Part 34

139 7 0
                                    

Aku benar benar tidak tau bagaimana memulainya. Aku sendiri tak mengerti apa yang sebenarnya terjadu.

***

Freya POV

"Gue suka sama lo"

Perkataan Hanif seketika membuat aku merinding. Bahagia, senang, ah entahlah aku tidak bisa menjelaskannya.

"Fre", kata Hanif membuatku kembali tersadar kemudian kembali menatapnya.

"Gue...suka...sama...lo..., dan gue gak suka basa basi. Oke..gue bukan cowo romantis. Gue mau nanya, lo... mau...gak...jadi...pacar...gue??", tanya Hanif yang kini berlutut sembari menggenggam tanganku.

"Gue mau", entah kenapa dari sekian juta kata hanya itu yang saat ini ingin aku ucapkan. Mungkin aku memang belum mencintainya, namun untuk sekarang bolehkah aku mencoba bersamanya?

Hanif tersenyum sembari mempererat genggaman di tangan ku. Kemudian bangkit dan memelukku. "Terimakasih", katanya. Tidak terasa satu bulir air mata membasahi pipiku. Semoga dia yang Tuhan takdirkan untukku.

***

Author POV

Dikelas Keyla mencari cari keberadaan Freya. Baru ditinggal ke kantin, eh sudah menghilang saja.

"Cit, liat Freya nggak?", tanya Keyla kepada Citra. "Bilangin sama temen lo, gausah sok sokan deketin Hanif", jawab Citra. Seketika fikiran Keyla gusar, Citra tau semuanya.

"Fre, lo dari mana aja", Keyla menghampiri Freya yang kini bergandengan dengan Hanif. "Hah? Dari taman. Kenapa?", tanya Freya bingung. "Gue mau ngomong", Keyla menarik Freya ke ujung koridor yang agak sepi.

Hanif yang merasa ditinggal melanjutkan langkah ke ruang kelasnya.

"Jadi, lo beneran sama Hanif?", tanya Keyla. Freya hanya tersenyum lebar. "Fre, gue nggak becanda. Citra tau semuanya. Lo kenapa sih Fre?", tanya Keyla kesal.

"Gue kenapa? Lo yang kenapa. Oke gue mungkin belum cinta sama Hanif, tapi gue bakal berusaha Key. Soal Citra, dia bukan pacar Hanif dan Hanif berhak pacaran sama siapa aja", jawab Freya emosi.

Keyla langsung memeluk sahabatnya itu. "Maaf Fre, bukannya gue ikut campur masalah pribadi lo, gue cuma khawatir", kata Keyla. Freya hanya menganggukan kepala kemudian tersenyum.

***

Seminggu semenjak Freya berpacaran dengan Hanif, semuanya masih baik baik saja. Tidak ada hal hal yang mencurigakan dan sebagainya.

"Fre, lo beneran pacaran sama Hanif?", tanya Citra yang kini berada di bangku depan Freya.
Freya membalas dengan senyuman tipis.

"Hah, gue kira Fre.. lo tu orangnya pendiem, gak neko neko. Eh bisa nikung juga ternyata", Citra berdecih. "Maksud lo?", Freya bingung dengan apa yang dikatakan Citra.

"Gausah pura pura bego. Hanif itu mantan gue dan gue nggak bisa jauh dari dia. Kenapa lo mesti pacaran sih? Ha? Lo nggak tau gimana perasaan gue?", tanya Citra.

"Lo kan punya pacar Cit, kenapa masih Hanif Hanif dan Hanif sih yang lo pikirin", Freya membela diri. "Liat aja nanti", kemudian Citra bangkit dan keluar dari kelas.

"Udah, ngga usah dipikirin. Kantin yuk", ajak Keyla yang tadi sebenernya menguping pembicaraan mereka. "Beb, kok kantin sih. Katanya mau nemenin aku", cibir Herry dari meja belakang. "Hehe, ini darurat", kata Keyla.

Di kantin Freya hanya memesan minuman dingin. Moodnya hancur. Freya tau jika Citra adalah sahabat Hanif sejak kecil, dan cinta pertamanya juga. Namun kenapa sikap Citra seperti ini? Seharusnya ia senang jika Hanif bahagia. Mungkin Citra tidak rela jika Hanif jauh darinya.

"Fre, nglamun aja", sapa Hanif membuat Freya terkejut. "E..eeh, nggak kok", jawab Freya terbata. "Kamu nggak makan?", tanya Hanif lagi. Freya menggelengkan kepalanya. "Loh Keyla mana?", ketika ia tersadar hanya ada mereka berdua.

"Balik ke kelas duluan. Kamu kenapa? Ada masalah?", Hanif mengusap kepala pacarnya itu. "Nggak", jawab Fre spontan. "Kamu kalo ada masalah jangan disimpen sendiri ya. Cerita sama aku. Kita harus jujur dan saling percaya, karena hubungan nggak akan bisa berjalan tanpa kejujuran", Hanif menggenggam tangan Freya kemudian mereka tersenyum.

Dua Cinta Sama LukaWhere stories live. Discover now