Part 30

12.2K 782 135
                                    

Happy Reading
Typo Masih ada dimana mana.
..

Pada malam harinya dilanjut dengan walimahan/ pesta pernikahan Rizky dan Syifa.

Rizky dan Syifa malam ini akan mengenakan dua model busana yang akan dipakai bergantian,yang pertama yaitu pakain adat aceh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rizky dan Syifa malam ini akan mengenakan dua model busana yang akan dipakai bergantian,yang pertama yaitu pakain adat aceh.  kemudian sesuai rencana dipertengahan acara mereka akan berganti costume, Syifa memakai gaun pengantin berwarna putih, kemudian Rizky dengan stelan tuxedo hitam.

Rizky dan Syifa sudah berada diatas pelaminan, sesi rangkaian acara yang telah disusun pun segera dimulai.

"Para Hadirin yang terhormat, Marilah kita saksikan bersama-sama pembacaan puisi oleh Ananda Syarif yang merupakan sepupu dari mempelai pria"

Suara Mc yang memandu jalannya serangkaian acara menggema diseluruh penjuru gedung.

Para Tamu undangan yang tadinya sibuk mengobrol, seolah dihentikan secara bersamaan, suasana menjadi hening seketika

Seorang pria berpostur tinggi dan tegap berjalan menuju posisi tengah ruangan, semua mata tertuju padanya, kini ia menjadi pusat perhatian.

Seorang pria berpostur tinggi dan tegap berjalan menuju posisi tengah ruangan, semua mata tertuju padanya, kini ia menjadi pusat perhatian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bidadari Syurgaku
...

Dalam dekapan semilir angin
Ku goreskan seruncing rasa dalam kertas putih.

Aku suka hening.
Karena dalam hening aku bisa rasakan getaran tak bernama dari dirimu yang tak bernama pula.

Kamu tak bernama dalam lisanku.
Tapi kamu bernama dalam sebait doa yang ku langitkan di sepertiga malam, kuberi kamu nama 'Bidadari Syurga'

Bidadari Syurgaku.
Aku bukanlah pangeran berkuda putih seperti di negeri dongeng.
Aku juga bukan panglima perang yang menghunus pedang di medan pertempuran rasa.
Aku juga bukan sang pujangga yang memiliki panah pemikat berupa sebait syair.
Bukan, bukan.
Aku hanyalah lelaki yang kelak ditakdirkan menjadi jodohmu.

Aku hanyalah lelaki biasa.
Lelaki biasa yang akan menjadi imammu.
Lelaki biasa yang akan menjadi nakhoda, melayarkan kapal yang kelak kita sebut 'Rumah Tangga' Mengarungi lautan tanpa penghujung, mengarungi badai gelombang yang goyahkan kokohnya kapal kita.

HINGGA AKHIR WAKTUWhere stories live. Discover now