Part 7

14K 869 50
                                    

Happy Reading
Typo Masih ada dimana mana
...

Berbeda dengan hari minggu sebelum- sebelumnya. Kalau biasanya Syifa menghabiskan hari liburnya bersama Ali. Kali ini Syifa hanya berdiam diri di rumah.

"Lo ngapain ke rumah gue, main nyelonong lagi kedalam. Bakat jadi maling juga lo ternyata" Syifa melempar bantalan sofa yang berada di pangkuannya, tepat mengenai wajah Rizky.

"Bosen gue di rumah, mama lagi nginep di rumah Ina, bentar lagi kata mama Ina mau lahiran. Terus anak perjakanya ditinggal gitu aja di rumah"

Rizky curhat pada Syifa, walaupun ia tau curhat dengan Syifa itu gak berguna. Sebentar lagi Syifa pasti akan memaki-maki dirinya paling tidak mengejek.

"Terus?" Tanya Syifa

"Ya gue bosen, makanya gue dateng kesini" Jawab Rizky apa adanya.

"Makanya nikah, biar gak jadi cowo kesepian. Lo gak iri apa, ngeliat cowo cowo seusia lo udah gendong anak. Nah elu istri aja kagak punya" Ledek Syifa

"Lo gak mau nikah sama gue sih. Gue nungguin lo, makanya belum nikah-nikah" Rizky mengedipkan matanya.

"Abisnya lo jelek sih, jadi gue gak selera" Jawab Syifa dengan entengnya.

"Mata situ katarak kali ya. Orang ganteng maksimal gini dibilang jelek. Heran gue" Rizky mendelik kesal.

"Ganteng sih ganteng, kalau diliat dari atas monas" Syifa menjulurulkan lidahnya.

"Eh Syif, panggil gue kakak napa sesekali. Gue lebih tua 6 tahun lo dari lo. Lo mah gak tau sopan santun banget"

"Manggil om aja gimana? Kayanya lebih keren" Syifa menaik turunkan alisnya.

"Apa gak sekalian panggil gue kakek aja, biar lebih afdhol gitu" Cibir Rizky.

"Hahah kefikiran sih gue mau manggil kakek, soalnya lo kan terkadang lebih fikun dari kakek kakek sekalipun"

"Pernah gak sih lo kefikiran kita bisa ngobrol kayak orang orang normal gitu. Jangan nyolot nyolotan kayak gini mulu" Rizky terlihat serius.

"Masalahnya sebenarnya gini, gue kan normal nih, terus lo yang jadi lawan bicara gue gak normal. Gimana caranya obrolan kita bisa normal kayak orang lain coba" Jawab Syifa dengan entengnya.

"Oke fix, nyesel tujuh turunan gue ngomong bae bae sama lo tadi. Gak guna" Ucap Rizky kesal.

"Hahahah belagu banget bilang tujuh turunan, ngasilin keturunan satu biji aja lo belum bisa" Ledek Syifa lagi.

"Daripada darah tinggi gue naik nih, mending kita tanding main ps aja ya. Bair stik ps yang berbicara. Kalau kita berdua yang ngobrol gini, kesehatan kejiwaan gue terancam" Rizky memberikan penawaran.

"Hahahha kalau kalah gimana?" Tanya Syifa.

"Serah sih" Jawab Rizky

"Kalau lo kalah, gaji lo bulan ini setengahnya kasi ke gue" Syifa tersenyum licik.

"Dasar mata duitan" Cibir Rizky.

"Mata gue gak ada duitnya, nih liat nih" Syifa membuka matanya lebar-lebar.

"Terus kalau gue menang?"

"Serah lo juga dong ogeb" Jawab Syifa.

"Oke kalau gue menang, satu bulan penuh lo harus jadi babu gue. Siap siaga kalau mau gue suruh-suruh" Rizky tersenyum licik.

"Oke" Syifa setuju.

Lalu Syifa dan Rizky memulai tanding main Ps, Syifa terlihat sangat bernafsu untuk menang.

"I'm Winner" Rizky berteriak kegirangan sambil goyang bang Jali.

Sepintas Syifa terlihat menyinggungkan senyumnya. Kedatangan Rizky hari ini cukup menghibur untuk Syifa, meskipun Syifa terlihat baik-baik saja tidak seperti gadis gadis yang sedah patah hati pada umumnya, tapi pada kenyataannya Syifa juga merasakan hal itu. Hanya saja Syifa bisa menutupinya dengan sifatnya yang ceria dan heboh.

Sementara itu tanpa Syifa sadari, Rizky sebenarnya melihat senyuman Syifa yang sekilas tersebut. Katakanlah Rizky selalu menyebalkan untuk Syifa, seperti kedatangannya pagi ini yang hanya bertujuan untuk merecoki Syifa. Tapi dibalik sifat menyebalkan yang Rizky tunjukkan pada Syifa, ia punya maksud lain. Rizky sedang berusaha membuat Syifa melupakan sejenak rasa sakit yang sedang Syifa rasakan.

"Satu bulan kedepan lo bakal jadi babu gue" Ucap Rizky.

"Gak ada sebutan yang lebit elit dari babu apa ya?" Syifa berdecak kesal

"Ada" Jawab Rizky

"Asisten kan?" Tanya Syifa

"Kagak lah, terlalu elit bah sebutan itu buat lo. Pembokat lah" Rizky tertawa renyah.

"Apa bedanya ogeb, huh"

"Jadi mulai hari ini, kalau gue suruh ngapa-ngapain harus nurut gak boleh bantah" Perintah Rizky.
...

Setelah Rizky kembali ke rumahnya, Syifa memutuskan untuk menonton saja. Mengurangi rasa bosan yang menyerang dirinya.

"Syifa" Bang Randy menoel-noel lengan Syifa.

"Ali datang tuh, katanya mau bicara sama kamu"

"Suruh aja pulang bang" Jawab Syifa dengan entengnya.

"Gak boleh gitu atuh dek, kamu jumpai aja dulu. Bicara baik-baik" Ucap bang Randy dengan bijak.

"Bicara baik-baik sama dia gak ada lagi dalam prioritasku bang" Syifa masih kekeuh dengan pendiriannya.

"Paling tidak jumpai dia de, sampaikan apa yang harus kamu sampaikan. Gak baik lo lari dari masalah" Bang Randy mengelus puncuk kepala Syifa.

"Oke, tapi jangan salahkan aku kalau nanti kalau itu orang bakal bonyok ditangan aku bang" Syifa bangkit dari sofa. Syifa lalu berjalan menuju teras rumah.

"Ngapain lo kesini"

Syifa memulai pembicaraan dengan nada yang terdengar tidak santai. Otomatis Ali langsung menoleh kebelakang. Terbersit rasa lega di hati Ali ketika mendapati Syifa masih mau menemuinya.

"Kita harus bicara berdua Syif" Suara Ali terdengar bergetar.

"Dasar bego, ini kita lagi ngomong bukan lagi ketawa-ketawa" Jawab Syifa dengan sinis.

"Syif, apa yang kamu liat itu gak seperti yang terjadi sebenarnya. Aku bisa jelasin" Ali berdiri, lalu mendekat kearah Syifa.

"Bisa gak ngomongnya gak usah bertele-tele. To the point aja"  Jawab Syifa ketus.

"Dan satu lagi, jangan dekat dekat. Jaga jarak aman. Kalau dekat dekat gue anu lo gue tendang" Ancam Syifa.

"Gue itu gak ada apa-apa sama Megan, dia lagi sakit parah, gue cuma berniat nolongin dia. Mama gue sama mama dia itu sahabatan. Terus mama dia minta tolong sama gue buat jagain dia di kampus, gue cuma mau jaga amanah itu aja Syif. Tapi Megan malah mengartikan suruhan mamanya secara berlebihan. Aku gak pernah punya niat buat selingkuhin kamu Syifa, aku cuma cinta sama kamu, bukan sama Megan atau cewe lain. Jadin aku mohon jangan akhiri hubungan kita ini Syif" Ali menjelaskan semua apa yang terjadi sebenarnya tanpa ada yang ia tutup-tutupi.

Syifa tidak bergeming, ada berbagai rasa yang berkecamuk dalam hatinya. Lidah Syifa juga terasa kelu, untuk mengeluarkan sebuah jawaban atas penjelasan Ali.

"Syif" Ucap Ali.

"Semua ini belum berakhir kan Syif?" Tanya Ali.

"Aku butuh waktu sendiri, sekarang kamu pulang" Setelah mengatakan itu Syifa langsung berlari masuk kedalam kamarnya.

...

Tbc

Vote dan Coment jangan lupa.

Jangan jadi pembaca gelap ya😂

HINGGA AKHIR WAKTUWhere stories live. Discover now