Dua puluh delapan

Start from the beginning
                                    

"Terus gimana?". Edo menaikan satu alisnya. "Cari tau lah mau gimana lagi". Celetuk dion tanpa rem. "Dion bener do, kita bertiga harus ngikutin karel mulai sekarang". Ketiganya sepakat untuk mencari tahu dengan cara mengikuti karel secara diam-diam.

"Cabut yuk tadi disana ada penjual ice cream gue butuh yang seger-seger nih". Surya beranjak dari tempat duduknya. "Ide bagus tu". Ucap edo ikut beranjak dari tempat duduknya."Lo berdua mau ke mana?" Dion bertanya dengan wajah polosnya. "Ke kebun binatang yon mau nyusuin kera". Ucap surya kesal jelas-jelas ia sudah mengatakan ingin membeli ice cream dion justru tak connect. "Tungguin woi gue juga mau". Dion berlari mengikuti edo dan surya.

"Ra gue benar-benar gak sabar nunggu besok". Berjalan di samping safira dengan wajah berseri-seri. "Sabar kali san, kayak mau ditembak cowok aja". Safira tersenyum tipis melihat santi yang senyam senyum sendiri.

"Ra, ada penjual ice cream tuh". Tunjuk santi dengan mata berbinar. "Gak usah deh san, malam-malam kok doyan gituan dingin san". Safira memeluk tubuhnya merasa kedinginan. "Lo sih make baju ketipisan kedinginan kan sekarang". Ucap santi memperhatikan pakaian yang dikenakan safira. "Ya mau gimana lagi gue emang suka make baju kayak gini". Santi hanya bisa mendengus mendengarnya. "Serah lo deh, gue mau beli ice cream". Memilih pergi membeli ice cream meninggalkan safira yang terus mengeluh kedinginan. "Ya... Gue malah ditinggalin". Safira berjalan menyusul santi.

"Mas ice cream campur rasa satu dong". Ucap santi yang langsung menjadi sorotan beberapa orang yang sedang menunggu pesanan mereka.

"Sabar ya neng". Ucap mas penjual ice cream sibuk dengan pesanan orang-orang.

"Byuset nih cewek cantik-cantik tapi bloon. Di sini kan tertulis ice cream cinta rasa coklat, melon dan strawberry". Bisik dion membuat edo dan surya ingin tertawa. "Lo bertiga ngetawahin gue?". Semprot santi merasa tersinggung karena edo, dion dan surya berbisik-bisik menahan tawa seraya memandanginya. "Jangan asal nuduh lo, ada bukti gak?". Tantang dion sok laki. Santi mendesis tajam dengan mata melotot. "Kita itu bukan ngejek lo tapi heran sama pesanan lo". Jelas dion tak seperti biasanya yang asal ngomong dan ceplas ceplos. "Menurut gue sah-sah aja tuh. Kalau gue minta mas penjual ice cream nya buat nyampur rasa melon, strawberry dan coklat emang masalah gak kan?".

Ketiganya dibuat melonggo dengan kata-kata santi yang memang masuk akal.

"San buruan beli ice cream nya". Memutuskan berdiri tak jauh dari santi untuk menunggunya. "Iya ra bentar lagi. Gue juga ogah lama-lama di dini". Menatap sinis dion, edo dan surya.

Mau tak mau ketiga cowok itu hanya bisa bungkam karna tak ingin lagi berurusan dengan santi yang super duper cerewet. "Itu bukannya safira?". Ucap surya membuat edo dan dion ikut mengarahkan pandangan mereka.

Santi yang tak sengaja mendengar obrolan mereka tentang safira ikut menjatuhkan pandangannya pada safira. "Cowok-cowok aneh ini kenal safira?". Batin santi tak pernah menduganya.

Safira yang menyadari tatapan mereka bingung harus berekspresi seperti apa. Santi memberikan kode pertanyaan tentang edo, surya dan dion yang di angguki safira.

"Siap-siap nih gue harus ketemu mereka terus". Batin safira mendengus.

"Bentar-bentar, mungkin mata gue kelainan nih". Dion mengucek-ngucek matanya menatap ke satu arah. Namun belum di sadari oleh edo dan surya. "Bener, it-u Karel!".

"jangan ngawur yon. Karel gak mungkin ada di sini".

"Iya bener, kalau karel juga ada di taman ini gak mungkin kan dio nolak ajakan kita ke sini".

"Sumpah gue gak buta atau kelainan penglihatan, tuh karel lagi sama cewek". Menunjuk karel yang sedang bercanda tawa dengan inge. "Karel lagi sama cewek?" edo dan surya bertukar pandangan tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Santi yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka ikut mengarahkan pandangannya.

"Jadi itu cowok yang namanya karel dan mantan sahabat safira". Batin santi mengagumi sosok karel dan inge yang belum di sadarinya jika ia mengenali mereka berdua.

"Tunggu... Muka mereka kok gak asing ya? Gue seperti kenal gitu". Pikir santi mulai mengingat kemungkinan pernah bertemu inge dan karel.

Santi membulatkan matanya dengan mulut terbuka mengingat siapa karel dan juga mantan sahabat safira,  mereka adalah vernon dan inge. "Inge? Vernon?". Ucap santi pelan tak pernah menduga sosok cewek yang selama ini selalu di jelek-jelekan oleh safira adalah inge sahabatnya dulu ketika SMP. Dan sosok cowok yang dikagumi dan disukai safira adalah vernon.

Takdir?

To be continue

Author update tiap tiga hari ya.

Jgn lupa voment

Verin (vernon & inge) Where stories live. Discover now