Part 36

140 6 0
                                    

Bagaimanapun akhirnya nanti, saat ini aku hanya ingin bertahan. Bertahan untuk tetap berada disamping mu. Meski aku tau, banyak tusukan tajam di sekitar mu.

***

Sesampainya dirumah, Freya segera menemui ibunya yang sudah khawatir. Kemudian mandi dan makan malam berdua.

Jujur, mood Freya masih berantakan. Untung besok tidak ulangan, ia ingin merefresh pikiran.

Tiba tiba getaran ponsel membuatnya terusik. Freya melihat siapa yang menghubunginya namun ia enggan untuk menerima panggilan itu.

Ting!

Hanif :
Sayang, maaf tadi lupa. Kamu udah pulang kan?

Apa peduli mu, entah aku pulang atau tidak. Kau bahkan melupakan ku dan bersama orang lain, batin Freya.

Freya malas untuk membalasnya. Ia masih marah, dan kecewa pastinya. Lagi dan lagi panggilan masuk dari Hanif membuatnya kesal. Ia mematikan ponsel lalu menenggelamkan diri bertemu sang mimpi.

***

Hari ini Freya sengaja berangkat agak siang. Takut takut nanti bertemu Hanif. Ia tak sanggup.

"Pagi Key..", sapa Freya lemas. "Kenapa? Pms ya? Lemes gitu", Keyla menoleh kearah sahabatnya itu kemudian keluar dari game yang sedari tadi ia utak utik. "Galau aja", jawab Freya menenggelamkan kepala di meja. "Ceileh... pacaran masih bau kencur, udah galau aja", Keyla tertawa.

Freya tiba tiba menegakkan duduknya. "Key gue mau nanya serius, sini deh", Freya berbisik dan menarik Keyla lebih mendekat. "Lo, kalau misalkan liat Herry boncengan sama cewe lain, kesel gak?", tanya Freya yang dibalas anggukan antusias Keyla.

"Kalo Herry udah janji sama lo, tapi dia gak nepatin lo marah gak?", Keyla kembali menganggukan kepala. "Kenapa sih nanya gitu, Hanif duain lo?", tanya Keyla penasaran.

Freya berpikir sebentar. "Mungkin, dia kemaren canda trus rangkulan gitu sama Citra...". "Anjir! Kalau gue jadi lo udah gue tampar tuh cewek!!", Keyla menggebrak meja.

"Keyla, Citra...!!!!! Keluar kalian!", tanpa mereka sadari ternyata sudah ada guru di kelas. Karna masih emosi dan penasaran, Keyla menarik Freya keluar kelas.

Mereka cepat cepat menuju taman belakang agar tidak terlihat guru piket. Malas sekali jika harus berlari atau bersih bersih.

"Jadi, gimana ceritanya?", Keyla sangat penasaran. Freya menceritakan semuanya, hatinya sakit. Ia segera memeluk Keyla.

"Fre, gue kan udah bilang. Sekali playboy ya tetep aja gitu. Gue ngga rela lo dimainin gini Fre. Lo gak boleh jadi cewe lemah. Lo ngga pantes disakitin Fre, biar gue aja dulu yang nyakitin lo", Keyla membalas pelukan sahabatnya.

"Apaan dah, jadi bahas yang dulu dulu. Lupain deh", Freya kesal. Keyla hanya terkekeh. "Terus lo kemaren pulangnya gimana?", tanya Keyla.

"Jalan kaki lah", jawab Freya menyenderkan tubuhnya. "Untung lo aman Fre, bener bener tuh Hanif. Coba kalau ada apa apa sama lo, gue gak bakal maafin dia", Keyla kesal.

"Biasa aja kali ah. Rumah gue deket juga", jawab Freya. "Terserah, pokoknya besok lo ngga perlu nungguin dia. Dia bahkan jalan sama cewe lain Fre". Kenapa malah Keyla yang marah ya kawan kawan? Wkwk.

"Freya......",

Suara itu....., Freya sangat mengenalnya. Bagaimana dia bisa disini?.

Freya menolehkan kepala. Dan... benar saja. Seorang laki laki berdiri tepat di belakangnya.

Dua Cinta Sama LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang