13. Penggemar

38.9K 3.8K 103
                                    

Baaaa update!

Belum tamat guys! Selamat membaca❤️

SUARA kokokan ayam sudah mulai terdengar, untuk pertama kalinya seorang Risa tidak tidur. Wanita itu terus terjaga sepanjang malam, menyadari sebuah kenyataan pahit yang tidak pernah ia duga. Haseum sudah melecehkannya, terlalu jauh hingga ia harus rela kehilangan kehormatannya sebagai perempuan.

Selama ini Risa mencoba menutup mata dan telinga dengan kehadiran Haseum di sekitarnya. Tidak peduli semenyebalkan apapun sosok Hantu Mesum itu, yang terpenting Haseum punya batasan. Ya, hantu itu bisa menghargai Risa sebagai seorang wanita.

Sayang keinginannya hanya sebuah angan-angan, pria itu sudah menghancurkan hidupnya. Tapa ia tahu, dari mana datangnya hantu itu. Haseum hadir di kehidupan Risa secara tiba-tiba.

Risa memandang sekelilingnya, tampak sepi seperti semalam setelah ia mengusir Haseum. Penampilannya sangat berantakan, dengan pakaian kemarin yang masih menempel di tubuhnya. Kantung mata yang terlihat begitu jelas. Belum lagi matanya yang membengkak akibat terlalu lama menangis. Tidak, mungkin Risa menangis semalaman tanpa henti.

Risa memejamkan matanya yang terasa perih, menghela napas beberapa kali setiap detiknya. Pikirannya kembali melayang di mana ketika ia mengusir Haseum, entah kenapa Risa tidak rela ketika pria itu hilang begitu saja meski dengan keras ia mengusir prianya.

"Risa!"

Teriakan seseorang mengusik ketenangannya, tidak lama terdengar ketukan yang tidak sabaran dari balik pintu. Risa mendesah, ia tahu siapa pemilik suara itu. Hana, apa yang membuat wanita itu berkunjung ke kontrakannya di pagi buta seperti ini. Apa Hana tidak tahu jika ia sedang mengambil cuti.

"Risa,"

Pekikan itu kembali terdengar, Risa membuang napas beratnya. Hana benar-benar mengganggu pagi suramnya. Risa tidak akan diam jika Hana datang menemuinya hanya untuk membuat moodnya semakin hancur.

"Risa~"

Damn it, Hana sedang mencari masalah dengan wanita yang tidak memiliki mood. Dengan malas Risa mengangkat tubuhnya, menyeret paksa kakinya ke depan pintu di mana Hana berteriak seperti orang gila.

"Apa?" kesal Risa, membuka pintu dengan malas.

Hana tersenyum, detik berikutnya dahi wanita itu berkerut.

"Kamu kenapa? Sakit?"

Tanpa izin Hana masuk ke dalam, ekor matanya terus memperhatikan penampilan Risa yang sangat berantakan.

Risa mendesah, sesekali memijit pelipisnya yang mulai berdenyut. Tidak berniat menjawab pertanyaan Hana sama sekali.

"Kamu ngapain ke sini pagi-pagi, Hana. Aku capek pengen istirahat. Kamu gak tahu kalo aku lagi cuti," Risa menggeram.

Hana memutarkan kedua bola matanya malas, Hana tahu jika Risa mengambil cuti empat hari terakhir ini. Hana sendiri enggan datang ke kontrakan Risa di pagi buta seperri ini, hanya saja seseorang memaksanya untuk mengunjungi temannya yang perhitungan seperti seorang rentenir.

"Aku juga enggak mau pagi-pagi ke sini, aku terpaksa tahu." balas Hana.

Risa memejamkan matanya dalam-dalam, lalu apa maksud wanita ini berteriak memanggil namanya jika tidak ada tujuan.

"Nih, aku cuman di suruh nganterin ini ke kontrakan kamu."

Hana memberikan sebungkus bubur kesukaannya, menyodorkannya ke arah Risa yang kini mengkerutkan dahi.

"Buat aku? Tumben kamu perhatian kasih aku bubur. Kamu gak kasih racun di dalamnya kan? Ah, atau kamu mau nyogok aku biar utang kamu lunas?" cecar Risa, memandang Hana penuh selidik.

Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang