Lain lagi dengan Frieska. Frieska selain bisa berperan jadi Ibu mereka juga bisa menjadi Kakak perempuan untuk Nabil, Rasya dan Jeje. Jika diibaratkan dengan keluarga, mungkin Frieska bisa dianggap anak sulung disana.

Vernando meminum tehnya dan mengutak-atik Smartphone miliknya dengan serius. Penghuni kos juga sudah menyelesaikan sarapan mereka. Frieska membawa gelas kotor lalu mencucinya. Rasya membantunya mengelap gelas yang sudah selesai dicuci.

"Nah ayo berangkat. Udah siang nih. Nanti kalian terlambat." Kata Vernando tegas.

"Iya Kak." Jawab mereka semua.

Vernando menaiki motor sportnya lalu menunggu Frieska naik. Seperti biasa, Frieska akan berangkat dengan Vernando karena arah kampus Frieska dan kantor Vernando searah.

"Loe udah siapin semuanya kan Sya?" Tanya Nabil.

"Udeh. Eh kita berangkatnya barengan aja. Gue mau dijemput nih pake mobil."

"Sama siapa Sya?"

"Thacil. Dia juga mau daftar dikampus loe."

"Cakep. Ya udah. Itung-itung hemat ongkos."

Baru Jeje berkata begitu, sebuah mobil mini bus berwarna silver berhenti didepan kos. Rasya langsung bangkit dan mengajak mereka ke mobil itu. Vanka tersenyum saat mereka semua sudah naik.

"Maaf ya lama. Aku harus nyari berkas dulu." Kata Vanka.

"Gak apa-apa kok. Ya udah kita langsung berangkat aja." Sahut Rasya.

"Ke kampus yang kemarin ya Pak." Kata Vanka pada supirnya.

"Baik Non."

Mobil pun melaju meninggalkan komplek mewah itu. Selama perjalanan mereka juga banyak mengobrol dengan akrab. Dari awal perkenalan Rasya dengan Vanka sampai ke kisah asmara mereka yang sudah terjalin.

Sesekali Jeje juga melontarkan lelucon membuat mereka termasuk supir Vanka tertawa. Jeje memang mampu membuat semua orang yang bahkan belum mengenalnya sekalipun tertawa karena kekonyolannya itu. Mobil pun terus melaju dengan kecepatan sedang.

***

Setelah menempuh perjalanan yang diwarnai dengan canda tawa, mereka sampai dikampus. Mereka semua langsung turun setelah Vanka meminta supir untuk menunggu. Supir paham dan dia pun keluar dari mobil untuk merokok.

"Nah tempat tesnya dimana Bil?" Tanya Vanka.

"Tuh disana. Ada tulisannya kok." Sahut Nabil.

"Oh oke. Kalo gitu kita berdua kesana dulu ya." Ujar Rasya.

"Puas-puasin deh loe pacaran sama Thacil Sya hahaha."

"Apaan sih loe Bang?"

Jeje hanya tertawa puas dan langsung menuju kelas. Nabil juga menuju kelas karena Dosen yang mengajar dimata kuliah pertama sangat galak dan tegas. Bahkan walaupun terlambat 1 menit bisa tidak boleh mengikuti perkuliahannya.

Beruntungnya Dosen itu belum masuk kelas. Jadi Nabil langsung duduk lalu meminum airnya. Sambil menunggu perkuliahan dimulai, Nabil melihat keluar jendela dengan serius. Pandangannya menangkap sosok Shania yang sedang berjalan sambil membawa buku-buku tebal ditangannya.

Shania terlihat menawan walaupun dia sedang mengenakan setelan kasual. Dia tampak sedang mengobrol dengan temannya disebelahnya sambil tertawa. Nabil terpaku saat melihat bagaimana cara Shania tertawa. Matanya membentuk bulan sabit saat dia tertawa.

Nia. Batin Nabil. Tiba-tiba Nabil ingat dengan Nia, teman masa kecilnya. Cara Shania tertawa sangat mirip dengan Nia. Baru saja Nabil ingin berdiri, Boby terlihat menghampiri Shania. Boby langsung menarik Shania ke arah taman belakang.

Anak Kos Dodol (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin