita berambut coklat bergelombang itu masih mengingat jelas seberapa menakutkan kenangan terakhirnya saat ia melanggar ucapan suami misteriusnya itu.

Menggandeng lengan bocah tiga belas tahun yang ia g rasa dengan cepat akan tumbuh lebih tinggi darinya itu Keana berkali-kali menghelakan nafasnya.

"Kita sudah keluar." Kalimat itu membuat Keana menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya rapat-rapat.

Entah jalan mana yang diambil Abelard ambil, ia hanya tau ini arah kebarat kira-kira sudah satu jam berjalan kaki melewati jalan dengan rumput tinggi yang lembap.

"Kendaraannya sudah siap, Mom." Abelard membukakan pintu untuk Keana, menoleh kebelakang untuk melihat mansion sebelum menyusul Keana masuk kedalam kendaraan online yang telah ia pesan.

*****

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai kepanti asuhan dari jalan rahasia? Entahlah, Keana tidak menghitungnya. Sedari tadi ia sibuk melamun, duduk dengan diam memikirkan Baxter dan Bella dengan bersamaan membuatnya semakin gelisah.

Saat supir yang mengendarai mobil online yang ia tumpangi menghentikan laju kendaraan itu, Keana menelan air liurnya dengan susah payah. Mendadak, nafasnya terasa berat saat tidak mendengar suara yang biasa menyapanya ketika ia sampai di panti asuhan. Tidak ada pelukan hangat dari setiap lengan mungil yang biasa menyambutnya, tidak ada tawa riang. Kebahagiaan seakan menghilang.

Abelard membukakan pintu untuk dirinya, tidak perlu dituntun oleh Abelard ia dapat dengan mudah berjalan untuk menemukan pintu.

"Keana?" Tidak lagi Bella yang menyambutnya, ia tau itu suara Carla.

Keana tersenyum untuk menjawab panggilan Carla yang ia rasa berada beberapa langkah dihadapannya.

Carla berjalan dengan cepat untuk segera memeluk Keana, "Semua merindukanmu, Keana. Ayo, Mom Bell sudah lama menunggumu datang." Keana hanya menurut saat Carla menuntunnya kearah kamar Bella.

𝗕𝗘𝗗 𝗙𝗼𝗿 𝗧𝗵𝗲 𝗘𝗬𝗘𝗦 (𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘)Där berättelser lever. Upptäck nu