Part 42

144 6 0
                                    

"Bisa nggak sih kamu bersikap dewasa?!"

Air mata Freya tiba tiba ingin keluar sekarang juga. Pertama kali Hanif membentaknya, saat ia Pms, menahan lapar, dan disaksikan banyak orang yang melewati mereka.

Kecewa, itu yang Freya rasakan sekarang. Hati wanita itu mudah rapuh.

Freya menatap Hanif dengan mata yang berkaca kaca. "Maaf", kemudian ia berlari menjauh tanpa mempedulikan panggilan Hanif.

Hanif menendang tanah dibawahnya. Ia berlebihan, sampai membentak Freya seperti itu.

Ia hanya tidak ingin Freya manja, namun emosinya membuat Freya tersakiti.

Freya berjalan cepat ke arah toilet. Air matanya tidak bisa ia tahan lebih lama lagi.

"Gue benci sama Hanif, gue benci", Freya masih sesenggukan di dalam toilet.

"Ya ampun, si cewe manja. Pantesan Hanif nggak betah sama lo Fre, lebay tau gak. Dikit dikit nangis, cemburu, marah. Dasar kampungan", suara Citra membuat Freya menghentikan isakannya.

"Jauh jauh lo dari hidup Hanif, merepotkan!", setelah mengatakan itu Citra kemudian melangkah keluar.

Lagi, Freya sakit mendengarkan perkataan Citra. Selama ini Freya selalu menerima Citra sebagai sahabat pacarnya. Namun kali ini Freya tidak tahan lagi dengan semuanya. Emosinya di puncak ke labilan.

***

Freya telah menceritakan semuanya pada Keyla. Kini ia hanya melamun tanpa memperhatikan materi yang sedang guru sampaikan.

"Au!", Freya meringis memegangi perutnya. "Kenapa?", tanya Keyla menatap khawatir. "Sakit banget Key", jawab Freya masih memegangi perutnya.

Keyla langsung berdiri dan melangkah ke arah guru yang sedang mengajar. Entah apa yang ia bisikan. Kemudian ia kembali ke bangkunya dan menuntun Freya keluar dari kelas.

"Fre lo beneran gak papa? Gue beliin minum atau obat mau gak?" Tanya Keyla masih khawatir.

"Gausah, lo balik aja ke kelas. Buat tiduran juga ntar sembuh kok. Makasih ya Key", jawab Freya tersenyum tulus.

"Yaudah deh, gue balik dulu. Cepet sembuh ya Fre", Keyla mencubit pipi sahabatnya kemudian keluar dari UKS.

Kini Freya terbaring sendirian di ruang uks, ada penjaganya sih :).

Freya menatap langit langit ruangan tersebut. Ia ingat dulu Hanif datang saat ia membutuhkan seseorang. Hanif yang bisa merubah perasaan Freya secepat ini.

Meskipun orang lain menilai Hanif player, namun Freya tetap berfikir positif. Kini semua anggapannya salah, Hanif memang seperti itu ke semua perempuan.

Freya yang bahkan dulunya damai tentram dengan teman temannya, kini harus bermasalah dengan Citra.

Entah apa yang merasuki Freya kali ini. Pikirannya kalut. Ia mengambil ponsel di sakunya dan menekan kontak Hanif.

Freya :
Kita Break.

Dua Cinta Sama LukaWhere stories live. Discover now