CHAPTER 4 ; DEFERENTIAL

57.5K 4.4K 179
                                    


Bella menghela nafas, wanita paruh baya itu berfikir keras bagaimana cara menjauhkan Keana dari jangkauan Baxter. Tetapi itu tidka mungkin, karena membahayakan nyawa penghuni panti yang lain.

Atau ia harus membujuk Keana untuk menolak Baxter. Tetapi Baxter akan membunuh Keana berserta penghuni panti juga. Semua itu sangat sulit.

“Jangan coba menghindar. Atau panti di kota ini akan menanggung akibatnya.”
Baxter tiba-tiba saja muncul di depan pintu. Menyeringai karena mengejutkan Bella lallu benar-benar menghilang.

*****
Baxter baru saja tiba di mansionnya yang terletak di tengah hutan. Pria itu berjalan dengan gagah kearah lantai dua. Pria itu berjalan kearah balkon setibanya ia berada di lantai dua rumahnya.

Aric dan Barnett datang dari arah belakangnya. Tanpa melihatpun Baxter akan tau. Seterlatih apapun orang kepercayaannya itu Baxter masih lebih di atas mereka.

“Mr?” ucap mereka Barnett bertanya. Karena mereka di panggil oleh tuannya itu.

“Persiapkan pesta pernikahan” ucap Baxter membuat kedua orang kepercayaannya itu menoleh cepat. Lalu saling menatap. Mereka tidak berani berbicara lebih selain menjawab pertanyaan atau memberikan informasi yang perlu di ketahui tuan mereka itu.

“Kapan kalian bisa menyelesaikan itu semua?” Baxter menatap kebawah mansoinnya.

“Secepat yang Mr. minta”Jawab Barnett.

“Undang saudara dari jauh”

“Apa tidak berbahaya?” Aric berbicara setelah diam beberapa saat.

Karena yang di maksud Baxter saudara jauh itu adalah mavia internasional. Yang bahkan mereka tidak tau apakah mereka menympan dendam terhadap tuan mereka itu atau tidak.

“Fikirkan siapa yang berani melawanku” ucap pria itu berbalik melewati kedua ornag kepercayaannya itu.

*****

Baxter berdiri di depan ranjangnya, prai itu memjamkan mata. Mengingat bagaimana saat seorang gadis buta sedang tertidur di ranjang itu. saat wajah polos bangun tidur itu terbuka. Baxter menyukai  pemandangan dimana gadis bernama Keana Brave itu berada di ranjangnya.

Ia menginginkan gadis menggoda itu. ia ingin menjadi pemilik gadis itu. dan apa yang ia mau harus ia dapatkan sesegera mungkin.

Baxter keluar dari kamarnya, berjalan kearah ruang kerjanya.

Aric masuk kedalam ruang kerjanya sesudah mengetuk pintu runag kerja itu.

“Seorang gadis sudah siap Mr.”

Baxter berdiri menuju sebuah kamar di lantai dua yang kusus untuk tempat bermainnya dengan para perawan yang mau memberikan tubuhnya kepada dirinya.

Baxter membuka pintu hitam itu. terdapat seorang gadis yang sudah berada di tengah ranjang hanay menggunakan dalaman berwarna merah. Seperti biasa mata gadis itu tertutup. Setiap gadis yang akan di bawa kemansiontidak boleh tau dimana letak pasti mansion itu. itu rahasia. Di dalam kamar itu tidak ada jendela hanya sebuah ruangan tanpa apapun itu yanag dapat membuat seseroang yang di kurung disana tidak dapt melihat keadaan luar.

Suara pintu terkunci membuat gadis di dalam mendongakkan kepalanya.

Biasanya Baxter akan menyukai pemandangan saat seorang perawan berada di ranjangnya. Tetapi kali ini ia berharap seroang gadis buta yang berada di sana.

Baxter mendekat kearah ranjang menyentuh tubuh gadis itu. memberi kecupan di leher dengan keras. Dan melumat bibir gadis itu ganas.

Wanita itu melenguh dan mendesah sesuka hatinya.

𝗕𝗘𝗗 𝗙𝗼𝗿 𝗧𝗵𝗲 𝗘𝗬𝗘𝗦 (𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘)Where stories live. Discover now