8. Tidak Peka

46.7K 4.8K 183
                                    



LEMBUT, mungkin itu yang ada di pikiran Risa. Ia baru saja terjatuh dari atas kasur akibat ulah Haseum yang tiba-tiba mengejutkan dirinya. Tapi kali ini berbeda, Risa jatuh ke atas lantai tapi tidak terasa sakit sama sekali. Melainkan sesuatu lembut terasa di pipinya

Risa mengerjap, ia mengangkat wajahnya hati-hati. Melihat Haseum yang meringis di bawahnya. Sial, Risa jatuh di atas tubuh Haseum. Dan sesuatu dingin juga lembut itu adalah bibir Haseum yang menyentuh pipinya.

Haseum masih meringis, meskipun ia bisa melayang dan menembus benda mati. Tapi, ketika Haseum menekan diri untuk menyentuh benda mati semua tidak akan tembus oleh tubuhnya. Haseum tidak tahu mengapa bisa seperti itu, ketika sesuatu di dalam dirinya menginginkan Risa. Haseum bisa menekan diri agar bisa menyentuh seluruh tubuh Risa. Begitu juga dengan apa yang terjadi saat ini, ia akan muncul ketika Risa dalam keadaan bahaya. Seperti yang ia lakukan di gudang toko tempo hari untuk menolong Risa yang hampir tertimbun kardus.

Risa diam, tidak ada niat untuk beranjak dari atas tubuh Haseum. Wanita itu justru memandang Haseum begitu dalam, menelisik seluruh wajah Haseum yang begitu tampan di mata Risa. Ari memang kalah tampannya dengan Haseum, di lihat dari sudut manapun, Haseum jauh lebih tampan dan keren.

Detik berikutnya pandangan mereka bertemu, Haseum membalas tatapan mata Risa yang tengah memandanginya begitu lama. Risa tidak sadar akan itu, ia merasa manik mata Haseum seolah menghipnotisnya agar tidak melepaskan pandangan ini. Haseum diam, memandang mata Risa lalu turun ke atas bibir mungil wanita di atasnya.

Haseum mendekatkan wajahnya ke arah Risa, menghirup deru napas Risa yang menerpa kulit pipinya yang dingin. Rasanya hangat, itu yang Haseum rasakan. Aroma sabun yang menguar dari tubuh Risa membuat sesuatu di bawahnya memberontak minta di lepaskan,

Jarak wajah mereka hanya beberapa senti saja, Haseum semakin mendekatkan wajahnya ke depan wajah Risa yang juga masih diam di posisinya. Suasana sunyi dan dingin membuat aura di ruangan begitu mendebarkan, rintik-rintik hujan mulai menyapa genting hingga membuat bunyi beraturan berakhir dengan ramai.

Haseum berhasil menyentuh bibir Risa di sana, hanya menempel saja. Wanita yang mendapat sentuhan itu tidak berontak, justru Risa memejamkan matanya. Merasakan sentuhan yang membawanya ke dalam bayang-bayang yang selalu datang di dalam mimpinya. Sama persis, seperti bibir dingin yang menempel di atas bibirnya malam itu.

Bibir itu mulai bergerak, melumat sesekali menyesap bibir hangat Risa. Tidak ada yang bisa Risa gambarkan selain panas dan mendebarkan, pikirannya kosong.

Tok tok!!

"Risa!!"

Teriakan seseorang menggema di balik pintu masuk, Risa yang mendengar itu mengerjap. Itu Hana! Risa menarik tubuhnya di atas tubuh Haseum, sebelum pria itu kembali menarik tubuh Risa. Haseum tidak terima ketika Risa melepaskan sesuatu yang sudah berhasil membuat tubuh bagian bawahnya menegang. Risa tidak mau kalah, dengan cepat ia mendorong tubuh Haseum hingga menembus lantai. Dengan cepat Risa beranjak, berlari membuka pintu.

"Lama amat sih Ris," seru Hana, kesal.

Risa tersenyum canggung, mengontrol debaran jantungnya yang sedari tadi berdetak lebih cepat.

"Sorry, aku habis mandi." elaknya.

Hana mendengus, tanpa izin wanita itu masuk ke dalam kontrakan Risa.

"Kamu ada apa ke sini, tumben." Risa mengikuti langkah Hana di dalam.

"Gak boleh, aku main ke tempat kamu Ris? Biasanya juga aku main ke sini." balas Hana.

Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang