29

3.1K 174 10
                                    

Hujan yang turun tiba-tiba terpaksa menyudahi diskusi(hampir nyerempet jadi kencan dadakan) Jia dan Dani di taman itu. Mereka segera berlari menuju mobil Dani sebelum hujan membuat pakaian mereka lebih basah lagi.

***

Begitu mobil Dani terparkir di halaman rumah Lea, Jia segera berlari menerobos hujan menuju teras rumah Lea. Ia melambai pada Dani yang sudah kembali mengemudikan mobilnya keluar dari halaman rumah Lea.

Setelah mobil Dani tak terlihat lagi, ia merogoh sakunya untuk mengambil kunci rumah. Dibukanya pintu rumah Lea, lalu melepas sepatunya dan menyimpannya di rak sepatu. Kakinya membawanya mengecek keadaan Lea. Dan disadarinya Lea yang sudah terbangun, sedang duduk di dekat jendela yang terbuka. Pandangannya menerawang keluar jendela.

Jia hanya memperhatikan Lea dalam keheningan, membuatnya ikut larut dalam lamunannya sendiri. Hingga ucapan Lea menariknya kembali dari lamunannya.

"Gue pengen deh main hujan-hujanan." Lea menoleh pada Jia. Tatapannya meminta pendapat, sekaligus memelas.
Kalau sudah seperti ini, Jia mana bisa menolak tatapan anak kucing ala Lea.

"Ck, sebenernya gue ngga mau izinin. Tapi ngeliat muka anak kucing lo, ya udah deh." Mata Lea yang awalnya memandang kosong perlahan berbinar. Meskipun binar bahagia itu belum bisa menutupi kesedihan Lea.

Lea meloncat turun dari kursi dan berlari keluar kamar, menyisakan sedikit kelegaan dihati Jia. Jia beranjak menutup jendela dan mengambil handuk sebelum mengikuti Lea. Begitu turun, Jia langsung menuju dapur untuk membuatkan coklat panas dan menyusul Lea ke halaman belakang.

.

Di halaman belakang, Lea mendongak merasakan bulir-bulir hujan yang jatuh mengenai wajahnya bersamaan dengan air mata yang meluncur begitu saja dari matanya. Tangannya ia rentangkan, menikmati sensasi perih saat air hujan menghujam tubuh dengan begitu derasnya. Entah kapan terakhir kali ia bermain hujan-hujanan seperti ini.

Lea terkekeh tiba-tiba saat memori masa kecilnya perlahan merebut kendali otaknya. Dulu sekali, saat ia masih duduk dibangku SD, saat orangtuanya belum sesibuk sekarang.

Jadi kangen bokap nyokap. Batin Lea.

Lamunan Lea terhenti saat ia mendengar suara teriakan samar-samar diantara derasnya hujan. Ia berbalik, mendapati Jia sedang melambai padanya dengan sebuah handuk di tangannya.

"Lea!! Jangan lama-lama hujan-hujanannya!!" Seru Jia.

Jia yang awalnya mengira Lea mendekatinya karena sudah puas bermain hujan menjerit histeris ketika Lea justru menariknya ke bawah guyuran hujan bersamanya.

"Lea!! Ngapain narik gue, njir!!" Jia mengusap air yang jatuh ke wajahnya. Bibirnya maju lima senti, tapi Lea tak peduli. Yang terpenting, ia sudah berhasil menyeret Jia untuk ikut dengannya.

Lea terbahak-bahak melihat Jia.

"Bibirnya biasa aja dong. Kalo diliat Dani, langsung disosor lo." Balas Lea.

"Sorry dory sorry strawberry nih ya. Dani bukan tukang sosor."

"Iya, dia ngga nyosor lo. Tapi, orang lain." Tawa Lea pecah membuat bibir Jia semakin maju.

"Maksud lo, Dani selingkuh?!" Teriak Jia. Kakinya tak tinggal diam, ia berlari mengejar Lea yang menghindar dengan lihai.

Dan jadilah mereka kejar-kejaran dibawah guyuran hujan.

***

Tepat saat Lea dan Jia selesai berganti pakaian setelah puas bermain hujan, suara mobil yang Lea hafal sebagai suara mobil kedua orangtuanya terdengar memasuki halaman. Dan disaat yang bersamaan pula, ponsel Jia berdering menandakan adanya panggilan masuk.

Tanpa menghiraukan Jia yang sedang menerima telepon, Lea berlari membuka pintu. Ia menghambur ke pelukan sang mama yang baru saja keluar dari mobil.

"Mama! Lea kangen banget." Ujar Lea ditengah pelukan eratnya.

"Mama juga kangen banget." Balas sang mama.

"Yuk, masuk." Ajak Lea pada sang mama. Melupakan sang papa yang sedang kerepotan membawa barang-barang sang istri.

"Gitu ya, kalo udah ketemu Papa dikacangin." Rajuk sang papa saat mendapati istri dan anaknya sedang sibuk melepas rindu diruang keluarga.

"Om, Tan, Jia pulang dulu, ya. Mama minta ditemenin belanja." Ujar Jia yang baru saja turun dari kamar Lea.

"Eh, ada Jia. Makasih ya, udah jagain Lea." Balas Papa Lea saat Jia mencium tangannya.

"Iya, Om. Ngga pa-pa. Lumayan juga, PR Jia bisa sekalian dikerjain sama Lea." Balas Jia santai. Lea yang masih berada dalam dekapan mamanya mendelik.

"Oke fix, ngga bakal gue nyontekin lagi."

Kedua orangtua Lea hanya tertawa melihat interaksi kedua sepupu yang sudah seperti saudara kembar itu.

"Hati-hati, ya. Kamu pulang naik apa?" Kini giliran Mama Lea yang bertanya.

"Naik taksi online tante." Ujar Jia.

"Ya udah, Tan, Om, Jia pamit dulu."

"Kagak pamit ama gue?" Serobot Lea.

"KAGAK!! BYE MAKSIMAL!!!"

***

Lea sekeluarga sedang menikmati quality time mereka di ruang keluarga selepas makan malam. Lea sedang bermanja-manja pada kedua orangtuanya saat ayahnya tiba-tiba mengajaknya berbicara serius.

"Lea, sini sayang. Papa mau bicara sebentar." Lea yang sedang berada di dekapan sang mama berpindah ke dekapan sang papa.

"Bicara apa?" Tanya Lea manja.

***

Rain nepatin janji update sekali lagi sebelum libur selesai. Btw, Rain masuk tanggal 2. Ada yang sama kah? Padahal belum puas. Masih pengen males-malesan di rumah ortu😭

Jangan lupa vote and comment...

Oh iya, happy new year🎉🎉
Dan chapter ini adalah update-an Rain yang pertama di tahun 2018, YEAYYYYY🎉🎉🎉
Tahun udah berganti di SULSEL, kalo di daerah kalian gimana?

Udah itu aja...

RainDy_xo😘😘😘😘😘😘😘(berapa tuh emotnya?)

Ketua Kelas[END]Where stories live. Discover now