Empat belas

392 25 0
                                    

Brama dan dokter bima berjalan tergesa-gesa menuju ruangan inge dengan seorang penghulu. Ya keduanya sepakat untuk melaksanakan akad nikah malam itu juga meskipun malam semakin larut dengan mahar seadanya. Belum sempat keduanya masuk ke ruangan inge. Diva muncul dari balik pintu dengan berlinang air mata. "Yah inge pergi, dia ninggalin kita".

"Maksud bunda apa?". Tanya brama shock sekaligus terkejut mendengarnya. Sementara dokter bima terlihat sedikit kecewa. "Jadi bagaimana pak, dimana mempelai wanitanya?". Tanya pak penghulu itu kebingungan. Menyadarkan brama akan situasi yang mereka hadapi karena kepergian inge.

"Mempelai wanita?". Diva menatap brama meminta penjelasan. Lalu beralih menatap dokter bima.

"Iya bun, ayah berniat menikahkan inge seperti keinginan bunda". Diva memejamkan matanya membuat air matanya kembali menetes. Memikirkan harapannya yang tidak mungkin bisa terjadi karena inge menghilang begitu saja.

"Itu memang keinginan bunda, tapi itu gak mungkin terjadi yah, inge ninggalin kita, dia pergi yah". Lirih diva terus menangis.

"Inge pasti dengar semuanya yah". Ucap diva semakin terisak. Brama hanya bisa terpaku di tempatnya sekali lagi ia merasa telah gagal menjadi seorang ayah. Bagaimanapun sebagai seorang ayah ia menginginkan yang terbaik untuk inge namun seakan tuhan tak menyetujui semua itu brama justru menciptakan masalah baru yaitu kehilangan putri satu-satunya.

"Jika mempelai wanitanya tidak ada, maaf saya harus pergi". Tegas pak penghulu merasa kedatangannya sia-sia.

"Maaf pak kami tidak bermaksud menyusahkan bapak, sekali lagi kami minta maaf". Ucap dokter bima merasa tak enak.

"Yasudah, assalamu allaikum".

"Wa allaikum sallam". Ucap brama dan dokter bima bersamaan dengan rasa bersalah terhadap sang penghulu yang telah datang di jam selarut itu hanya untuk menikahkan inge dan dokter bima. Namun ternyata tuhan memiliki rencana lain untuk inge.

"Maaf nak bima, semuanya terjadi begitu saja". Ucap brama dengan sorot mata kesedihan yang begitu mendalam.

Dokter bima tersenyum menyembunyikan kekecewaannya. "Tidak apa-apa pak, saya mengerti".

Brama segera menghampiri diva yang terlihat sangat rapuh karena kehilangan inge. Naluri seorang ibu selalu merasakan apa yang dianggapnya buruk terhadap kondisi anaknya. Apalagi kondisi inge yang tengah hamil muda membuat diva terlalu berat menerima jika inge memilih meninggalkan mereka daripada harus dinikahkan dengan dokter bima.

Dokter bima menghela nafas kasar harus menelan kekecewaan dengan situasi yang dialaminya. Gagal menjadi suami sekaligus penyelamat bagi keluarga inge. Siap berkorban nyatanya tak bisa menentukan kebahagian berada di depan mata karena yang di atas telah mengaturnya dengan skenario yang begitu apik dan sulit untuk ditebak manusia.

Sementara sosok gadis yang menjadi kekhawatiran bagi brama dan diva terlihat berjalan tanpa tahu arah terus mengarahkan pandangannya ke depan terlihat ketakutan dan masih mengenakan pakaian pasien rumah sakit dengan bertelanjang kaki. Inge terus menyusuri jalan yang sudah terlihat sepi karena malam semakin larut. Angin malam yang terasa menusuk kulitnya membuat inge memeluk tubuhnya erat  merasa kedinginan. 

Saat menyebrangi jalan sebuah mobil sedan berwarna silver melaju dari arah kanan inge. Inge yang tak sadar akan hal itu terus berjalan karena mobil itu terlihat terburu-buru dan tak sempat membunyikan klakson. Ketika mobil sedan itu mulai mendekati inge sang supir segera merem mobilnya tepat di hadapan inge. Inge membulatkan matanya shock tak bisa bergerak dari posisinya, ia bagaikan patung yang sebentar lagi ambruk jika terhempas sesuatu. Silauan cahaya lampu mobil yang menyorotinya membuat gadis berambut pendek itu memejamkan matanya menangis dalam diam seakan baru menyadari posisinya, keringat mulai membasahi pelipisnya. Wajah dan bibirnya yang begitu pucat membuatnya semakin terlihat menyedihkan. Inge yang semakin ketakutan ambruk begitu saja merasakan keras dan dinginnya aspal di malam hari.

Verin (vernon & inge) Where stories live. Discover now