Part 1

54.4K 1.6K 48
                                    

Happy Reading
Typo masih ada dimana mana.
..

Seorang gadis dengan stelan kaos hitam dan celan robek robek berlarian di lorong kampus, gadis itu bahkan tidak peduli dengan bahu mahasiswa lain yang ia tubruk dengan ganasnya.

"Mati, ruangannya lantai tiga lagi" Umpat gadis itu dengan suara ngos ngosan. Gadis itu sampai melompati beberapa anak tangga sekaligus.

Begitu sampai di depan pintu, gadis itu langsung mengetuk pintu dengan hati-hati. 

Gadis yang bernama lengkap Syifa Hanasalsabila itu membuka pintu secara perlahan, suasana kelas hening. Semua mata tertuju pada Syifa.

"Tutup pintunya"

Ucap dosen muda yang sudah berdiri tegap di depan kelas, Syifa menghembuskan nafasnya lega, setidaknya ia tidak disuruh keluar.

Syifa lalu menutup pintu kelas dengan pergerakan hati hati.

"Maksud saya tutup pintunya dari luar" Ucap dosen itu lagi dengan santai.

"Sial" umpat Syifa dengan suara pelan.

"Kamu bisa dengar ucapan saya barusan kan?" Tanya dosen tersebut.

"Iya pak" Jawab Syifa dengan nada suara lesu, Syifa lalu keluar dari kelas.
...

"Sumpah ya, om bangkot nyebelin banget. Padahal gue kan cuma terlambat 15 menit. Sadis banget jadi dosen. Lagian kenapa coba dia harus masuk jadi dosen di kelas gue semester ini. Bencana banget buat hidup gue" Syifa mengomel sendiri sambil menyeruput  teh manis dingin yang baru dia pesan.

"Woy pacar, lo telat juga" Ali mengambil posisi duduk di samping Syifa.

"Kalau gue gak masuk kelas artinya apa pinter, itu otak dipake napa sesekali" Jawab Syifa dengan nada judes.

"Nyolot amat sih bei" Ali mengambil minuman Syifa dan menyeruputnya tanpa minta izin.

"Gak modal banget sih lo" Syifa mengambil minumannya secara paksa dari tangan Ali.

"Sama pacar sendiri gak boleh pelit pelit tau" ucap Ali.

"Lah jadi manusia juga gak boleh pelit pelit, kalau haus ya beli minuman sendiri" Jawab Syifa skakmat.

"Iya iya, tapi  kalau minum bekas minuman lo lebih afdhol aja rasanya" jawab Ali sambil nyengir lebar.

"Kalau pelit mah pelit aja, gak usah ngeles" Syifa memicingkan matanya.

"Lo tau gak bei, masa tadi dosennya biarin gue masuk aja, abis itu dia suruh gue tutup pintu dari luar. Kan bangke" Umpat Ali.

"Gue juga udah di gituin tadi, makanya gue jadi badmood" Jawab Syifa.

"Eh bukannya  dosen yang tadi itu cowo yang biasa lo panggil om bangkot ya namanya Rizky Nazar kalau gak salah? Yang rumahnya depan rumah lo?" Tanya Ali.

"Iya emang, makanya nih gue keselnya nyampe ke ubun ubun rasanya" jawab Syifa dengan nada yang terdengar kesal.

"Gak boleh lo bei, terlalu benci sama orang lain apalagi sama cowo. Cinta sama benci itu bedanya tipis, nanti lo malah jatuh cinta lagi ama dia, Hayoloh?" Ali menoel noel pipi Syifa.

"Sekarang gue tanya lo pacar gue apa enggak sih?" Syifa menangkis tangan Ali.

"Ya pacar, kita resmi jadian di hari ulang tahun lo yang ke 17 tahun. Jadi terhitung sejak hari itu kita udah pacaran kurang lebih 3 tahun" Jawab Ali dengan mantap.

"Terus kalau pacar kenapa lo nyumpahin gue jatuh cinta sama si om bangkot bego" Syifa menjitak kepala Ali.

"Sakit gilak" Ali mengusap usap kepalanya yang dijitak oleh Syifa.

HINGGA AKHIR WAKTUحيث تعيش القصص. اكتشف الآن