28

3.1K 192 8
                                    

Lea sudah terlelap di kamarnya setelah hampir 2 jam menangis di pelukan Jia. Ia bahkan masih menggunakan gaunnya.

Jia menghela nafas. Diperbaikinya selimut Lea, lalu beranjak membersihkan diri sebelum ikut berbaring di samping Lea. Tapi matanya tak kunjung tertutup. Meski ia bisa menangkap sedikit dari garis besar kejadian di cafe tadi, tetap saja rasa penasarannya belum hilang. Ia rasa ia harus menghubungi Dani besok pagi.

***

Pagi menjelang, seorang gadis cantik dengan mata bengkak yang bahkan nampak meski matanya sedang tertutup masih terlihat lelap.

.

Pagi-pagi sekali Jia sudah bangun, lalu mengabari Dani dan meminta untuk bertemu. Karena hari masih terlalu pagi dan ia sedang malas mandi pagi, ia hanya mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sedikit lebih pantas dibanding hotpants dan kaos kebesaran.

Setelah bersiap, Jia menunggu Dani menjemputnya. Mereka akan ke taman kompleks dan membicarakan perihal kejadian kemarin.

Jam dinding menunjukkan pukul 05.47 ketika pintu rumah Lea diketuk seseorang. Jia bergegas membuka pintu dan mendapati Dani berdiri didepan pintu.

"Udah siap?" Tanya Dani.

.

Dani dan Jia menyusuri jalan-jalan setapak di taman dengan berlari kecil. Sesekali diikuti dengan keluhan Jia yang sudah kelelahan mengimbangi Dani.

"Dan, stop, Dan. Capek banget, nggak kuat." Jia duduk selonjoran dengan wajah memelasnya yang sudah dipenuhi peluh, membuat Dani tak tega dan akhirnya mengalah.

Dani berjongkok di depan Jia.

"Ngapain, Dan?" Tanya Jia bingung.

"Cepetan naik."

"Ih, Dani so sweet." Jia dibuat mesem-mesem sendiri dengan tingkah Dani yang bisa cuek dan care disaat yang bersamaan.

Setelah naik ke punggung Dani, Jia mengalungkan tangannya ke leher Dani.

"Kamu mau bunuh aku apa gimana sih?" Sahut Dani saat Jia memeluknya-ralat, mencekiknya. Dani membawa kakinya melangkah menuju salah satu bangku taman dan mendudukkan Jia disana sementara ia pergi membeli air mineral.

Sepeninggal Dani, pikiran Kita kembali melayang ke kejadian kemarin. Ini adalah hal yang paling ia takutkan saat Lea menyukai seseorang. Saat Lea harus patah hati. Lamunan Jia terhenti saat sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Ia menoleh dan mendapati Dani sedang menempelkan botol air mineral dingin di pipinya.

Setelah minum beberapa teguk air yang diberikan Dani, Jia memulai pembicaraan yang menjadi tujuan awalnya ke taman ini.

"Masalah kemarin gimana, Dan? Aku ngga tega liat Lea nangis-nangis kayak kemarin." Helaan nafas Jia terdengar jelas di telinga Dani.

"Aku juga bingung, Yang. Kita sendiri nggak tau jelas masalah kemarin. Kita juga ngga tau, apa yang bikin Lea nangis. Entah dia nangis gara-gara Roland ternyata punya tunangan atau Rafka yang lagi makan berduaan sama Sherin." Ujar Dani panjang lebar.

"Emang kemarin kejadiannya gimana sih, Yang? Aku masih rada-rada kurang ngeh." Balas Jia. Kepalanya ia sandarkan di bahu Dani.

"Kemarin, abis aku nganterin kamu sama Lea, aku ke rumah Rafka buat minta penjelasan."

Flashback on

Kaki Dani melangkah menuju kamar Rafka setelah bertanya keberadaan Rafka pada Tante Lisa- Ibu Rafka. Tangannya meraih gagang pintu dan membukanya. Ia bisa melihat Rafka yang sedang duduk di dekat jendela. Menatap keluar jendela seolah kepekatan diluar sana adalah hal yang menarik. Penampilannya yang masih acak-acakan semakin menjelaskan bahwa suasana hatinya sama acak-acakannya dengan penampilannya.

Dani berdehem berusaha menarik perhatian Rafka yang sepertinya sedang melamun, dan itu berhasil. Rafka menoleh padanya. Hanya sebentar, sebelum cowo itu kembali mengalihkan pandangannya.

"Kenapa bisa lo berantem sama Roland, sih?" Tanya Dani tanpa tedeng aling-aling.

"Dia pantes ditonjok." Jawabnya singkat.

"Kalo gitu, apa alasannya sampai dia pantas ditonjok?" Kali ini Dani mengubah pertanyaanya, meski maknanya sama.

Rafka menghela nafas. Ia tahu, Dani tak akan menyerah sampai ia menjawab pertanyaannya. Akhirnya, meluncurlah cerita tentang kejadian tadi dari mulut Rafka. Mulai dari dirinya yang menemani sekaligus menghibur Sherin yang lagi-lagi diabaikan Roland, Lea dan Roland yang tiba-tiba memasuki tempatnya dan Sherin makan, Sherin yang diliputi emosi saat menyaksikan tunangannya sedang menyatakan perasaannya pada perempuan lain tepat di depannya, Rafka yang emosinya ikut tersulut melihat gadis yang belakangan ini mengacaukan pikirannya sedang bersama cowo lain hingga menimbulkan perkelahian, hingga Dani datang dan memisahkan mereka.

Rafka menceritakan kejadian kemarin menurut sudut pandangnya.

Flashback off

***

Jia manggut-manggut mendengar cerita Dani.

"Sekarang, tinggal denger cerita versi Lea." Lanjut Dani.

"Tapi aku ngga yakin, Dan." Sahut Jia.

"Dia bukan tipe orang yang dengan mudah mau berbagi masalah sama orang. Meskipun orang itu aku. Dia lebih suka mendam perasaannya sendiri. Bayangin aja, dia suka sama Rafka sejak kelas sepuluh dan aku baru tahu beberapa bulan yang lalu." Jia lagi-lagi menghela nafas. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas hari ini, ia tak ingat.

"Ini bakal jadi masalah yang serius." Dani ikut menimpali. Mengambil kesimpulan dari penjelasan Jia barusan.

***

Pendek yeth?😄😄
Maklumin yak...
#nggaktahudiri

Sebenernya UAS saya udah selesai lebih dari seminggu yang lalu. Tapi, berhubung otak saya masih ngadat abis dipake belajar pas UAS dan faktor kefakiran kuota, saya baru bisa update sekarang...

Jadi ya gitu...

Iya, gitu...

#apaansih
#kagakjelas

Oke, abaikan...
Kalo typo, dimaklumin juga yeth...😄
Fix, Rain bener-bener ngga tau diri...

Ohiya, mungkin Ketua Kelas tinggal beberapa chapter. Mungkin Rain sempatin update sekali lagi sebelum libur selesai...

Eh, iya, kayaknya readers Ketua Kelas pada kabur semua, yak? Gara-gara Rain jarang update😢😢syedih Rain tuh, kalo kayak gini. Tapi ya sudah lah. Makasih banyak juga buat yang masih setia mantengin cerita ini lebih dari satu tahun dan belum selese-selese sampe sekarang🙏🙏

Jangan lupa vote-nya ya...
30+ vote boleh lahh😆
Comment-nya juga jangan lupa...

#KetjupBasahDariRain😙😙

RainDy_xo😘😘😘(emotnya tiga lho, biasanya cuma dua😂)

Ketua Kelas[END]Where stories live. Discover now