Apa sih.

10.3K 1.4K 152
                                    













Dua kali pertemuan yang tidak disengaja, dan satu kali pertama, mungkin disengaja?

Eunha kurang tau, tapi sore ituㅡpertemuan pertama mereka, Jungkook udah berada disamping gerbang kampus seperti
menunggu seseorang.

Dan dengan gamblang sebut namanya, lalu memperkenalkan diri tanpa diminta. Hari kedua memaksa ajak makan siang, dan hari ini antar pulang lalu minta nomor kontaknya.

"Apa sih gak jelas." gerutu Eunha.

Tepat setelah itu ponselnya bunyi, ada panggilan masuk. Tangan beralih masuk ke dalam sling bag, ngambil handphonenya.

Dahi berkerut tanda bingung, gak ada nama. Nomor baru.

"Halo?"

"Oh, bener."

"Hah?"

"Cek nomor, takut kamu kasih yang palsu."

Eunha udah bisa nebak, ini pasti Jungkook. Tapi belum berani sebut nama.

"Aku bahkan baru lima menit masuk,  kamu udah sampai rumah,"

"Aku belum pulang. Masih didepan rumah kamu."

Eunha terlonjak kaget, bangkit dari tidurannya dan kaki beralih melangkah menuju jendela. Tirai sedikit dibuka, mencoba memastikan karena dia lumayan penasaran.

Sekedar informasi, kamar Eunha ada dilantai dua rumahnya, jadi dia bisa lihat dengan jelas keadaan diluar rumah dari balik jendela.

Jungkook, yang masih duduk diatas motor gede warna merahnya, tangan kiri pegang ponsel ditempelin ke telinga, dan tangan kanan melambai ke arah Eunha dengan kurang ajarnya sambil tersenyum.

Astaga, ke-gep. Eunha bodoh.

Tangan gerak cepat kembali tutup tirai. Eunha malu maksimal, sumpah. Ketauan ngintipin. Pasti abis ini Jungkook ngiranya yang iya-iya.

"Ka-kamu, jangan kepedean,"

"Hm?"

"Itu.. Tadi akuㅡ"

"Iya, tadi kamu intipin aku."


Ah, malu.

"Kamu pulang sana,"

"Cie, peduli ya?"

Eunha sedikit jauhin ponsel dari telinga, ilfeel dengan ucapan Jungkook barusan. Jempol reflek matiin panggilan tanpa persetujuan terlebih dahulu.

"Ada cowok kaya dia."












••

Karena gak sempat sarapan dirumah, Eunha milih sarapan di kantin kampus, sendirian. Hari ini Yuju gak ada kelas pagi. Dan Eunha gak terlalu punya banyak teman.

Sepotong roti tawar dimasukin ke mulut, tangan kiri sibuk ngebuka lembar demi lembar buku pelajaran yang dia bawa. Tipe mahasiswa yang lumayan rajin.

Mata fokus ngebaca satu halaman yang sedang dia pelajari. Tapi detik berikutnya sebuah tangan nutup buku Eunha dengan perlahan.

Reflek Eunha mendongak, tatap seseorang yang berdiri didepannya dengan mulut yang masih mengunyah roti tawar isi selai kacang.

"Sarapan dulu, nanti belajar."

Cowok bertubuh tinggi dengan kaus putih dibalut jaket hitam dan pakai jeans hitam, rambut coklat nyaris hitamnya ditata rapi dengan poni belah tengah dibagian samping, duduk didepan Eunha sekarang.


Masih bingung, jelas

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Masih bingung, jelas. Empat hari terakhir Eunha selalu ketemu Jungkook, dan Eunha kurang suka. Gak nyaman ada cowok seganteng Jungkook deket-deket dia.

"Kamu mau ngapain?"

"Sarapan,"

"Ada kantin yang lebih dekat dari kelas kamu." Eunha minum minumannya, habis ini mau buru-buru ke kelas.

"Kamu tau kelas aku? Cari tau, ya?" Jungkook dahi berkerut, tanda bingung. Mata tatap Eunha sedikit menelisik.

Eunha salah ngomong lagi, kan.

Ketaun deh kalau dia semalam cari tau tentang Jungkook ke Yuju, soalnya temannya itu fangirlnya anak-anak tim basket kampus jadi pasti dia tau.

"Ya udah lupain kalo kamu malu. Ayo lanjutin sarapannya." seakan bisa baca pikiran, ucapan Jungkook bikin muka Eunha sedikit memerah.

Jungkook sebelah tangan tumpu dagu diatas meja, tatap mata Eunha dan senyum tipis. Eunha dalam hati mengumpat; sialan banget ini cowok.

"Kok diem?"

"Makan diliatin, mana nyaman,"

"Kamu jadi pacarku nanti aku bikin nyaman,"

"Hah?"

"Hahaㅡ becanda." kata Jungkook diselingi tawa.

Eunha kembali diam, gak berani buka mulut. Setengah roti tawar yang masih tersisa merana diatas piring gak tersentuh.

Mau cabut, tapi kaki rasanya berat. Gak berani melakukan pergerakan didepan Jungkook, seakan terkunci sama tatapannya.

"Pulang jam berapa?"

"Jam tiga,"

"Ada yang jemput?"

Eunha mengangguk, "Ada."

"Oke, nanti tunggu depan gerbang kampus,"

"Maksudnya?"

"Mau anterin kamu, vanilla."

Jungkook bangkit, lalu tangan terulur, berani acak sedikit rambut cewek didepannya dan senyum manis, setelahnya melangkah pergi ninggalin Eunha yang masih loading.



What the hell.















••

Gak tau bawa apaan? Kira-kira pada minat gak, ya?

Soalnya ini baru chapter 4. Kemungkinan untuk unpub masih besar.

Vanilla ㅡ jjk x jeh ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon