empat

4.4K 159 5
                                    

"kalau gitu gue mau balikan ama lu dan jadi istri yang baik buat lo nanti" ucapku sambil mengusap air mata dan larut ke dekapannya.

flashback off

BILLA POV

"yah gue mah jam 7 kudu balik" jawab Fara lesu.

"hmmmm ya udah deh kita lebih baik makan aja yuk??" usul Alma.

"lo mah enak makan banyak tapi tetep kurus, lah gue, lihat nih perut" ucap Fara sambil menunjuk perutnya.

"itu mah kurus woy" balas Rere.

karena tak kunjung reda cekcok tentang perut, akhirnya aku mengusulkan untuk masak pancake.
mereka pun setuju apa yang aku usulkan.

--------------------

"gue balik dulu ya gaes, udah jam 7 nih, nanti nyokap marah." ucap Alma yang telah menghabiskan 5 pancake.

"balik dulu ya nganter Alma" ucap Alka sembari mengikuti langkah alma.

jam sudah menunjukkan angka 9. satu persatu sahabatku dan pacarnya pergi meninggalkan rumah, kecuali Falza.

ini saat yang tepat ngomong empat mata dengannya, karena aku sudah  bosan, kesal, dan lelah untuk menghadapi kejailannya lagi.

aku duduk di sofa sebelah Falza dan memulai pembicaraan serius.

"Fal lo niatnya apa sih sering buat gue kesel, kayak pas di kantin tadi. kan sebelum itu gue udah minta maaf. sebelum sebelumnya juga. gue ngaku kalau gue memang salah, tapi aksi jahil lo itu ya, lo mau ngebunuh gue perlahan lahan ya?!" ujarku menghadap Falza.

dengan senyum semeringainya yang membuatku ketakutan setengah mati, dia perlahan-lahan mendekatiku. aku mundur perlahan-lahan dan saat ini aku tengah berada di tepi sofa.

"lo macem-macem gue laporin polisi!" ancamku karena dirumah hanya kita berdua. refleks aku menutup wajahku.

deg deg deg deg

"gue cuman mau ngambil kontak mobil yang ada disebelah lo, gue mau pulang!" ucapnya dengan santai.

bluuush

"gue kira lo mau macem-macem" ucapku sembari mengelus-elus dada.
"ya udah sana lo pergi gue usir!"

"iya iya cantik, kalau marah makin cantik deh" godanya mencolek daguku.

perbuatannya itu membuat wajahku memerah kesekian kali dan membuatku mematung.

tanpa rasa bersalah, dia melenggang pergi dari hadapanku. tanpa kusadari penyakitku kambuh dan aku mencoba untuk mengambil inhaler di kotak p3k yang ada di sebelah pintu utama. tapi tak bisa.

"to-lo--ng gu---" belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, ruangan disekitar menjadi gelap, dan aku tak ingat apa-apa setelah kejadian itu.

FALZA POV

aku melangkah pergi, karena ini belum saat yang tepat untuk mengutarakan perasaanku terhadap billa. ya memang selama ini aku selalu mecari perhatian terhadapnya karena aku menyukainya. entah mengapa perasaan ini terus saja tumbuh jikalau di sedang marah. kurasa saat dia marah, wajahnya membuat jantungku terus berpacu.

aku langsung melenggang pergi dari hadapannya karena aku takut dia melihat wajahku yang memerah.

BRUUUUK

bunyi seseorang yang sedang terjatuh, astaga ternyata itu Billa. aku segera masuk ke dalam rumah dan langsung mengangkatnya ke mobil, lalu menutup rumahnya.

setelah sampai di rumah sakit, aku langsung mencium bau obat khas rumah sakit. aku segera menyerahkan billa ke dokter untuk perawatan yang intensif. aku khawatir terhadapnya, sangat sangat khawatir.

Kolaborasi Hati (very slow update) Where stories live. Discover now