Prolog

13.5K 939 32
                                    

"Please, dad! Misi ini memakan waktu lama, bisa-bisa satu tahun. Masa aku cuman sama Suga aja?" rengek Wendy sambil memeluk manja ayahnya.

"Mau bagaimana lagi sayang? Kakak mu Mino sedang ada honeymoon. Dean sedang meng-handle kerjaan di kantor. Zico sedang mengurus tikus-tikus got. Sedangkan Mark, dady tugaskan untuk bernegosiasi dengan kepolisian. Dady tidak memiliki kepercayaan lain selain Suga," jelas Martin pada Wendy dengan lembut.

Wendy hanya bisa memasang wajah cemberut sambil menghempaskan lengan ayahnya yang mengusap lembut kepalanya. Suga yang berdiri tegap di depan Bosnya hanya menatap Wendy dengan menyunging senyum kecutnya.

"Baiklah! Suga akan menjadi parter ku," setuju Wendy pada akhirnya. "Tapi ada satu syarat!" lanjutnya.

Wendy berbalik arah menghadap Suga. Dengan wajah sinis nya, ia melangkahkan kakinya perlahan sambil menyipitkan matanya. Tepat satu langkah lagi di hidapan Suga, ia berdiri sambil menatap mata Suga intents.

"SUGA! Serahkan seluruh uang mu termasuk uang cash dan juga kartu tabunganmu," perintah Wendy. "SEKARANG!" bentak Wendy saat merasa Wendy tidak mendapat balasan Suga.

"Untuk?" tanya Suga enteng.

"Aku atasan mu disini! Tidak perlu banyak tanya! Serahkan sekarang!" geram Wendy. "Dan lagi, handphone mu juga!" lanjutnya.

"Aku menolak," sahut Suga singkat.

Suga yang sudah bosan dengan tingkah manja dan sok mengatur Wendy hanya bisa menghela nafas panjang. Ia menunduk hormat pada bos nya dan meninggalkan Wendy di ruang keluarga kediaman Martin. Sedangkan laki-laki tua, yang diketahui ayah Wendy hanya tersenyum geli melihat kedua manusia di hadapannya.

"SUGA!" teriak Wendy sambil melihat punggung Suga yang semakin menjauh.

-----

Di lahan yang terbilang cukup luas sebagai landasan pesawat, terlihat jet pribadi yang bertuliskan MARTIE Airlines. Di depannya Wendy dengan penampilannya yang casual lengkap dengan kaca mata hitamnya berdiri di depan anak tanggap jet pribadi seolah-olah tidak ada yang diperbolehkan masuk tanpa seizin nya. Dengan tangannya yang dilipat di depan dadanya, ia melihat mobil sport hitam menuju kearahnya.

Setelah mobil itu terparkir dihadapan Wendy, Munculah Suga dibalik pengemudi tersebut. Suga berjalan ke arah Wendy sambil melemparkan kunci mobil ke arah salah satu penjaga di sana. Suga pun berdiri tegak di depan Wendy yang mengarahkan pandangannya di lapangan yang luas ini.

"Kenapa?" satu kata yang terlontar dari mulut Suga.

"Serahkan uang dan handphone mu jika ingin menaiki pesawat," jawab Wendy.

"Untuk?" lagi-lagi hanya satu kata.

"UANG, agar kau meminta uang padaku sehingga sadar akan kehadiranku. Handphone, agar kau bisa mengobrol dengan ku tanpa sibuk dengan ponsel mu. Jelas?" jelas Wendy singkat sambil menengadahkan tangannya.

Tanpa fikir panjang dan membalas kata-kata Wendy, Suga menyerahkan dompet dan ponselnya. Tatapan dingin Suga mengarah ke mata Wendy yang ada di balik kacamatanya. Walaupun ia tahu kemungkinan Wendy tidak menatapnya, namun Suga tetap percaya diri bahwa ia dapat mengunci tatapan Wendy.

Suga sudah menyerahkan semua keinginan Wendy, namun Wendy masih tetap tidak bergerak dari tempatnya. Suga terus menatap mata Wendy dengan intenst menyeret lengan Wendy untuk memindahkan Wendy agar tidak menutupi jalan masuk jet pribadi.

Wendy yang sadar akan kepergian Suga hanya bisa menghela nafas dalam sambil memegang dadanya.

"Sial! Walaupun sudah pakai kaca mata, tetap saja tatapannya masih bisa menembusnya. Ini yang paling aku khawatirkan!"

😎😎😎

Hallo, Rara in here..

Bagaimana untuk prolog nya? Gimna kira-kira kisah cinta Suga-Wendy? Sebenernya ini FF sih, cuman aku pengen kesannya ngga kaya FF gitu. Jadi misalnya kalo ada yang nanya kenapa ngga ada marganya, kok jadi Martin? Marganya ada tapi pakek inisial.

Jadi Sider boleh. Tapi lebih baik vote dan komennya ya. Itu tambah bikin Rara semangat lagii..

Thankyou ^^

[✔] Not Only Partner || WENGAजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें