14. Kita Berbeda, Cinta Ini Salah

40.2K 4K 137
                                    

HANA mulai kesal melihat tingkah hantu yang kini meringkuk di pojokan tembok ruangannya. Bagaimana bisa pria itu tiba-tiba datang dengan wajah suram, seolah di belakang tubuhnya ada asap hitam yang menyelimuti.

Ketika Hana sedang asik bergelut di alam mimpinya, pria itu datang entah dari mana. Tiba-tiba saja muncul di depan wajah Hana dengan wajah menyedihkan, hampir saja Hana jatuh dari tidurnya.

Pagi-pagi sekali Haseum datang, menyuruh Hana memberikan bubur kepada Risa. Sialnya Hana sendiri yang harus membelinya, ketika Hana menolak keinginan pria itu. Ekspresinya semakin menyedihkan, Hana cukup kasihan melihatnya.

Hana tidak tahu apa yang terjadi dengan Risa dan Hantu yang diberi nama Haseum itu. Padahal Hana melihat mereka sangat dekat, meski kepribadian keduanya sangat bertolak belakang. Tapi Hana bisa melihat dua makhluk berbeda alam itu bisa melengkapi satu sama lain.

Haseum terus memancarkan aura gelapnya, membuat Hana yang hendak melanjutkan tidurnya harus merasa terusik. Bagaimana tidak, aura hitam pria itu seolah membuat ruangannya dingin seperti es.

Hana menendang selimutnya hingga terjatuh dari atas tempat tidur, mata wanita itu terlihat memerah menahan kantuk.

"Sebenarnya kalian ada apa? Kamu juga kenapa, oppa? Jangan buat aku kesel gini dong, aku mau bobo nih masuk sift siang." jelas Hana, mencoba berbicara setenang mungkin.

Haseum masih tidak menjawab, pria itu terlalu asik meratapi nasibnya sendiri.

Hana mendesah lelah, mengigit bantalnya gemas.

"Kalo gak mau cerita keluar dari sini, aura kamu bikin ruanganku dingin tahu gak. Dari tadi bulu kudukku berdiri terus, aku ngantuk." Hana mulai kesal.

Masih tidak ada respon hantu itu masih sibuk dengan pikirannya. Wajahnya masih sama, gelap tanpa warna. Hana tidak tahu apa yang terjadi, bagaimana bisa Hantu tampan ini galau hanya karena sosok Risa. Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka.

"Gini deh, oppa."

Hana masih belum terbiasa memanggil hantu itu dengan julukan Haseum. Bagaimana bisa pria tampan di samakan dengan rasa asam itu? Sial, Risa benar-benar absrud.

"Dari pada oppa galau terus, mending oppa pindah hati ke aku ya. Aku akan jadi teman baik oppa, kok."

Masih sama, Haseum masih tidak merespon sedikitpun kalimat yang keluar dari mulut Hana.

"Dari pada oppa galau terus, gak baik orang ganteng murung. Lagian, apa yang harus di pikirin? Jangan bilang oppa suka sama Risa, karena Risa udah suka sama Ari, lho." lanjut Hana, tidak memikirkan keadaan Haseum sama sekali.

Aura Haseum semakin gelap, Hana baru saja menyebutkan nama pria yang selalu mengusik ketenangan Haseum. Ya, Ari.

"Lagian oppa, lebih baik jangan sampai jatuh cinta. Aku bukan tega, karena aku tahu hantu juga punya perasaan. Terkadang kalian juga ingin di hargai, semisal ada manusia membuang sampah sembarangan di tempat kalian, aku yakin kalian gak akan terima. Jadi, aku hanya memastikan aja. Cinta antara dua alam itu gak akan pernah bisa bersatu, bagaimana bisa kalian hidup tanpa terlihat oleh orang lain? Bagaimana kalian menjalin cinta sementara salah satu di antara kalian tidak kasat mata? Dan bagaimana jika tiba-tiba mata batinnya tertutup, tidak bisa melihat oppa lagi?"

Hana menjelaskan panjang lebar, bukannya Hana menghancurkan Haseum dan Risa. Hanya saja semua yang Hana katakan benar, Hana pernah mengalami itu. Bukan mata batinnya yang tertutup, karena sampai sekarang ia masih bisa melihat hantu. Hanya saja pria yang dicintainya hilang, menanam cinta yang begitu dalam di hati Hana. Ya, Hantu pria yang dua tahun lalu bersamanya sudah hilang. Terbawa hembusan angin yang menusuk relung hatinya, itu menyakitkan.

Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang