i don't know

2.4K 82 21
                                    

Hari-hari menjelang ujian akhir sekolah, kelas 12 tengah sibuk-sibuknya. Hari ini adalah hari dimana mereka akan melakukan ujian praktek, yang mana seluruh murid mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk menghadapi ujian tersebut.

"Reree!!" Teriak Billa di lorong kelas mereka.

Billa berlari menuju meja Rere dengan panik.

"Apa-apa? Kenapa? Kucing lo mati? Siapa namanya, Sili ya?" Goda Rere dengan panik yang dibuat-buat.

Billa memutar matanya malas.

"Kucing gue masih idup tau, dan namanya bukan Sili, tapi Lisi" Koreksi Billa sinis. Rere tertawa lalu menanyakan kenapa Billa teriak-teriak nggak jelas.

"Gue kelupaan kalau hari ini bakal ujian praktek. Gue tadi ngedenger Fani sama Lala ngomong ujian praktek, terus gue nanya 'emang sekarang ada ujian praktek' terus Lala jawab 'ada kok', terus gue lari secepet mungkin ke kel--" "Aaduh" Rere berdiri menjitak dahi Billa sebelum Billa menyelesaikan ocehannya lalu duduk kembali.

"Sudah gue duga lo pasti nggak belajar, untung hari ini praktek olahraga, makanya princess molor plus lemot, liat grup kelas sama dengerin guru ngengumumin sesuatu oke" Billa menghela nafas lalu mengangguk.

"Untung hari ini cuman praktek olga, coba IPA kan auto langsung mati ditempat praktek gue" Rere yang mendengar ocehan Billa hanya tertawa.

"Gegara cecunguk gila itu yang nge spam banyak terus gue harus matiin data, malah jadi kaya gini, untung olga doang" Batin Billa.

"Yang lain belum dateng? " Billa melihat sekeliling.

"Mereka pada ngambil baju olga di loker, makanya princess, dateng itu jangan di pas-pasin" Rere tertawa lalu dibalas cengir Billa. Billa melengos ke tempatnya lalu menaruh tasnya di kolong meja, setelah itu bergegas pergi ke loker.

"Gue ke loker dulu Re" Teriak Billa tanpa menghadap Rere, sedangkan Rere menggeleng-geleng kepala bungung dengan kelakuan Billa yang absurd.

"Dasar absurd" Ujar Rere lalu kembali melanjutkan membaca buku paket.

Di tengah perjalanan, Billa bertemu dengan orang yang paling malas ia lihat.

"Eh ada jalang disini rupanya" Ucap Cia sarkatik. Billa sudah menduga akan omongan gadis ini. Gadis? Apakah dia memang masih gadis?

Billa berhenti lalu menatap tajam Cia, lalu berjalan kembali. Tak mau ambil pusing dengan sikap kekanakan seorang jalang yang teriak namanya sendiri.

Tentunya Cia tak diam, dia terus menghina Billa yang melewatinya saja. Ia ingin melihat Billa marah saat ini juga. Dia terus memancingnya sampai Billa meresponnya.
"Bener kan, dia seorang jalang. Jalang pelakor pacar orang, hahaha"

"Bener banget Ci, tampilannya aja kaya abis dipake om om pedofil, hahaha"

Billa berhenti, tentunya siapa yang tidak marah jika dibilang pecinta om om pedofil. Billa berbalik lalu menghampiri Desi yang menghinanya keterlaluan.

"Wah jalang teriak jalang nih," Billa melipat kedua tangannya di dada. "lo ngomong gue jalang, hahaha, perlu kaca nih kayanya" lanjut Billa dengan senyum smirknya.

Cia tersenyum lalu membalas ucapan Billa yang diajukan ke Desi,
"mana ada yang mau ngaku, bitch!" ejek Cia melipat tangannya juga.

"Beneran butuh kaca nih ya" Billa tersenyum.

Cia geram, "Gue nggak butuh kaca ya!! gue--, eh ada Falza. nyari aku ya?" Cia tak meneruskan ucapannya saat dia melihat Falza menghampiri gerombolannya. Cia tersenyum manis ke hadapan Falza, berbeda sedetik yang lalu saat berhadapan dengan Billa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 07, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kolaborasi Hati (very slow update) Where stories live. Discover now