CHAPTER 07 ; LIKE HIM

58.6K 4.1K 223
                                    


"Aku akan cepat belajar" Ucap Keana berusaha tersenyum meski ia merasa tidak nyaman.

"Aku berharap sebaliknya"

Keana mengerutkan keningnya untuk mengerti arti kalimat Baxter. Maksudnya, ia tau jika Baxter berharap agar ia tidak cepat belajar. Tetapi Keana tidak mengerti mengapa suaminya itu berharap demikian.

"Karena semua akan berbeda setelah kau mengerti pelajaranmu" Ucap pria itu melihat kerutan di kening istrinya yang kemudian ia usap agar menghilang.

******

"Ruangan mana saja yang bisa kau ingat letakkanya Keana?" Ucap Baxter.

Pria tampan itu berdiri di dekat jendela besar kamarnya, memperhatikan Keana yang sedang mengenakan pakaiannya di samping ranjang.

"Aku berusaha menghafalnya dari atas sini, satu kamar di kanan ruangan ini yang tidak memiliki barang istimewa hanya nakas dan ranjang mungkin itu ruangan kosong dari pintu 15 langkah serong kekiri untuk menuju ranjang dan nakas tepat di kanan ranjang-"

"Lebih rinci Keana" Peringat Baxter mengerutkan keningnya gusar, suaranya dingin.

Keana menghentikan aktifitasnya yang sedari tadi berusaha menarik resleting gaun di punggungnya, yang sepertinya menyangkut. Ia menghela nafas kemudian menjelaskan lebih rinci tentang keadaan setiap sudut ruangan di lantai lima ini yang ia ingat dengan jelas. Menjelaskan seperti yang di inginkan Baxter.

Bukan salahnya jika ingatannya begitu kuat, secara tidak sengaja itu terasah dengan sendirinya karena kebutaan yang memaksanya membutuhkan ingatan kuat untuk sampai kesebuah tempat dengan benar dulu di pantinya.

Berapa jumlahnya, dimana letaknya, berapa langkah dari kamar mereka. persis yang diajarkan Baxter.

Mansion ini besar, dan hanya untuk menjelaskan lantai lima saja membutuhan waktu kurang lebih 1 jam. Itu juga factor kerincian yang harus di perhatikan oleh Keana, karen Baxter berjanji akan menghukun istrinya itu jika Keana melakukan kesalahan.

"ku rasa di lantai lima mansion ini semuanya khusus untukmu. Aku bahkan jarang bertemu seseorang di atas sini." Keana kembali pada kegiatannya untuk menarik resleting di punggungnya.

"Baru kali ini aku bersyukur memiliki mansion besar ini sebagai tempat tinggal"

"hhmmm?"Gumamnya, bertanya apa maksud dari ucapan Baxter. Masih berusaha menarik resleting menyebalkan itu.

"itu akan memperpanjang waktumu untuk belajar" Baxter memperhatikan jemari indah milik Keana yang sedari tadi masih berusaha menarik resleting pakaiannya.

Keana menghela nafas lelah, bahunya meluruh. Ia merasa lelah sedari tadi mencoba menarik resleting itu. Resleting yang entah mengapa sangat sulit untuk di tarik.

Wanita itu mengusap tengkuknya karena merasakan hembusan nafas seseorang disana. Keana menutup mata merasa gugup karena sebuah jemari dengan lembut menyentuh punggungnya.

Keana memekik terkejut karena pemilik tangan itu menarikkan resleting gaunnya dengan cepat dan keras. Ia menegang karena masih saja sering merasa gugup saat Baxter menyentuhnya.

"Aku tidak suka kau cepat belajar Keana"

"Kenapa?"

Baxter diam tidak menjawab pertanyaan dari suara lembut milik istrinya itu. Selalu begitu.

"Baxter, aku ingin bertanya" Keana membalikkan tubuhnya menghadap Baxter. Ia meraba dada suaminya hingga kewajah, mengusap kedua mata pria itu agar bisa menatap mata yang ia sadar tidak pernah benar-benar ia tatap.

𝗕𝗘𝗗 𝗙𝗼𝗿 𝗧𝗵𝗲 𝗘𝗬𝗘𝗦 (𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘)Kde žijí příběhy. Začni objevovat