Epilog

56K 3.9K 238
                                    


SETENGAH tahun sudah berlalu, kepergian Haseum menjadi pukulan tersendiri untuk seorang Risa Anatasia. Wanita itu seperti mayat hidup. Pernah sekali Risa nekat melakukan hal konyol, wanita itu sempat ingin menabrakkan dirinya ke jalanan yang begitu ramai dengan banyaknya kendaraan yang lalu lalang. Sayang niatnya di gagalkan ketika Ari, tanpa sengaja bertemu dengannya.

Sudah hampir satu tahun, Risa masih belum bisa melupakan sosok itu. Sosok pria yang tidak di undang, datang ke dalam hidupnya. Mengusiknya, membuat Risa marah hingga menjatuhkan hatinya kedalam pesona pria itu. Ya, pria yang sudah pergi untuk selamanya. Pria dengan kurang ajarnya mengatakan cinta, dan pergi begitu saja setelah mengatakan kalimat yang tidak akan pernah bisa Risa lupakan.

Aku mencintaimu...

Cinta? Apa cinta harus berakhir seperti ini. Risa masih tidak paham, bagaimana bisa Haseum meninggalkannya setelah ia mengungkapkan isi hatinya. Bahkan pria itu berjanji tidak akan pernah meninggalkannya. Tapi apa? Haseum tetap pergi, dan tidak pernah kembali lagi meski Risa memanggilnya beratus kalipun.

"Apa kabar kamu, Haseum." gumam Risa, bermonolog dengan dirinya sendiri.

Risa tidak gila, buktinya ia masih bekerja di sebuah minimarket setelah beberapa hari cuti karena kondisi tubuhnya yang melemah akibat kejadian itu. Risa juga tidak tinggal sendiri, wanita itu memutuskan untuk tinggal bersama Hana di kontrakan temannya itu.

Risa tidak sanggup, semua kenangan tentang Haseum berkeliaran di kontrakan lamanya. Risa tidak ingin terus menerus meratapi nasibnya, Risa tidak ingin terus berjalan di tempat. Setelah Hana menceramahinya panjang lebar, Risa paham. Bahwa apa yang ia lakukan tidak akan membuahkan hasil. Sekalipun Risa mati, itu tidak menjamin bahwa ia akan kembali bertemu dengan pria yang sangat ia rindukan.

"Aku rindu, aku mohon datang, meskipun itu hanya di dalam mimpiku." gumamnya, lirih.

"Ris."

Suara panggilan Hana membuat Risa buru-buru menghapus air matanya. Risa tidak ingin sampai Hana tahu, bahwa Risa masih memikirkan Haseum. Bahkan tanpa Risa sadari, Hana sudah tahu apa yang dirasakan temannya. Semua itu tidak mudah, Hana yang cukup lama mengalami itu masih belum bisa menghilangkan perasaannya kepada pria yang juga hilang dalam hidupnya.

"Apa, Han?" jawab Risa, tersenyum sebisa mungkin.

Hana paham Risa memaksa tersenyum, meski tidak suka. Hana cukup bersyukur jika Risa sudah mulai dewasa, bisa meredam semua apa yang ia rasakan. Tidak seperti dulu, Risa benar-benar sudah hilang akal.

Tidak, justru Hana yang ingin memaki Haseum jika saja hantu itu masih ada. Hana sudah mengingatkan jika mereka berbeda, Hana sudah mengingatkan bahwa cinta itu tidak akan berhasil. Tapi Hana tidak bisa melakukan apapun, karena yang merasakan itu keduanya.

"Aku mau keluar sama Irfan, kamu gak apa di kontrakan sendiri?"

Risa tersenyum lalu menggauk "Gak apa, asal pulangnya beliin aku mangga."

Hana berdecih "Kebiasaan kamu meras pacar aku."

"Lah, jangan mau rugi dong Han. Matre sedikit gak apa-apa. Cuma minta di beliin mangga doang dua kilo."

Hana memutarkan kedua bola matanya malas "Aku gak matre pun udah di kasih, kalo jalan pasti Irfan teraktir aku."

"Itu kewajiban, emang kamu mau keluarin uang? Ini tanggal tua lho." balas Risa.

"Lah, ngapain aku ngeluarin uang." tanyanya. Tidak akan, untuk apa Hana mengeluarkan uang demi pria.

"Siapa tahu Irfan kamu boke, terus minta dibeliin gado-gado."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang