Ternyata Kamu yang Kuinginkan

6.5K 414 2
                                    

"Ini semua memang salahku, Nay. Dulu Virga pernah bilang, dia sangat menyayangimu. Mbak kira rasa sayang yang dia maksud itu, rasa sayang seorang adik pada kakak. Ternyata ... Mbak terlalu meremehkan perasaannya. Sampai suatu hari, aku melihat banyak sekali fotomu yang dia simpan. Di situ aku mulai curiga. Aku sempat menanyainya empat mata. Dan memang benar. Dia menyayangimu lebih dari itu," Mbak Dita mengelus-elus kepalaku. Aku masih tak berhenti menangis.

"Perasaan itu muncul sejak pertama kali melihatmu. Saat ia berada dalam keadaan begitu lemah. Saat tidak ada yang memperhatikannya. Tapi kamu selalu ada untuknya." Tubuhku berguncang. Semakin teriris-iris. Aku menegakkan tubuh tidak lagi bersandar padanya.

"Mbak, sebenarnya Virga pernah mengatakan ingin menikahiku ... Tapi aku ... Menolaknya." Mata Mbak Dita tiba-tiba melebar.

"Andai saja aku tau ini. Aku pasti akan ...." Aku tak sanggup berkata-kata. "Tapi ... semuanya sudah terlanjur. Ini semua ... Salahku. Aku sudah menyakitinya," lanjutku dengan dada sesak. Mbak Dita menggeleng.

"Nggak, Sayang. Mungkin ini memang jalan-Nya. Boleh tau, apa alasanmu menolak putraku?"

Aku terdiam. Menarik napas. "Aku memiliki beberapa alasan Mbak. Selama ini aku selalu jadi gunjingan orang. Mereka bilang aku terkena kutukan dan segala macam karena gagal terus menikah. Kalau aku menerima Virga, apa jadinya? Jarak usia kami terpaut cukup jauh. 9 tahun. Mungkin itu bukan masalah bagi Virga. Tapi bagiku, ini teramat penting. Karena itu aku sering memanggilnya anak kecil. Bukan hanya untuk mengingatkan dia. Tapi ... Juga untuk mengingatkanku. Bagaimanapun, Virga tetap seorang pria yang terus bertumbuh. Semakin hari kuperhatikan, semakin aku merasakan keanehan pada diriku. Tapi aku terus berusaha menekannya. Sejujurnya, aku juga mencintainya. Sangat mencintainya." Aku menarik napas. Mbak Dita merangkulku. Mengelus kepalaku. Membenturkan kepalanya ke bahuku.

"Yang kuinginkan bukan remaja seperti dia. Tapi seorang pria dewasa. Yang mampu membimbingku. Seperti Mas Faisal," aku mengusap air mata yang keluar. Mungkin secara fisik Virga bisa mengelabui banyak orang. Jikapun ia menuakan usianya, orang-orang pasti percaya-percaya saja padanya. Tapi kenyataan tak dapat ditutupi oleh kebohongan semacam itu.

"Sudah cukup. Kamu tidak perlu meneruskan lagi. Seenggaknya Mbak sudah tau alasanmu. Sayang, Mbak mohon, jangan batalkan pernikahanmu hanya gara-gara ini. Virga pasti akan marah sama Mbak. Karena telah mengobrak-abrik kamarnya. Memberitahu semuanya padamu," aku mengangguk. Mas Antok diam saja. Sepertinya dia tidak mau ikut campur. Sudah cukup istrinya yang menangani masalah ini.

"Sudah sampai," ujar Mas Antok. Menghentikan mobil di depan pelataran kami. Aku segera turun.

"Mbak dan Mas besok datang, kan?" Mbak Dita mengangguk.

"Pasti. Istirahat, ya. Jangan pikirkan lagi soal Virga. Sampaikan salamku pada Ibumu. Nggak enak kalo Mbak turun dengan mata bengkak begini," Mbak Dita tersenyum. Aku mengangguk balas tersenyum.

Mobil itu kini menghilang di balik kegelapan. Aku buru-buru masuk kamar sebelum ada yang menanyaiku. Beberapa tetangga yang sibuk membuat makanan memperhatikan kedatanganku. Ibu tidak ada. Mungkin beliau sedang sibuk juga. Aku bersyukur. Kukunci pintu kamar dan menangis tanpa suara di sana. Sampai aku tertidur sendiri.

"Nay, apa kamu yakin?" tanya Tisa dengan balutan kebaya modernnya. Aku mengangguk.

"Tapi kamu mencintai orang lain." Jangan heran. Jika Tisa tahu semuanya. Dia adalah orang pertama tempatku menceritakan segala hal tentangku. Termasuk tentang kejadian semalam.

"Cinta bisa dibangun, Tis. Seiring kebersamaan. Aku yakin, suatu saat aku pasti bisa mencintai Mas Faisal setulus hatiku. Apalagi dia orang yang baik," aku tersenyum tegar. Meski dalam hatiku, untuk pertama kalinya, Aku tidak menginginkan pernikahan di dalam hidupku. Berharap Virga datang didetik-detik menjelang ijab kabul seperti di sinetron-sinetron? Tidak! Karena itu akan menyakiti hati Mas Faisal. Aku tidak akan melukai hatinya. Mungkin ini memang sudah takdir kami. Akhir dari kisahku dan Virga. Semoga kamu mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku, Vir! Maafkan aku!

My Little Student (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang