Ketuk jari di meja bergeletuk
gigi mengunyah rakus apa yang ada di hadapannya
menyisakan remah ibarat hujan bagi semut di bawah
berbaris bahagia sebab makanan tiba tanpa dimintaKini berganti pada daging merah yang menyenangkan
sepotong roti sisa dibiarkan tergeletak di ujung meja
tidak ada yang berani
sebab belati melindunginya
menumbuhkan sekali lagi ketamakan akan dahagaSegelas anggur meregang di tenggorokannya
tetapi kembali menyantap yang ia lakukan
sejurus lenyapkan dan sisakan tulangSepotong roti itu tersisa
ditinggal setelah ia membayar segalanya
meninggalkan kedai dengan perut busung
melewati peminta yang butuh:-:
Saya nulis ini saat pemadaman. Belajar belum semua. Pr kurang seperempat, mungkin, kalau bu guru nggak nanyain.
Hehehe...
Sekarang udah nyala, kok. Jangan khawatir sama saya.
Nunggu Ibu sama Adik tidur dulu, baru lanjut belajar. Ya, kalau nggak ketiduran seperti biasanya.
Trenggalek, 25 Februari 2018 : 22.13
Azizah Nurul Azmy
YOU ARE READING
Mata Pena
PoetryKumpulan puisi Candraekamatra Di tulis sejak awal 2017 sampai pertengahan 2020