Gumpal kelabu ibarat pencerah
bukan sinar surya yang bersembunyi dari pertiwi
mereka yang mengatakannya
beberapa paruh baya yang haus alir di lumbungnyaMereka tidak tahu benar tentang mengapa ini terjadi
tetapi masih berpegang teguh pada ego yang menyakiti tiap hati
dan sebuah lontaran kalimat yang tidak hanya sekali
berulangkali mengungkit rasa sendu di hatiTangisan langit menghujam
menyetubuhi bumi dan menenggelamkannya
merangkak naik sampai ke batas nafas
menghabiskan dari merekaDengkur terganggu di malam hari
tetapi memanjakan diri dan melupakan adalah kegemaran
sesal adalah akhir dari kebiasaan
tangis tumpah ruah membanjiri jalanMereka kembali
menyusupkan diri menghadap Tuhan
hanya bila diingatkan:-:
Hormon feromon dan endorfin.
Wew.
Trenggalek, 17 Maret 2018
15.02
YOU ARE READING
Mata Pena
PoetryKumpulan puisi Candraekamatra Di tulis sejak awal 2017 sampai pertengahan 2020