HIKARI - 25

270 21 39
                                    

"Rasa sakit akan terobati jika dapat menerima rasa sakit itu dengan kelapangan hati.."

"Sekeras apa pun batu bila tertimpa hujan akan retak juga.."

.

.

.

*HIKARI*

masamuneRei

editor story Shin

.

.

.

"Kazumi-kun."

Terdengar suara wanita dari arah belakang ketika mereka keluar dari ruang jamuan. Suara hak yang beradu dengan lantai kayu menggema di sepanjang koridor ruang makan, sesaat Kazumi menoleh disusul Yuuki dan Maki.

Seorang perempuan paruh baya mengenakan setelan putih, tampak berlari kecil ke arah mereka. Rambutnya yang pendek meloncat-loncat bebas di samping bahunya. Kazumi tercekat, dia melihat wanita itu di jamuan makan malam namun tidak mengenalinya sampai wanita itu dengan tiba-tiba memanggilnya.

"Nyonya Nakayama," ucap Kazumi dengan wajah terkejut ketika wanita itu sudah berdiri di hadapannya. Bibir merah wanita tersebut menyunggingkan senyum, perlahan tangannya yang kecil menggapai pundak Kazumi.

Mereka saling bertatapan cukup lama, begitu pula Yuuki dan Maki yang saling melempar pandangan. Yuuki seakan bertanya lewat tatapannya kepada Maki yang sudah lebih dahulu mengenal Kazumi perihal hubungan Kazumi dengan ibunda Yuuma. Sementara Maki balas menatap Yuuki dengan tatapan yang sama. Seketika mereka saling melepaskan pandangan.

"Kau sudah besar ya, Kazumi. Wajahmu mirip sekali dengan ibumu," ucap Nyonya Nakayama sambil tersenyum. Dibelainya pipi pria itu. Mulut Kazumi menyungging senyum.

"Bagai...mana keadaan anda?" tanyanya kemudian. Nyonya Nakayama mundur satu langkah, beliau merentangkan tangannya sambil tersenyum.

"Seperti yang kau lihat. Masih sehat dan cantik," balasnya percaya diri, tawa menyembur dari mulut Kazumi dan Yuuki. Maki menyikut rusuk Yuuki karena suara tawa pria itu di luar batas. Hampir saja Yuuki memukul pria kecil itu kalau saja Nyonya Nakayama tidak bersuara.

"Jadi, apa Yuma diam-diam mengundangmu?"

Pertanyaan Nyonya Nakayama mencubit dada Kazumi, sehingga membuat pria itu sesak. Kalimat yang diucapkan Yuma kembali hadir dalam ingatannya. Kazumi menelan ludah sambil menoleh ke arah kekasihnya.

"A.. aku diundang adik Yu... maksudku Tomotsune," ucapnya gugup. Nyonya Nakayama mengernyit.

"Moeri? Apa Yuma yang menyuruhnya?"

"Ah tidak... tidak...," sergah Kazumi, "kakaknya... ehmm, satu rumah denganku. Kebetulan Moeri menelepon dan sekaligus mengundangku," ucapnya terbata-bata. Matanya sesekali melirik Yuuki dengan tidak tenang.

"Tomotsune-kun yang berbadan besar itu?" celetuk Nyonya Nakayama sambil menoleh ke arah pria yang berada di belakang Kazumi. Yuuki tersenyum lebar memamerkan kedua gigi kelincinya sambil melambai ke arah Nyonya Nakayama. Sekilas mata wanita itu menatap Yuuki curiga, kemudian dia membalas senyum Yuuki.

HIKARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang