CHAPTER 1 ; SEE YOU

62.8K 4.2K 105
                                    


“Mom Bell” Keana merabakan tongkatnya ke tanah berusaha meyakinkan langkah kakinya untuk memijak jalan yang benar.

“Di dapur Ana” Bella bersuara terdengar kecil karena jarak yang cukup jauh.

Keana berjalan kearah dapur, ia sudha hafal betul setiap sudut ruamha ini, tetapi Bella memaksanya untuk selalu menggunakan tongkat itu sebagai pembantu. Ia tidak mau Keana terluka.

“Mom, Bolehkah aku ikut berjualan hari ini dengan yang lain?” Ucap Keana setelah sampai di dapur.

Bella menoleh cepat mendengar permintaan Keana.

“Tidak” ucapnya cepat setelah menoleh.

“Aku janji tidak akan ceroboh, lagi pula aku tidak pernah keluar dari panti selama ini tanpa ijinmu juga tanpamu. Aku sudah dewasa Mom. Lagi pula ada yang lain yang akan menjagaku. Aku akan duduk mendengarkan saja.” Keana berusaha merubah keputusan Bella.

“No.” tekan Bella tanpa berfikir.

Keana berubah sendu.

“Aku tau mungkin aku tidak akn bisa melihat dunia lagi, setidaknya aku ingin mendengar apa yang terjadi di luar sana” Bahunya merosot dengan sesekali mengehelakan nafasnya..

Bella memijit keningnya, mendadak kepalanya terasa akan pecah. Kenapa Keana bisa semenyedihkan ini saat berbicara tentang kekurangannya?.

Ia berusaha percaya dengan Keana. Ia percaya bahwa gadis polos itu tidak akan melanggar janjinya.

Keana sudah berbalik akan pergi saat Bella memutuskan sesuatu yang sangat berat untuknya.

“Baiklah, kau boleh pergi. Ingat denagn janjimu. Duduk di samping Marya di kasir oke?” Bella mengatakannya dneagn susah payah, menahan diir untuk tidka mengubah lagi keputusannya.

“Terima kasih Mom, aku sungguh sangat menyayangimu” Keana meraba udara mencari diman tepannya Bella berada.

Bella mendekat, mempermudah gadis di pennya itu untuk mengucapkan terima kasih khas Keana.

Wanita paruh baya itu mendapatkan kecupan di pipinya. Dan seketika senyuman mengembang dari bibirnya. Seakan kecupan di pipinya dari Keana itu dapat menenangkan hatinya.

“Aku akan bersiap” Keana berbalik cepat.

*****

Baxter tersenyum miring melihat 5 mobil hitam polos yang ia sadari sedang mengikutinya. ia membuat keputusan untuk bermain sedikit dengan mangsanya.

Baxter menginjak gas mobilnya. haruskah ia mengelurkan senjatanya hari ini untuk permainan tidak pernting seperti ini? Baxter menggeleng. Tidak bagus mempermudah kematian musuh baginya. Dan ia berencana untuk memanggang mangsanya saja.

ia tidak sengaja menoleh ke pinggir jalan. Ia ingin sekali mengalihkan pandangannya, tetapi sebuah senyuman indah dari bibir sexy seorang wanita yang berdiir di pinggir jalan membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangan. Ia seakan lupa dengan permainan yang sedang terjadi

ia tersadar dari ketermanguannya saat mobilnya sedikit terserempet oleh salah satu mobil dari kelima mobil tadi.

ini kali pertama seorang wanita bisa membatnya menoleh dua kali, bahkan betah menatap wanita itu lama. Dan sialnya musuh-musuh tidak tau diri itu membuatnya kehilangan kesenangan.

Dengan wajah dinginnya Baxter membuka pintu mobilnya dengan keadaan mobil masih berjalan. Kemudian menancapkan satu jarum kecil istimewa di ban mobil yang menyerempetnya tadi. ban mobil itu meledak dan mengeluarkan api yang menjalar ke tangki bensin hingga tubuh mobil beserta isinya terbakar.

𝗕𝗘𝗗 𝗙𝗼𝗿 𝗧𝗵𝗲 𝗘𝗬𝗘𝗦 (𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن