CHAPTER 12 ; BEGINNING

37.5K 3.8K 311
                                    

Keana menangis, ia tidak berdaya. Wanita itu memukul-mukul punggung keras milik seorang pria yang sedang memanggulnya

"Lepaskan aku.. aku mohon.. untuk apapun kesalahku aku minta maaf... aku mohon... lepaskan aku" Ucapnya tak henti-henti.

Ia bergentar takut.

DOR..DOR..DOR

******

Tiba-tiba tubuhnya terjatuh ketanah karena tubuh besar milik seseorang yang memanggulnya roboh.

Bau anyir darah menggangu akal sehatnya, ia semakin panik saat tidak sengaja ia menyentuh cairan kental itu.

Dengan cepat Keana bergerak menjauh dari tubuh itu saat merasa tidak ada pergerakan dari seseorang yang memanggulnya tadi.

Keana merangkak, entah kemana ia hanya merangkak menjauhi suara-suara saling pukul di sekitarnya. Hingga ia menemukan sebuah tembok. Keana berdiri, meraba tembok itu hingga menemukan celah untuk berlindung di balik tembok itu.

BUGHH...BUGHH

PRANNGGG... BUGHH

DOR.. SREKKK...

Tidak henti suara itu mengalun indah di telinganya, seakan memberi Keana peringatan jika hidupnya tidak akan lama lagi.

Suara hantaman demi hantaman pukulan itu terdengar nyaring di telinganya. Keana memeluk dirinya sendiri memejamkan matanya, air mata tidak pernah berhenti mengalir dari pelupuk mata wanita itu. tubuhnya bergetar ketakutan.

'Jika mungkin ini akhir hidupku, aku hanya berdoa semoga Baxter selalu bahagia... jaga dia untuk Keana tuhan.'Ucap batin Keana, ditengah-tengah kepanikannya ia masih sempat berdoa untuk orang yang ia cintai meski telah ia ketahui berita buruk tentang Baxter diluar sana dari Rebecca.

"Aku mohon maafkan aku untuk apapun kesalahanku.. aku mohon.. lepaskan aku"

Keana menyatukan telapak tangannya memohon maaf menundukkan keaplanya sedalam mungkin. Ia memberontak ketika merasakan sebuah telapak tangan keras menyentuhnya.

Suara hembusan nafas lega terdenagr ditelinganya.

"Keana"

Seketika Keana terdiam

"Baxter?" Panggil Keana lirih.

"Astaga" Kemudian ia merasakan tubuh liat yang ia rindukan memeluknya erat dan saat itulah air matanya tumpah tak terkendali.

******

Keana terdiam diatas ranjang, memeluk kedua kakinya yang ia tekuk. Tubuh wanita itu masih bergetar. Isak tangisnya sesekali masih terdengar membuat Baxter mengerutkan keningnya tidak suka.

Wajah istrinya sangat kacau. Wajah putih yang biasanya merona itu pucat pasi, hidungnya merah begitu juga bibirnya dan itu malah membuat Baxter gemas.

"ku fikir, aku sudah melarangmu keluar dari bangunan ini Keana" Nada bicara Baxter dingin.

Keana terdiam, menunduk. Rasa takut masih bersarang di hatinya, tetapi perasaan kecewa setelah mendengar berita yang tadi Rebecca berikan untuknya lebih besar di hatinya.

"Kenapa kau masih pergi?"

Keana diam, wanita itu bahkan semakin menundukkan kepalanya merasakan sakit dihatinya semakin menjadi saat mendengar kalimat dingin Baxter.

"Jawab Keana" Bentak Baxter menuntut.

"Aku bosan-"

"Kau hampir mati konyol karena rasa bosan sialan itu, Keana." Ucap Baxter cepat tanpa memberi jeda dengan kalimat Keana sebelumnya.

𝗕𝗘𝗗 𝗙𝗼𝗿 𝗧𝗵𝗲 𝗘𝗬𝗘𝗦 (𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘)Where stories live. Discover now