Keinginan

17.9K 1K 8
                                    

Salam kenal..!! Sebelumnya terima kasih pada teman-teman yang sudah read cerita saya, semoga tetap istiqomah. Cerita ini diusahakan tiap hari update kok! Ya paling lama 3-4 hari dan gak molor lebih dari itu! Aamiin.. sekali lagi terima kasih buat teman-teman, mbak-mas yang sudah baca! ❤❤🙌

Happy reading!
Psst... bacanya pakai hati yaa.. terima kasih. Salam semangat❤❤❤😊

_____________


Minggu malam biasanya dihabiskan oleh Anaya untuk memeriksa banyak laporan, tetapi entah mengapa mood Anaya sedang bagus dan menghabiskan waktu untuk mengerjakan laporan serta konfirmasi revisi laporan sejak Minggu sore, kini ia hanya tidur-tiduran melihat katalog liburan. Ia sangat ingin liburan ke Lombok, apalagi sejak pernikahannya berlangsung Anaya hanya menghabiskan waktu di rumah.

"Ingin cari suasana baru?" Tanya suara berat itu. Fakhri, suaminya.

Anaya tak menyahut lalu ia merasakan punggungnya dipijat oleh Fakhri seperti biasa, cara Fakhri memanjakan Anaya.

"Besok udah Senin, mana bisa" kata Anaya malas.

"Mintalah cuti dua pekan sayang, kita pulang ke rumah keluargaku, bagaimana?" Tawar Fakhri.

Kalau saja tidak ada masalah antara keduanya, pasti Anaya sudah menghambur ke pelukan suaminya, tapi berhubung keduanya ada masalah, maka otak Anaya memprosesnya sebagai hal yang negatif.

"Oh, karena sudah ketahuan kamu baru berani ngajak aku ke rumahmu? Mengunjungi keluargamu... menyapa anak dan istrimu yang lain di sana? Begitu?" Jawab Anaya datar.

"Aku sudah merencanakannya lama sayang, ya? Pekerjaanmu bawa saja.... ya??" Bujuk Fakhri tanpa mengindahkan tuduhan Anaya.

"Aku mohon, ya?" Lanjut Fakhri.

"Terus kapan berangkatnya?" Tanya Anaya ogah-ogahan.

"Besok" jawab Fakhri simple sambil merebahkan tubuhnya.

"Iya lihat besok dapat cuti atau gak" kata Anaya sambil membenarkan letak bantalnya lalu ia memiringkan tubuhnya membelakangi Fakhri.

"Sayang.." panggil Fakhri dengan suara seraknya, Anaya cukup tahu apa yang akan Fakhri katakan.

"Aku kangen" tukas Fakhri.

"Lalu?" Tanggapan Anaya tanpa menoleh disambut tangan Fakhri yang mulai memeluk Anaya mesra, tanpa bisa menolak Anaya menurut dan mencoba melakukan dengan ikhlas kewajibannya sebagai istri kepada Fakhri.

===========================

Embun masih terjaga setelah hujan deras semalam, padahal hari telah berganti dan memaksa cahaya mentari melesat masuk pada sebuah ruang bertirai putih, menghembuskan sejuk yang menyegarkan bagi dua insan yang sedang berselimut.

"Ya Allah sudah pagi begini, duh, bisa terlambat nanti" seru seorang perempuan yang segera beranjak menuju kamar mandi meninggalkan kasur empuk dan lelaki di sebelahnya. Kepala Anaya masih pusing saat berjalan menuju kamar mandi, selepas shalat subuh ternyata Anaya dan suaminya tidak sengaja tertidur.

Cukup bagi perempuan itu beberapa menit saja untuk mandi dan segera memakai baju kantornya, jilbabnya sangat pas melindungi rambut hitam panjangnya.

"Anaya" panggil sebuah suara beratnya, Anaya dengan cekatan menyodorkan secangkir kopi pada lelaki itu. Lelaki itu tersenyum, tapi Anaya tidak terlalu memedulikannya. Anaya menghadap kaca besarnya, bercermin dan memakai make up seperlunya, segera ia berpamitan dengan Fakhri yang baru saja keluar kamar mandi.

Kesempatan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang