Dua puluh

380 25 6
                                    

Hujan memperdengarkan rintikkannya yang begitu deras menyelimuti dinginnya malam kota bandung. Aroma khas tanah yang menyeruak karena terkena hujan akan membuat siapa saja segera menarik selimut untuk tidur. Namun tidak untuk inge, gadis itu masih berdiri di balkon kamarnya menatapi derasnya hujan. Seakan tahu isi hatinya saat ini yang begitu kalut memikirkan keberadaan anak-anaknya.

Inge menatap hujan dengan tatapan kosong, sorot mata coklatnya memperlihatkan kerinduan. Menangis membuatnya lelah tak bisa membawa kedua anak-anaknya ke hadapannya. Namun bayang-bayang memori tentang mereka terus menghantuinya.

Selamat sayang!
Anak kamu kembar cowok cewek
Oma senang akhirnya kita kedatangan anggota baru.

Oma inge udah jadi ibu

Iya, sayang. Berikan nama untuk mereka.

El... Ellen

Itu nama mereka oma

Air mata inge kembali menetes mengingat hari dimana untuk pertamakalinya ia melihat el dan ellen lahir dengan wajah memerah mengeluarkan suara tangisan mereka. Bahagia, itulah yang dirasakan inge meskipun vernon tak bisa berada disampingnya saat itu namun kelahiran buah hatinya yang telah dinantinya selama sembilan bulan akhirnya memberinya kekuatan untuk melanjutkan hidup lagi.

Mama

Mama

Ellen cayang mam... Kak el juga cayang mam.

Saatnya tiup lilin

Selamat ulang tahun el... Ellen mam sayang kalian. Cup cup

Ellen sayang mam juga, iya kan kak el. Iih kak el diam telus mam.

Tapi ellen sayang kak el.

Ellen gak sayang sama oma?

Ellen sayang oma, de il, ma da.

Inge semakin terisak melawan derasnya hujan berharap oma warsa tak melihatnya. Wanita paru baya itu nyatanya melihat inge dari balik jendela dengan perasaan sedih melihat punggung inge yang bergetar karena menangis.

Flashback

"Itu mereka bukan?". Inge menoleh dan mendapati dua anak kecil seumuran el dan ellen berjalan dengan kedua orang tua mereka.

Inge terpaku di tempatnya dengan penglihatan mengkabur. Hingga membiarkan tubuhnya terkulai lemas di lantai.

"Inge!"

"Bangun sayang, jangan buat oma khawatir".

"Bagas cepat masuk ke dalam, inge pingsan". Ucap oma warsa menelpon supirnya.

Pak bagas dan oma warsa segera membawa inge.

Resepsionis itu menggigit jarinya merasa bersalah melihat kepergian mereka.

Flashback end

"Sekali lagi kamu melakukan itu, siap-siap angkat kaki dari perusahaan suami saya".

"Maaf nyonya". Menunduk memohon maaf.

"Zack, awasi dia ". Perintah maria

"Baik nyonya". Pria berjas hitam bernama zack itu menatap resepsionis bername tage winda itu dengan tatapan tajam.

"Ayo zack, anak-anak harus pulang". Maria beranjak dari sana.

"Lain kali jangan lakukan itu lagi". Ucapnya tanpa menoleh sebelum benar-benar pergi.

Verin (vernon & inge) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang