20

5K 321 21
                                    

Bel istirahat menggema di sepanjang koridor SMA Nusa Jaya.

Jika biasanya seluruh penghuni kelas XI MIPA 3 akan berhamburan ke kantin, tapi kali ini berbeda. Mereka lebih memilih untuk berkenalan dengan si anak baru di kelas.

Sebagian dari mereka mulai mengerubungi meja si anak baru sekedar untuk berkenalan, tapi sepertinya mereka harus bersabar. Karna si anak baru-atau kita panggil aja Sherin tak menghiraukan mereka, justru berjalan menghampiri si ketua kelas.

Semua orang di kelas itu mengernyit bingung, termasuk Lea yang memang tidak meninggalkan kelas sama sekali, tidak juga berdesakan bersama yang lain untuk sekedar berkenalan secara pribadi dengan Sherin. Lea tak terlalu tertarik dengan adanya Sherin itu, tapi melihatnya menghampiri Rafka mau tidak mau menarik perhatiannya. Melihat Sherin dan Rafka mengobrol dengan serius dan Sherin yang terus menggenggam tangan Rafka membuat hatinya sedikit tercubit. Meski ia sedang menjauhi Rafka, tapi tetap saja perasaannya pada Rafka enggan meninggalkannya.

Hingga beberapa menit kemudian, Sherin menarik tangan Rafka keluar dari kelas. Dalam kekepoannya yang sudah mencapai level tertinggi, Lea memutuskan untuk mengikuti keduanya. Tapi, baru saja Lea hendak berdiri, Roland sudah menyeretnya lebih dulu. Menarik tangannya menuju kantin.

"Temenin gue ke kantin, gue laper banget tau. Inget bakso Mas Imam bikin gue ngiler." Cerocos Roland tak memberi kesempatan pada Lea untuk menyuarakan protesnya. Oh ya, ngomong-ngomong mereka menjadi lumayan dekat sejak praktek menyanyi itu.

Sedangkan Lea sudah pasrah diseret oleh Roland tanpa diberi kesempatan memprotes Roland.

***

"Jadi, dia?" Tanya Jia memastikan. Dan hanya dijawab deheman oleh Dani.

"Hmm."

"Sejak mereka putus, gue ngga pernah liat Rafka deket sama cewe. Dulu, Rafka orangnya ceria, suka berbaur, punya banyak temen. Dan sekarang, kamu bisa liat sendiri gimana Rafka. Dia berubah, dan itu semua sejak Sherin ninggalin dia." Dani menghela nafas kasar.

Tadi, Dani mendengar beberapa teman SMP-nya sedang bergosip tentang siswi baru. Dan yang membuatnya panik, saat mendengar bahwa siswi baru itu adalah Sherin, mantan Rafka yang paling ia benci karena meninggalkan sepupunya karena cowo lain.

Dani akhirnya menghubungi Jia dan berakhir membolos di lapangan belakang yang jarang dipakai hingga jam istirahat tiba.

"Gue ngga tau harus gimana lagi, dari dulu gue udah lakuin segala usaha supaya Rafka bisa move on dari tuh cewe tapi ngga pernah berhasil. Dan sekarang, dengan seenaknya tuh cewe balik lagi. Apa ngga cukup dia hancurin hidup Rafka dulu. Dia sia-siain cinta tulus Rafka, dan sekarang dia balik lagi disaat Rafka belum sepenuhnya move on. Satu-satunya harapan gue buat bantuin Rafka move on cuma Lea, tapi liat hubungan mereka sekarang." Jelas Dani panjang lebar. Jia hanya bisa membantu menenangkan pacarnya yang dilingkupi amarah. Mengelus bahunya dan terus membisikkan kata-kata yang (semoga) bisa menenangkan Dani.

Hingga mata Dani melihat Sherin yang menarik tangan Rafka menuju taman belakang.

"Loh, itukan Rafka sama Sherin? Ngapain mereka ke taman belakang?" Jia lebih dulu membuka suara.

Dani langsung berdiri dari duduknya, ingin menghampiri mereka. Tapi, Jia lebih dulu menahannya.

"Biarin mereka bicara dulu, siapa tau mereka mau nyelesaiin masalah mereka. Lebih baik kita tunggu sampai mereka selesai bicara." Ucap Jia berusaha menahan Dani.

Jangan kira Jia tak marah. Ia sangat marah melihat sepupunya yang sudah ia anggap adiknya sendiri disakiti oleh Rafka. Ia sangat menyayangi Lea sama seperti Dani menyayangi Rafka (pastinya sebagai saudara, ya😂).

"Biarkan mereka membicarakan masalah mereka."

Dani hanya bisa menurut, yang dikatakan Jia ada benarnya. Mereka harus menyelesaikan masalah mereka, bagaimanapun hasilnya.

***

"Aku mau jelasin semuanya." Mulai Sherin saat mereka sudah duduk di kursi taman itu.

Ah, duduk di kursi ini kembali mengingatkan Rafka pada kejadian beberapa minggu yang lalu. Wajah Lea dengan mata berkaca-kaca saat memandangnya kembali menari-nari dipikirannya.

"Arghhh." Ia mengerang, sekarang bayangan Lea saat menyanyi bersama Roland yang tiba-tiba muncul.

"Raf, kamu ngga lagi kesurupan, kan?" Tanya Sherin dengan takut-takut. Bagaimana ia tak takut kalau Rafka tiba-tiba mengerang seperti itu.

Rafka yang menyadari tingkah lakunya langsung berdehem.

Njir, gue kenapa sih? Kenapa jadi malu-maluin diri sendiri kayak begini?

"Oke, sekarang lo mau ngomong apa?" Tanya Rafka kembali memfokuskan dirinya pada Sherin.

***

Hai...hai...hai

Rain balik lagi...
Dan berhubung Rain lagi seneng karena hari ini Rain ulang tahun, Rain update lagi🎉🎉🎉 tepuk tangannya mana??
#krikkrik

Bye, ngga ada yang mau ucapin selamat ulang tahun ke Rain gitu?😂#ngarep...
Daripada ngarepin yang di dunia nyata, tapi ujung-ujungnya diPHP-in juga. Mending disini.😂😂
#assekkkk #edisibaper #curcol

Hmm, sudahlah. Yang di real life mah ngga pernah peka.

Btw, nama Kang bakso-nya itu nama mantan temen saya loh.
@nurwafiaazizah, mantanmu ada disini mak.😂😂😂

Satu lagi, kayaknya abis ini saya mau ijin hiatus deh. Soalnya tugas sama catatan menumpuk dan itu harus selesai sebelum ulangan semester. Kalo ngga, Rain ngga bisa ikut ulangan. Jadi kesimpulannya, Rain ijin hiatus, yak?? Okelah...
Jan kangen sama Rain, ya...😂😂😘

Okelah, curcolnya cukup sampai disini dan mari kita akhiri dengan ucapan

"Assalamualaikum, BHAYYYY."

RainDy_xo😘😘

Ketua Kelas[END]Where stories live. Discover now