Part 16

174 7 0
                                    

Pagi yang sangat cerah bagi Freya. Yang dari mulai tidur, hingga mimpi, hingga kembali bangun lagi masih saja tersenyum lebar.

Dia bangun pagi sekali. Setelah melaksanakan kewajibannya, Freya segera beranjak.

"Ibuuuk", teriak Freya berlari menuruni tangga dan memeluk erat ibunya.

"Idiih.. kemaren aja nangiiis terus. Herry ye kan?", tanya ibu Freya geli.

Freya hanya nyengir lebar, kemudian mulai membantu ibu nya memasak. Ibu Freya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknya yang labil itu.

Setelah selesai dengan keperluannya, Freya bergegas untuk mandi. Jangan sampai hari senin terbahagianya hancur karena telat dan dihukum koras wc.. nggak banget.

                           ***

Tiba di sekolah

"Selamat pagi semuaaaa!!!!!!! Freya cantik disiiiiniiiiii....!!!!!", teriak Freya masuk kedalam kelasnya.

Deni langsung menghampirinya dan menempelkan punggung tangan ke dahinya.

"Adem aja, kerasukan lo Fre", Freya mendelik kesal. Kemudian mengalihkan pandangan matanya.

Tepat, tatapan mata Herry juga tertuju padanya, yang sedang tersenyum tidak jelas.

Freya seketika gugup. Ia langsung berbalik dan merapikan rambut serta seragamnya, kemudian berbalik lagi.

"Hai Herry", sapanya malu- malu. Herry hanya terkekeh melihat sikap Freya yang menurutnya absurd.

Freya kemudian melangkah ke bangkunya, dia menyapa Keyla dengan riang. Seperti tidak pernah terjadi apa apa diantara mereka.

"Hai Key, gimana kabarnya? Hari ini sarapan apa? Kangen nggak ama gue? Oh iya lo bawa topi gak? Biasanya kan lo lupa", Freya langsung mengacak isi tas Keyla.

Keyla tersenyum bahagia, akhirnya sahabatnya kembali ceria. Meskipun hatinya? Oh tolong jangan tanyakan lagi bagaimana rasanya.

Beberapa saat kemudian, terdengar pengumuman seluruh siswa harap menuju lapangan untuk melaksanakan upacara.

Freya yang biasanya malas malasan dan sering tidur di uks dengan alasan sakit, hari ini tidak.

Dia langsung menarik tangan Keyla dan berlari menuju lapangan.

"Pelan pelan ih Fre", kata Keyla berusaha melepaskan tangannya.

"Eh iya, lupa. Iya deh jalannya pelan aja. Ntar nyampe sana duluan dapet barisan terdepan yekan? Aiih males banget gue. Elo sih!", tiba tiba Freya medumel sendiri.

"Lah kok gue?", Keyla tidak terima. "Lah kan cuma ada elo, terus siapa lagi dong? Masak mang eno? Gak banget", Freya bergidik ngeri.

Bener bener kerasukan jin Freya hari ini.

"Key, lo depan ya. Gue pengen di ujung belakang, biar bisa liatin pangeran sihir", kata Freya.

Keyla hanya mengangguk kemudian melangkah maju.

Beberapa menit kemudian

"Ah tau gini gue tadi kedepan aja. Disini panas banget lagi. Mimi peri datanglah", oceh Freya sebal.

"Ekhm, yakali gue disamain mimi peri", tiba tiba suara cowok menyahut.

Freya langsung menoleh, dia sangat tau suara itu.

"Loh, ngapain disini?", tanya Freya heran. "Siapa sih yang tadi bilang mau liatin gue?", tanya Herry tersenyum lebar.

Pipi Freya memerah, ia segera tertunduk malu.

                         ***

Dua Cinta Sama LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang