Dua puluh sembilan

303 28 4
                                    

Gak kerasa ya udah mau bagian tiga puluh, semoga ceritax gak ngebosanin. Dan.... Maaf untuk kalian yang udah nunggu lama, maafin author ya 😑 kemarin2 lagi pulang kampung jadi gak sempat update. Oke next ya....

Santi memekap mulutnya lalu menoleh ke arah safira. "Apa yang harus gue lakuin? Mereka berdua sahabat gue". Batin santi bingung dengan situasi yang dihadapinya. Di satu sisi ia tak mungkin membiarkan safira melihat inge dan vernon karna itu akan sangat menyakitinya. Namun di sisi lain ia juga ingin menyapa inge, memeluknya dan menanyakan kabar sahabatnya itu. Empat tahun telah berlalu sebagai sahabat ia tak pernah marah karena ia tahu jika kepergian inge saat itu pasti memiliki alasan, alasan yang hingga saat ini belum diketahuinya namun melihat inge tersenyum bahagia bersama vernon benar-benar membuatnya lega.

"Inge sumpah gue kangen bangat sama lo. Tapi...  Ini bukan waktu yang tepat ". Santi menatap inge dari kejauhan dengan mata berkaca-kaca ingin menangis. Rindu pada sahabat lamanya itu. Namun sebisa mungkin ditahannya untuk tak menitikkan air mata.

"Gue harus lakuin sesuatu". Santi cepat-cepat mengambil ice cream pesanannya dan membayarnya tanpa mengambil uang kembalian membuat mas tukang ice cream itu heran. "Gue harus bantuin inge. Maaf ra bukan gue gak percaya sama lo tapi gue yakin inge gak salah". Batin santi Berjalan mendekati safira yang sejak tadi menunggunya.

"Ra, gawat nih bokap nyokap gue udah nelfon. Anterin gue pulang yuk entar gue diceramahin". Ajak santi pura-pura panik dan gelisah namun pandangannya selalu melirik inge dan vernon. "Oke, tapi lo liat apaan sih?". Hendak mengikuti arah pandangan santi namun dengan cepat santi mencegahnya. "Ra buruan".

"Iya iya, lo sih jadi anak mami. Liat kan sekarang keluar bentar aja udah di cariin sana sini". Cibir safira pura-pura sinis. "Pokoknya kita pulang sekarang". Menarik safira menjauhi area taman.

"Jadi bener". Surya tersenyum getir menatap inge dan karel yang terlihat asik bercerita dan sesekali terlihat tertawa bersama.

"Cabut guys". Surya berjalan meninggalkan edo dan dion dengan raut wajah muram. "Loh...  si tata surya kenapa malah pergi?". Ucap dion kebingungan dengan tingkah aneh surya. Edo mengedikkan bahu pertanda tak tahu. "Karel pasti punya alasan menyembunyikan semua ini". Batin edo tersenyum tipis melihat karel yang baru saja meninggalkan taman bersama inge.

"Yon gue duluan". Memutuskan pergi dari sana untuk menenangkan otaknya yang terus bekerja memikirkan hubungan karel dan inge. "Do ice cream nya gimana?". Tanya dion kebingungan. "Lo yang bayar". Teriak edo terus berjalan seraya melambaikan tangannya pergi meninggalkan dion tanpa rasa bersalah. Dion sendiri mengumpat dengan kesal karna harus membayar semuanya dan parahnya saat ini ia seperti anak kecil memegang ice cream dikedua tangannya sambil menahan tetesan-tetesan ice cream yang mulai meleleh.

"Awas lo berdua". Kesal dion merasa malu diliatin banyak orang. "Weit... Kalau gak salah tadi si sapira ada di sini juga, terus ke mana tu cewek". Dion mengedarkan pandangannya mencari keberadaan safira. "Udah pulang kali ya, daripada harus sakit hati, bener-bener pilihan yang baik". Ucap dion sok bijaksana.

"Yah tadi dokter bima nelfon katanya mau ketemu ayah". Ucap diva baru saja selesai menidurkan el dan ellen. "Dokter bima?". Tanya brama dengan raut wajah sedikit terkejut yang di angguki diva. "Yasudah besok ayah akan menemuinya lagi pula kedatangan ayah ke sini untuk menemuinya".

"Inge belum pulang ya bun?".

"Belum yah, katanya mau ketemu vernon". Brama terdiam memikirkan sesuatu.

Brama dan diva memang sudah mengetahui perihal hubungan inge dan vernon. Inge sudah menceritakan semuanya pada mereka tanpa menutup-nutupi apapun lagi. Termasuk insiden kecelakaan yang dialami vernon hingga membuatnya amnesia. Keputusan inge untuk tetap mempertahankan rumah tangganya bersama vernon mendapat dukungan dan restu dari brama dan diva apalagi el dan ellen sangat membutuhkan sosok vernon sebagai ayah mereka.

Verin (vernon & inge) Where stories live. Discover now