14

5.1K 399 3
                                    

Lea menunduk dalam, ia telah menceritakan semuanya pada Rafka. Tapi, Rafka belum mengeluarkan suaranya sama sekali.

"Maaf, gara-gara gue lo jadi berantem sama Jasmine." Kalimat itulah yang pertama kali keluar dari mulut Rafka.

"Kalo gue boleh tanya, lo tau kalo Jasmine suka sama lo?" Tanya Lea dengan hati-hati.

"Gue sering denger sih, tapi gue ngga mau tanggepin terlalu jauh."

"Emang lo ngga ada perasaan juga sama dia. Apalagi dia itu cantik, pinter, anak osis juga." Entah mengapa kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Lea.

"Gue sama sekali ngga ada perasaan sama dia, cuma sekedar teman sekelas." Setidaknya jawaban Rafka membuat Lea sedikit lega karna Rafka tak punya perasaan tehadap Jasmine.

***

Lea menghempaskan tubuhnya pada kasur kesayangannya. Hari ini terlalu melelahkan untuknya, dan sepertinya hubungannya dengan Jasmine tidak akan berjalan baik setelah kejadian disekolah tadi. Setelah kejadian tadi, Rafka juga menjadi agak cuek padanya. Entah itu hanya perasaanya saja atau memang itu kenyataan.

Kejadian yang dialami Lea hari ini terus berputar di kepalanya, hingga mata Lea terasa berat dan akhirnya membawanya menyelami alam mimpi.

Baru saja Lea terlelap, suara bising harus menginterupsi mimpinya.

"LEAA!!! BANGUN BONYOK LU UDAH PULANG!!!" Awalnya Lea berniat menghiraukan teriakan Jia yang lumayan bisa mengganggu pendengarannya, tapi mendengar kabar bahwa orangtuanya sudah pulang langsung membuatnya berubah pikiran.

Lea bangun dan langsung membersihkan diri sebelum menemui mereka. Ia sudah terlalu rindu pada kedua orangtuanya, memilih menghiraukan rasa kantuknya yang masih tersisa.

Setelah membersihkan diri, Lea langsung meluncur menemui orangtuanya. Ia mendapati orangtua sedang duduk di ruang keluarga. Ia berlari memeluk dua orang yang telah merawat dan membesarkannya.

"Mama ngga bisa nafas, sayang." Lea perlahan mengendorkan pelukannya pada sang mama. Lea mendudukkan diri diantara Mama dan Papanya.

"Lea kangen banget sama kalian."

"Maafin kami ya, sayang. Kami terlalu sibuk sama pekerjaan kami." Ujar Papanya sendu.

"Gimana keadaan kamu sayang? Kok bisa sampai kena tifus sih?" Ucap Mamanya membelai lembut wajah Lea.

"Ngga tau. Pas olahraga tiba-tiba pusing banget terus pingsan." Jawab Lea sambil menenggelamkan wajahnya dalam pelukan sang Mama.

"Pergelangan tangan kamu kenapa? Kok memar begini" Ujar Papanya memperhatikan pergelangan tangan putri kesayangannya.

"I..itu ke...kepentok. Iya, kepentok meja waktu di sekolah." Ah, ia lupa bahwa tangannya memar akibat cengkeraman Jasmine tadi.

"Makanya hati-hati dong, sampe memar begini." Peringat sang Papa sambil mengelus rambut putrinya.

"Iya, Pa. Lain kali Lea hati-hati." Senyum manis terus terukir di bibir Lea. Ia sangat senang dengan perhatian-perhatian kecil yang diberikan oleh orangtuanya. Meskipun orangtuanya sibuk bekerja dan jarang berada dirumah, saat mereka pulang mereka akan menghabiskan waktu mereka bersama dan melimpahkan kasih sayang mereka kepada anak semata wayangnya itu. Dan Lea bersyukur memiliki mereka sebagai orangtua.

***

Lea menghabiskan waktunya bersama mama dan papanya serta Jia. Melupakan sejenak masalah yang bersarang di kepalanya dan menikmati kebersamaannya bersama orang tuanya.

***

Saya balik lagi
Udah agak panjangkan? Iya-in aja ya?😆😆
Udah ngga pendek-pendek banget kan?
Jangan bosen-bosen buat vote...
Kalo yang vote banyak, saya jadi semangat buat nulis😂

Keep vomment ya...
Ditunggu vommentnya

Votenya 10+ baru lanjut ya...😆😆

Bye...bye...😘😘

Raindy_xo😘😘

Ketua Kelas[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang