Prolog

54.6K 1.5K 10
                                    

Embun masih terjaga setelah hujan deras semalam, padahal hari telah berganti dan memaksa cahaya mentari melesat masuk pada sebuah ruang bertirai putih, menghembuskan sejuk yang menyegarkan bagi dua insan yang sedang berselimut. "Ya Allah sudah pagi begini, duh, bisa terlambat nanti" seru seorang perempuan yang segera beranjak menuju kamar mandi meninggalkan kasur empuk dan lelaki di sebelahnya. Cukup bagi perempuan itu beberapa menit saja untuk mandi dan segera memakai baju kantornya, jilbabnya sangat pas melindungi rambut hitam panjangnya. "Anaya" panggil sebuah suara beratnya, "masih setengah enam, jangan terburu-buru.." kata laki-laki itu yang segera beranjak mengambil sebuah handphone di samping tempat tidur mereka. "Iya mas, gak terburu-buru kok" kata Anaya sambil menyodorkam secangkir kopi pada lelaki itu. Lelaki itu tersenyum, tapi Anaya tidak terlalu memedulikannya. Anaya segera melakukan kewajibannya untuk membersihkan sekitar rumah secara kilat, cukup membersihkan kamar, ruang tamu, tempat kerja suaminya, dan dapur. Kegiatannya berlanjut dengan memasak sarapan untuknya dan suaminya serta membuat lauk lebih untuk makan siang suaminya. Ya, Anaya merupakan seorang perempuan yang memiliki karir cemerlang di salah satu perusahaan ternama di kota itu sedangkan suaminya adalah seorang freelancer yang menawarkan jasa untuk pribadi client maupun perusahaan dan sejenisnya. Kehidupan mereka sebenarnya diawali dengan sangat baik, namun suaminya berulah hingga Anaya berubah.

Kesempatan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang