Calonnya Masih Dipinjam Orang

5.6K 389 2
                                    

"Mas Faisal?" Aku segera bangun dari duduk. Fara berlari dari pangkuan Virga memeluk abinya. Virga juga langsung berdiri. Mas Faisal menatap kami. Tanpa ekspresi.

"Mas, aku ...."

"Aku tahu," Mas Faisal berkata datar. Aku dan Virga saling pandang. Kulihat wajah pemuda itu juga tegang. Seperti menahan napas. Tapi kemudian, terlihat Mas Faisal tersenyum.

"Aku tau. Ukhti pasti di sini bersama Fara. Tadi aku coba telpon nggak bisa," terangnya. Aku buru-buru merogoh ponsel.

"Ponselnya mati," aku mringis. "Maaf ...."

"Tidak apa-apa," Mas Faisal berkata sabar. Aku menghela napas. Aku pikir dia salah paham dengan kehadiran Virga di sini. Kulihat Virga juga menghela napas lega. Meski samar. Tapi raut wajahnya terlihat tidak setegang tadi.

Fara bergelayut memeluk kakinya. Mas Faisal menggendong gadis kecil itu dan mencium pipinya.

"Ini siapa?" Perhatiannya kini berganti pada Virga.

"Kakak ini, yang menolong Fara tadi, Bi," jelas Fara. Memeluk leher abinya. Gadis kecil itu dengan cerdas menjelaskan kejadian terjatuhnya ia.

"Dan ... Sebetulnya dia juga muridku, Mas." tambahku. Mas Faisal membulatkan bibir. Menjulurkan tangannya ramah. Virga menyambut hangat.

"Virga. Lebih tepatnya, mantan murid," ralatnya tersenyum lebar. Meski dari ekor matanya kulihat tatapan itu seperti tidak terima dirinya disebut murid.

"Faisal. Calon suami Naya," jelas Mas Faisal. Tegas dan berwibawa. Virga mengangguk-angguk. Wajahnya masih tetap tersenyum santai.

"Akhirnya, mantan guruku jadi nikah juga," Virga berkata dengan nada bercanda. Mas Faisal ikut tertawa. Suasananya sangat hangat. Aku berharap, Virga tidak melakukan hal-hal yang berpotensi merusak kami.

"Jangan lupa undangannya, lho!" celetuknya.

"Pasti," sahutku.

"Pokoknya kamu harus datang, ya. Bawa sekalian calonnya. Udah ada calon?" Mas Faisal menepuk-nepuk pundak Virga. Sedang tangan satunya menggendong Fara.

"Calonnya masih dipinjam orang," Virga berkata sambil melirikku. Aku segera membuang pandangan. Berharap Mas Faisal tidak begitu menyadari kalimat itu untukku.

"Hahaha. Ada-ada saja, kamu. Nanti jangan lupa, ya. Gantian diundang."

Virga mengangguk-angguk. "Pasti! Tenang, saja!" Lagi. Tatapannya tertuju padaku. Aku khawatir. Kuperhatikan raut muka Mas Faisal. Beruntung dia masih setia dengan senyumnya.

Virga berpamitan mau pergi.

"Kakak ...!" panggilan berat itu, diteriakkan oleh Fara. Ia turun dari gendongan abinya memeluk kaki Virga.

"Apa, Sayang!" Gadis itu melompat ke pelukan Virga.

"Apa kita bisa bertemu lagi?" katanya manja. Sepertinya dia begitu menyukai Virga.

"Mungkin." Fara memeluknya. Dengan berani dia mencium pipi pemuda itu. Mas Faisal takjub melihatnya.

"Baru kali ini aku melihat Fara begitu menyukai orang. Jarang-jarang, lho!" Mas Faisal berkata seperti membanggakan Virga. Virga hanya membalas dengan senyum.

"Oh, ya? Berarti aku orang yang beruntung," ujarnya. Balas mencium pipi gadis kecil itu.

"Siapa tahu aku bisa jadi menantu di masa depan," Virga bergurau. Mas Faisal langsung menanggapi dengan tertawa. Fara yang masih terlalu lugu, hanya bengong memandangi dua laki-laki di depannya. Virga menurunkan gadis kecil itu dan berpamitan pergi.

"Kakak!" Fara teriak lagi. Virga menoleh.

"Namanya siapa?" Virga diam. Tampak seperti berpikir.

"Panggil aja, Kakak Ganteng," katanya. Begitu narsis.

"Siap! Kakak Ganteng!" Mas Faisal tak berhenti tertawa.

"Pemuda itu lucu, ya." Kurasakan Mas Faisal melambaikan tangan di depan wajahku. "Ukhti?" katanya. Yang membuatku segera tersadar. "Ah, iya?"

"Kok ngelamun?" Aku mringis. "Maaf aku sedang, kurang enak badan," jawabanku asal.

***

Malam-malam, aku duduk termenung memandang jendela depan kamarku. Melihat bangunan yang masih berdiri separuh jalan dan ditinggal para tukangnya. Dipikir-pikir, cepat juga pembangunan gedung depan rumah itu.

"Nay!" Ibu melongok di pintu.

"Iya, Bu?"

"Ada Virga di luar!"

My Little Student (SELESAI)Where stories live. Discover now