❄ Empat

317 26 2
                                    

Satu minggu kemudian.

Vernon dan inge menjalani aktivitas keseharian mereka seperti biasa. Seperti tak terjadi apapun pada kedua nya.

Namun ada sedikit perubahan yang terjadi pada hubungan kedua nya. Vernon yang sering kali cuek dan jutek pada inge kali ini sangat bertolak belakang ia sering kali menemui inge secara diam-diam di luar sekolah takut ketahuan sahabat-sahabat nya begitupun sebalik nya jika inge menginginkan sesuatu vernon dengan setia mencarikan nya.

Kejadian langkah itu sampai tercium oleh sahabat-sahabat vernon maupun inge yang curiga ada sesuatu diantara kedua nya. Kerap kali kedua nya terlihat canggung saat tak sengaja berpapasan. Hal itu membuat roy, dino dan ken curiga ada hubungan yang tak mereka ketahui diantara kedua nya. Setiap kali ditanya perihal hubungan mereka vernon maupun inge selalu mengelak dan bungkam soal hubungan mereka.

Seperti yang terjadi di kantin saat ini. Inge dan ketiga sahabat nya sedang menunggu pesanan mereka. Namun sudah beberapa menit pesanan mereka tak kunjung datang.

Melihat inge yang begitu kelaparan membuat vernon yang saat itu berada di kantin meninggalkan ketiga sahabat nya sambil membawa sepiring bakso di tangan nya menghampiri meja inge dan teman-teman nya.

"Woi vernon mau kemana lo?". Teriak ken bingung melihat vernon membawa makanan yang baru saja dipesan nya.

"Mungkin mau nambah saos kali". Tebak dino melirik saos di meja mereka yang kosong.

"Eh? Ngapain vernon nyamperin si macan?". Heran roy terus memperhatikan vernon.

"Lo berdua gak ngerasa aneh sama sikap vernon akhir-akhir ini?". 

"Gak mungkin lah. Lo budek ya? Vernon bilang apa.

''Dia gak ada hubungan apa pun sama si macan". Ken mulai mengaduk bakso nya siap menyantap nya. Tak percaya dengan ucapan roy.

Lain hal nya dengan dino yang penasaran dengan ucapan roy. Langsung mengikuti arah pandangan roy.

Kedua nya mengucek mata mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat. "Kita gak salah liat kan?". Dino dan roy saling menukar pandangan.

"Lo berdua liat apaan sih". Menoleh mengikuti arah pandangan roy dan dino.

"Busyet.... Itu beneran vernon?"

"Buat lo". Menyimpan piring bakso yang sama sekali belum di sentuh nya ke depan inge. "Jangan disisahin". Menatap inge datar yang juga menatap nya. Lalu melirik kedua shabat inge yang tak berkutik kaget akan keberadaan nya. Tepat nya vernon yang tak lagi musuhan dengan sahabat mereka.

"Hm". Ucap inge tak tahu harus menanggapi kebaikan vernon yang justru menghebohkan sahabat-sahabat nya.

"Seriusan lo!". Pekik santi dan debi bersamaan tetap menatap vernon yang masih berdiri di hadapan mereka.

"Lo berdua ngapain natap gue kayak gitu". Menautkan kening menegur debi dan santi yang menatap nya tak percaya dengan mulut terbuka.

"Hati-hati lo berdua gak dapat bakso entar makan lalat". Vernon tersenyum miring lalu berjalan tanpa dosa menuju tempat lemari minuman mengambil dua botol air mineral. Vernon kembali menghampiri meja inge dan kedua sahabat nya yang masih cengo menatap vernon tak percaya.

"Gak usah minum minuman bersoda". Meletakan sebotol air mineral di meja inge kemudian berlalu meninggalkan inge yang terlihat risih karena tatapan seisi kantin. Sementara teman-teman inge yang sedari tadi tak lepas dari menatapi sosok vernon karena tindakan nya.

"Sumpah!". Vernon habis kejedot apa bisa care sama lo". Pekik santi tak percaya.  "Iya, bukan nya kemarin lo bilang gak ada hubungan sama si hunter itu?". Tanya debi berfikir keras mengingat ucapan inge yang masih jelas di ingatan nya.

Verin (vernon & inge) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang