11

4.9K 343 0
                                    

Sejak kejadian "Lea ketiduran di mobil Dani", mereka berempat jadi lebih sering bersama. Seperti sore ini, mereka berempat sedang berkumpul dirumah Jia karna orang tua Jia yang sedang keluar kota untuk menghadiri acara pernikahan kerabat mereka.

Saat ini, mereka sedang berada di halaman belakang dirumah Jia. Ditemani beberapa cemilan, mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol tentang apa saja. Mulai dari hal penting hingga hal-hal yang tidak penting juga mereka perbincangkan.

"Eh, main ToD yuk? Bosen gue ngobrol ngga jelas. Siapa yang setuju nih?" Tanya Jia.

"Kuy lah, udah lama juga ngga main ToD." Dani menanggapi ajakan sang pacar dengan sedikit excited, tapi malah terlihat lebay dimata Lea dan Rafka.

"Ok lah." Sahut Lea dan Rafka bersamaan yang membuat sepasang kekasih lainnya menyemburkan tawanya. Tapi, yang ditertawakan hanya saling memandang dengan salah tingkah.

"Ok, pake pulpen aja ya? Lea ambil pulpen gih." Perintah Jia dengan seenak udelnya. Dengan gerutuan yang meluncur dari mulutnya, Lea berjalan kedalam rumah untuk mencari pulpen. Setelah mendapatkannya, Ia kembali ke tempat mereka tadi lalu duduk diantara Dani dan Jia yang sedang bercanda berdua.

"Apaan sih lo? Ganggu orang pacaran aja deh." Sungut Jia yang merasa terganggu dengan kehadiran Lea diantara mereka berdua.

"Mau main gak nih? Kalo mau main stop pacaran didepan gue." Ucap Lea dengan wajah datarnya sambil memandang sepasang kekasih itu dengan tatapan yang datar pula.

"Ya udah, kita mulai mainnya. Lea puter pulpennya, ok?" Jawab Dani menengahi.

Lea pu mulai memutar pulpennya dan ujung pulpen itu tepat mengarah kepada Jia, sedangkan Lea sudah menyunggingkan senyum liciknya pada sepupu tersayangnya itu.

"Truth or Dare?" Tanya Lea sambil lmenaik turunkan sebelah alisnya. Jia sendiri meringis pelan ketika ujung pulpen itu tepat mengarah kepadanya.

"Truth. Gue pilih truth."

Tiga orang lainnya memikirkan pertanyaan yang akan mereka tanyakan. Dan Dani yang bertanya pertama kali.

"Siapa mantan lo yang paling lo sayang?" Permainan ini benar-benar membuat Jia menyesal pernah menjadi Playgirl. Jia akhirnya menyebut asal nama mantannya yang ia ingat. Bukan apa-apa, mantannya terlalu banyak untuk mengingat nama mereka satu persatu.

"Kapan lo pertama kali pacaran?" Kali ini pertanyaan itu meluncur dari bibir seseorang yang paling banyak diam sejak tadi, Rafka.

"Kelas 6 SD?" Jawab Jia lebih seperti pertanyaan.

Sedangkan Rafka yang mendengar jawaban Jia hanya melongo
"What the... ?!!"

Kini giliran Lea yang memberi pertanyaan.

"Ok pertanyaan gue simpel aja. Berapa jumlah mantan lo sejak pertama kali pacaran sampai sekarang?" Pertanyaan yang simpel memang, tapi mana mungkin Jia ingat jumlah mantannya.

"Tak terhingga." Hanya dua kata yang keluar dari mulut Jia sekaligus bentuk keputus-asa-annya untuk mengingat jumlah mantannya yang memang tak bisa ia ingat lagi.

Lalu, Dani kembali memutar pulpen itu dan berhenti dengan ujung mengarah tepat ke arah Rafka.

"Truth or Dare?" Tanya Jia dengan semangat 45.

"Gue pilih..."

***

Hayoo...
Rafka bakal pilih apa?
Truth or Dare?

Bye, makasih buat reader sekalian yang udah vote+comment cerita ini, ngga nyangka ada juga yang suka sama cerita ini. Pokoknya thanks a lot buat para readers😆😆...

Sorry for any typos...

RainDy_xo😘😘

Ketua Kelas[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang