Part 29

10.7K 775 144
                                    

Happy Reading
Typo Masih ada dimana mana.
...

2 minggu berlalu begitu cepat, tidak terasa Hari H yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Rizky dan Syifa telah tiba. Akad nikah akan dilangsungkan setelah selesai sholat shubuh berjaamaah di Masjid yang terletak di sekitar rumah.

Sebelum rombongan keluarga Syifa berangkat menuju Masjid, kira kira pukul tengah 4 dini hari Papa Romel mengumpulkan mereka semua di ruang tamu.

"Syifa" Ucap papa Romel membuka pembicaraan, Syifa mendekat kearah papa Romel.

"Putriku, tanggung jawab yang  papa emban terhadap kamu selama ini terhitung beberapa jam lagi akan segera berpindah ke pundak Rizky, hari ini papa akan melaksanakan tugas terakhir papa sebagai seorang ayah nak, mengantarkan kamu ke jenjang pernikahan, melepaskan kamu kepada lelaki yang akan melanjutkan tugas papa. Sayang, papa mohon izin atas semua kekurangan papa dalam mendidik dan membina kamu selama ini nak, terimakasih telah menjadi putri papa yang selalu papa banggakan, terimakasih telah menjadi alasan papa untuk selalu bahagia dan menjadi pelipur lara untuk papa selama ini, papa sangat bersyukur Allah telah anugrahkan kamu dalam hidup papa"

Untuk pertama kalinya, Syifa melihat papa Romel menangis terharu, biasanya papa Romel selalu terlihat tegar dan kuat dihadapan mereka. Syifa masuk kedalam pelukan papa Romel, menangis dalam pelukan hangat papa Romel. Papa Romel mengelus puncuk punggung Syifa dengan lembut, mengecup puncuk kepala Syifa.

"Syif, dengarkan pesan dan petuah papa ini ya nak. Sebentar lagi kamu akan menyandang status sebagai seorang istri nak, tanggungjawab seorang istri bukanlah tanggungjawab yang main-main. Nak, apapun  keputusan dan langkah yang akan kamu ambil akan berpengaruh besar terhadap kehidupan rumah tangga kamu kelak nak, jadi papa harap nak berusahalah untuk menjadi istri yang sholehah, istri yang taat pada suami, istri yang menjadi penguat untuk suami, jadilah istri yang apabila suamimu melihat wajahmu nak, rasa lelahnya bisa hilang begitu saja. Jadilah rumah ternyaman tempat suamimu untuk pulang setelah ia berpetualang mencari nafkah  diluaran sana. Nak, kelak kamu juga akan menjadi madrasah pertama untuk anak-anakmu, pesan papa jadikanlah dirimu kelak menjadi madrasah ternyman untuk anak-anakmu nak. Terakhir, papa berpesan apapun kelak masalah, dan cobaan yang menerpa dan menggoyahkan bahtera rumah tangga kalian. Papa tidak berharap kamu datang mengadu pada papa dan mama, yang harus menyelesaikannya adalah kamu dan Rizky, biasakan untuk menyelesaikan semua permasalahan dengan hati dan fikiran yang jernih, bukan karena menuruti emosi dan ego sesaat"

Bahu papa Romel sudah basah oleh air mata Syifa, setiap kata demi kata yang diucapkan oleh papa Romel benar-benar menyentuh sampai kelubuh hati Syifa yang paling dalam.

"Papa"

Syifa keluar dari pelukan papa Romel, wajah Syifa telah banjir oleh air mata.

"Papa, Ma..kasih untuk semuanya pa, dan maaf,  Syifa masih sering melukai perasaan papa dan mama. Syifa sayang papa mama, doain Syifa ya pa ma"

Mama chand menarik tubuh Syifa kedalam pelukan hangatnya, Papa Romel juga ikut memeluk Syifa dan mama Chandra.

"Barakallah ya sayang, doa-doa terbaik dari papa dan mama akan selalu menyertai setiap langkah kamu" Ucap Mama Chand dengan suara parau.

Suasana di ruang tamu rumah Syifa terasa mengharu biru, Randy dan Anwar yang menyaksikan juga ikut terhanyut dalam suasana haru.

"Mas, kok aku jadi ikutan sedih ya"

Rani menggandeng lengan Randy, dan meletakkan kepalanya di bahu kokoh Randy, Randy mengusap kepala Rani yang tertutup oleh jilbab dengan penuh kasih sayang.

"Jadi keinget kita 5 tahun yang lalu ya yang?;" Randy mengecup puncuk kepala Rani.

Setelah papa Romel dan mama Chandra selesai memberi petuah pada Syifa, kini giliran Randy dan Anwar.

HINGGA AKHIR WAKTUWhere stories live. Discover now