4. Pergi?

61.1K 5.3K 177
                                    

HARI ini Risa memutuskan menemui temannya yang memiliki keistimewaan lain. Ya, dia bisa melihat hantu seperti yang Risa lihat saat ini. Haseum, pria yang baru saja mendapatkan nama dari Risa terus saja memasang wajah tidak suka. Haseum tidak terima namanya di samakan dengan nama makanan yang kecutnya bukan main.

Risa sendiri bingung, bagaimana Haseum bisa tahu jika namanya sama dengan makanan yang suka sekali di pakai rujak, atau bumbu masakan lainnya. Padahal Haseum itu bahasa sunda, apa pria ini juga berasal dari Sunda sama seperti dirinya. Ya, Risa sendiri berasal dari Bandung dan menetap di kota besar karena pekerjaannya yang tiba-tiba saja di tempatkan jauh dari kota kelahirannya.

"Jangan cemberut terus, apa kamu gak pegal?" Risa benar-benar gemas melihat tingkah pria yang kini mengapung di sampingnya.

Pria itu berdecih, enggan merespon ucapan Risa. Haseum dalam tahap bad mood, pria itu masih kesal dengan nama baru yang di berikan wanita yang menurutnya idiot.

"Aish! Kemana sih ini orang lama banget! Janji jam satu siang, sudah setengah jam aku nunggu di sini." Risa menggerutu.

Risa sedang berada di sebuah Cafe dekat tempat kerjanya. Berhubung hari ini Risa masuk siang, dan memanfaatkan waktunya untuk bertemu dengan Hana, teman kerja satu area namun berbeda toko.

Risa ingin menanyakan semua yang baru saja terjadi kepada dirinya, Risa masih merasa aneh dan ganjil akan kehadiran Haseum yang tanpa di undang ini.

"Sorry lama, macet nih." tegur seseorang, membuat Risa mengerjap.

Seketika ekspresi Risa menjadi kesal "Macet, jarak dari cafe ke rumah kamu itu cuma 100m, Hana."

Hana terkekeh, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sorry, barusan pacarku ke rumah. Gak enakkan, kalo aku tinggalin dia." ujar Hana.

Risa berdecih, semua keterlambatan Hana tidak akan pernah jauh dari perihal pacar. Mengapa semua orang begitu mementingkan pacar, mereka mengumbar kemesraan di sana sini. Ketika mereka putus, bom meledak. Kenapa juga Risa harus terus di zona friendzone dengan Ari. Kapan Ari peka dengan perasaannya yang sudah setengah tahun Risa simpan di lubuk hatinya.

"Aku sudah paham, jangan mengumbar cerita manis mu dengan pacarmu di depan aku."

Hana mendelik "Makanya, cari pacar sana. Gak bosan jomblo terus? Aku aja sampe bosan lihat status kamu di medsos yang melajang terus."

Risa mencebik "Gak usah bawa-bawa statusku ya Han, putus baru tahu rasa kamu."

"Kita gak akan putus kali Ris, Aku sama Rian mau sampai ke jenjang pernikahan."

"Jangan berharap terlalu tinggi Han, nanti putus larinya pasti ke aku. Numpang cerita, numpang tidur, numpang mandi sampe numpang makan segala. Kamu udah lupa ya, mie instan yang aku simpan buat satu bulan abis kamu makan." Risa mengingatkan.

Hana mengembungkan pipinya "Di inget terus, sama temen juga."

"Temen itu harusnya berbagi kebahagiaan, Han. Aku kok dapetnya di utangin terus sama kamu."

Hana mendesis "Husst! Ris. Jangan ngomongin utang dong, nanti aku bayar gajian." seru Hana.

"Iya gajian bulan besok, besoknya lagi sampe aku lupa kamu siapa."

Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang