kedua

5.5K 185 0
                                    

"good banget pertanyaan lo, gue mau istirahat nanti lo nraktir gue. nggak ada tolakan!" Falza pergi melewati Billa.

🌸🌸🌸

setibanya dikelas, Billa langsung duduk di bangkunya, bangku kiri depan yang bersebelahan dengan
Falza. kalau boleh memilih, Billa lebih baik duduk sendirian daripada harus duduk bersebelahan dengan Falza. tapi karena Falza putra pemilik sekolah, ia bebas duduk dimana saja. itulah yang menjadi alasan bagi Billa membenci Falza, seenaknya saja karena putra pemilik sekolah.

kalau boleh memilih lagi, Billa ingin pindah sekolah. saat itu, Rere memintanya untuk sekolah bersama dan ia menuruti, ia tak tahu kalau sekolah itu adalah bagian dari NARE GROUP, perusahaan ayah Falza, dan otomatis sekolah itu yang punya ayah Falza. itulah yang paling ia sesalkan.

Billa duduk menghempaskan badannya ke kursi. belum ada beberapa menit, Falza datang dan duduk dibangkunya.

"Bil jangan lupa janji lo. nanti ya di kantin" ujar Falza.

"gue nggak ngerasa punya janji ama lo" ketus Billa mengambil hp di sakunya lalu memainkannya.

Falza menaruh tas mejanya.
"tapi gue anggap lo utang ama gue"
ujarnya menatap Billa.

Billa tetap tak menggubrisnya, sampai-sampai mereka tak sadar jam pelajaran pertama pun dimulai.

BILLA POV

bel berbunyi, saatnya untum istirahat. hari ini aku agak sedikit murung. masalah mama sama papa belum kelar, ini nambah masalah lagi. tapi aku tak mau memperlihatkannya didepan sahabat-sahabatku.

aku duduk didepan warung bakso, makanan favoritku. aku memesan bakso dan jus alpukat. pesanan sudah datang, dan aku mulai menyantapnya.

disaat aku sedang asyik menyantap bakso, Falza yang muncul entah darimana duduk disebelahku.

"Bil lo nggak lupa ama janji lo kan?" ucapnya mencengangkan semuanya kecuali diriku.

"Bil lo ada janji apa ama Falza?" tanya Rere yang sudah ku bilang dia super duper kepo.

"nggak ada, dianya aja yang lebay"

"lo udah nabrak gue, nggak bantuin lagi." omel Falza merebut mangkok baksoku.

"ya udah deh, lo ngganggu mulu. lo mau makan apa beli aja sana, nanti gue yang bayar" ujarku merebut kembali mangkok itu.

Falza berdiri lalu mengucapkan  dengan lantang "eh gaes lo mau beli apa terserah, yang bayar billa" ucapnya lalu ngedipin mata ke gue.

aku melongo seketika dan langsung memelototinya.

"yeeeeeaay" ucap seluruh murid yang ada di kantin.

"upps maaf, kan kata lo terserah tadi" ujarnya melenggang pergi tanpa rasa bersalah.

"ya allah, nggak segitunya juga kali, kan gue ngomong untuk lo doang, napa semuanya, gue bialngin bokap lo baru tau rasa lo ya!!" aku berdiri lalu mengejarnya.

***

bel masuk telah berbunyi, saat ini memasuki pelajaran Pak Matho, guru sejarah yang terkenal killer.

"sekarang kalian akan saya bagi kelompoknya!!" ucap Pak Matho sembari menata buku dihadapannya.

"iya pak" ucap seluruh siswa yang ada di kelas.

aku terus menatap Falza. bukan karena apa, dia sudah melenyapkan uang jajanku selama 2 minggu.

"kelompok 1: ......
  kelompok 2: ......
dan yang terakhir kelompok 3 ada Rere, Erta, Fara, Aysi, Alma, Levin, Revan, Alka, Tara, dan Saka." ujarnya.

"siapa yang belum dapet kelompok?" tanyanya kepada seluruh murid. namanya juga orang sudah tua, maka dari itu dia sedikit pikun, eh nggak sedikit tapi banyak. dasar pikun!

aku tersadar dan kebingungan karena orang itu tak menyebut namaku. aku mengacungkan jari dan Falza juga. oh dia juga nggak dipanggil.

"cieee, wiit uwit"
"sehati nih ye"
".. jodoh kali"
sahut beberapa teman-temanku, tak terkecuali sahabat-sahabatku.

aku pun langsung menyuruh mereka diam, dan mereka tetap seperti itu.  akhirnya pak matho yang menyuruh mereka diam karena melihatku kewalahan. anehnya Falza tidak mempedulikan mereka.
"nih anak kok gini banget sih, bodo agh bodo" batinku memandang Falza dengan tatapan tajam lalu beralih.

pelajaran pun dimulai. tetapi aku merasa Falza memperhatikanku. aku risih tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. dia disebelah bangkuku dan didepanku pak matho. kalau aku berisik bisa makin rumit kalau berurusan sama beliau.

***


bunyi bel 3 kali pertanda jam pelajaran usai. sahabat-sahabatku diantar pulang oleh pacar mereka, berbeda dengan diriku.

dengan langkah gontai aku menuju parkiran sendirian. tiba-tiba mobil melaju dengan cepat kearahku.

bunyi klakson berkali-kali yang membuat gendang telinga serasa pecah dan hampir menubrukku. akhirnya aku mendekati mobil tersebut . ternyata orang yang hampir menabrakku itu Falza, dasar cecunguk kampret!
"gila lo ya, untung nggak ketabrak!"

dia terlihat nggak terima karena aku yang berada di tengah jalan, ya kelihatannya sih memang aku yang salah hehe.
karena malas berdebat dengan makhluk itu, aku mengalah dan langsung melenggang pergi ke mobilku tanpa menghiraukan celotehnya.

"ditengah jalan lagi, gue tabrak lo!" teriaknya mengancam. whatever lah, gue juga tadi bisa ditengah jalan gara-gara ngelamun mikirin dia. eh bukan mikirin dia tapi mikirin kelompok.

Kolaborasi Hati (very slow update) On viuen les histories. Descobreix ara