The Start of feeling

Začať od začiatku
                                    

Mungkin dia lebih tenang dari biasanya. Tapi...justru itu yang membuatnya semakin harus diwaspadai.

Namun aku hanya diam tanpa menjawabnya. Karena itu bukan pertanyaan yang membutuhkan sebuah jawaban. Aku hanya menatapmya dalam diam.

“Kau lebih pendiam dari sebelumnya. Kenapa? Ada masalah?”.

Suasana dan auranya membuatku semakin gugup dan khawatir, tapi aku harus berusaha terlihat baik-baik saja.

“Langsung saja apa yang kau inginkan?”.

Tanyaku membuatnya tersenyum remeh.

“Kau cukup peka ternyata. Dan aku yakin kau juga pasti sudah tau jika aku ingin menghajarmu kali ini”.

Hah...

baiklah.

Ini dia...

aku melihatnya yang mulai mendekat padaku, dan sialnya aku benar-benar takut padanya kali ini.

Tatapan dan auranya terlalu kuat.

Sial! Apa yg akan terjadi padaku?

Menatapnya yang kini berdiri didepanku dengan jarak dua langkah kecil diantar kami, aku tidak bisa membaca apa yang Shinhan pikirkan kali ini. Tidak ada apapun yang ku dapatkan selain wajah dan mata dinginnya.

Dia hanya menatap seolah menilaiku. Dan itu semakin membuatku bingung dan khawatir.

Didetik berikutnya aku tiba-tiba merasa sakit di rahang dan wajahku karena tendangan tak terduga darinya hingga aku tersungkur seperti ini.

Sial!
Ah, brengsek! Ini benar-benar sakit!

#Author’s

Belum sempat Jongin mencoba duduk, Shinhan kembali menendang Jongin tepat didadanya. Membuat Jongin kembali tersungkur dan meringis memegangi dadanya.

Tendangan Shinhan terlalu keras, dan itu membuat Jongin merasa sesak dan terasa sangat nyeri didadanya. Jika seperti ini, Jongin tidak bisa bangun.

Jongin menatap langit-langit dengan nafas yang sulit dan mata memburam, pikirannya tidak bisa fokus dan terasa berputar karena oksigen mulai berkurang masuk kedalam otaknya. Tapi ia tetap berusaha untuk menguasai dirinya.
Bahkan ketika ia sulit untuk memfokuskan diri, ia merasakan tarikan di kepalanya hingga ia terpaksa duduk. Dan seseorang yang sudah jelas teman Shinhan mengunci tangannya dibelakang.

Jongin mulai berpikir, jika memang ini akhirnya. Ia akan menerima pukulan dari Shinhan tanpa perlawanan. Jadi dengan begitu, masalah akan selesai.

Tapi sialnya, apa yang teman-teman Shinhan lakukan padanya jauh diluar dugaannya.

"Mwoaneundago ssekia!!".

Teriak Jongin ketika ketiga teman Shinhan mulai mengunci dan melepas kancing baju dan melepas celana seragamnya.

Ini gila!  Apa yang coba mereka lakukan padanya,  itulah yang membuat Jongin sangat panik dan marah.

Dan sialnya lagi, perlawanannya tidak berguna karena ia kalah jumlah dan tenaga.  Selain itu kedua tangannya terus dikunci.

"Ya! Seo Shinhan!!". Teriak Jongin kembali pada Shinhan yang kini justru berjalan menjauh dan kembali duduk pada posisi awalnya.

Jongin menatap nyalang pada Shinhan yang hanya diam menatapnya Tanpa mengatakan apapun.

"Singkirkan tangan kalian!!".

Dan setelah benatakan itu,  Jongin kembali terdiam karena merasa sakit pada rahangnya yang di temdang oleh teman Shinhan.

The TruthWhere stories live. Discover now