Harapan

4.8K 234 28
                                    

"Assalammualaikum... Anaya.." Suara tantenya tampak bergetar dan terburu-buru.

"Tante mohon kamu segera pulang ya dari kantor.. dan langsung menuju rumah kamu.." kata Tante Reina yang tampak cemas.

"Loh kenapa Tante? Sejam lagi Anaya bisa pulang. Nanggung sekali tante, masih jam 2 siang gini.. Ada apa tante?" tanya Anaya sambil menutup laptopnya. Anaya merasa enggan untuk pulang, apalagi karena adanya Ziyah di rumahnya. Telfon dari tantenya untuk meminta dirinya pulang bagi Anaya adalah sebuah hal yang menyebalkan.

"Kamu kenapa tidak bilang kalau kemarin kamu sempat jatuh? Bahkan karena didorong oleh perempuan yang kemudian om kamu tahu adalah istri lain Fakhri? Bagaimana bisa kamu merahasiakannya?!" jelas Tante Reina panik.

"Bagaimana bisa om dan tante tahu? Pak Indra yang bilang?" curiga Anaya.

"Awalnya tante yang melihat laporan hasil pemeriksaan itu di lemari baju kamu. Tante hanya berniat untuk merapihkannya saja dan saat menemukan itu tante sama sekali tidak merasa khawatir, malah senang, sehingga tante bilang ke om kamu.." kata Tante Reina.

"Yang buka laporan hasil pemeriksaan itu om kamu karena rasa senangnya sayang.." lanjut Tante Reina.

"Om kamu benar-benar naik pitam setelah melihat visum yang dilampirkan juga di dalamnya.. dan laporan itu ada tanggalnya Anaya..., tepat setelah kepulangan kalian yang ingin pulang terpisah, maka om kamu curiga bahwa laporan-laporan itu ada hubungannya dengan Indra.... Om kamu dengan emosi menghubungi Indra, tapi Indra menolak untuk menceritakan yang sebenarnya terjadi ..." imbuh Tante Reina.

"Pada akhirnya om kamu menghubungi pemilik restoran semalam dan melihat dengan kepala matanya sendiri saat kamu didorong oleh perempuan itu" terang Tante Reina lagi.

"Om kamu kemudian segera pergi ke rumah kamu Nay, dia baru saja berangkat, bahkan sudah menghubungi polisi" imbuh Tante Reina yang cemas.

"Terus kenapa Anaya baru tante kabari soal ini tante...? Semua itu om sendiri yang cari tahu?" selidik Anaya tidak menyangka.

"Kamu tahu siapa om kamu... tentu itu bukan hal yang terlalu merepotkan baginya.. Tante tidak diperbolehkan untuk menghubungi kamu Nay soal ini.. Tapi tante merasa ini akan semakin memperkeruh masalah keluarga kamu.. jadi tante merasa kamu harus tahu.. ini tante masih on the way ke rumahmu... Kamu juga harus ke sana Nay, karena pada akhirnya om kamu memang tahu kalau perempuan itu sedang ada di rumahmu" kata Tante Reina panjang lebar.

Keterangan Tante Reina tiba-tiba memunculkan kekhawatiran, terutama pada si kecil Ara yang bisa saja mengalami trauma atau sejenisnya jika melihat ibunya bermasalah dengan polisi.

"Tapi kan tidak ada keadaan serius yang perlu dipermasalahkan Tante.. Pemeriksaan sejenis visum itu juga intruksi dari Pak Indra.. Anaya tidak menganggap itu harus dilakukan, tetapi mau tidak mau harus mengiyakan, karena Anaya tidak berpikir itu akan menjadi masalah seperti ini Tante" jelas Anaya.

"Sudahlah sayang, kamu harus segera bergegas... Tante akan coba mengulur waktu di sana sampai kamu datang.. Kamu hati-hati ya.."

===================


Pintu rumah dibuka oleh Fakhri, sementara Ziyah tetap berada di ruang makan.

"Om.." Fakhri agak terkejut melihat om Anaya, Om Aldi berada di depan rumahnya bersama dua orang polisi.

"Mana perempuan itu?" tanya Om Aldi pada Fakhri tanpa mengindahkan pernyataan Fahri untuk masuk ke ruang tamu.

"Perempuan Om? Siapa? Siapa yang om maksud?" tanya Fakhri.

Kesempatan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang