16.Jangan Tahan Aku Disini

38.6K 3.8K 149
                                    


HASEUM tidak bisa menahan senyumnya, pasca mendapat pukulan dari Risa tiada henti. Akhirnya wanita itu kelelahan, menyerah namun matanya terus saja mengeluarkan air mata. Bibir mungilnya terus memaki-maki nama Haseum. Haseum sempat kewalahan, untung saja Hana turun membantu.

Tentu saja Hana membantu, karena Risa. mengamuk dengan mengacak-acak isi kontrakannya. Tempat tidurnya berantakan, bantal di lemparkan ke arah Haseum sampai dengan ponsel Hana yang berada di atas nakas hampir ikut menjadi korban. Untung saja Hana sadar ketika Risa hendak mengambil ponselnya, dengan cepat Hana merampas ponsel miliknya.

Hana memaki wanita itu dengan ceramahan yang cukup panjang. Bak Ibu memarahi anaknya, dua orang itu hanya menunduk. Mereka terlihat begitu takut melihat wajah marah Hana yang sangat menyeramkan.

Risa tertidur di pelukan Haseum, mereka sudah berada di kontrakan Risa lagi. Risa menyeret Haseum untuk kembali ke kontrakannya, makian itu tentu saja di teruskan sampai ke tempat Risa.

"Udah puas kamu main di tempat Hana?"

Haseum mendesah, Risa sama sekali tidak ingin mendengar penjelasannya.

"Aku udah bilang, kalo aku di rumah Hana numpang neduh. Lagian kalo bukan di rumah temen kamu, aku tinggal di mana? Kamu udah ngusir aku." jawabnya.

Risa berdecih, menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Di mana? Kamu hantu! Kamu bisa tinggal di rumah kosong, di tempat sepi... atau di pohon beringin. Bukannya itu tempat kesukaan hantu, ya?" tanya Risa, sarkas.

Haseum begidik "Aku gak suka tempat kotor, aku hantu yang mengutamakan kebersihan, kamu tahu. Kalo aku tinggal di tempat kotor, nanti aku bisa kena penyakit."

Risa berdecak "Kamu itu hantu, mana bisa kena penyakit Haseum," pekik Risa.

"Oh, aku lupa." balas Haseum dengan wajah seolah tidak melakukan apapun.

Risa menggeram "Aku gak paham, kamu kok makin ke sini makin nyebelin? Kamu di kasih makan apa sama Hana? Pil PCC?"

"Kalo kamu lupa, aku gak makan."

Risa mengerjap "Oh, iya juga ya. Kamu, kan Hantu."

Haseum memutarkan kedua bola matanya malas. Sikap Risa sama sekali tidak berubah, tetap idiot seperti biasanya. Tapi... Haseum cukup senang bisa melihat Risa memarahi dan memakinya sepeti ini lagi. Meski terdengar menjengkelkan karena keluhan yang tidak jarang keluar jalur pembicaraan, Haseum tidak akan peduli lagi.

Beberapa hari ini bersembunyi dari Risa membuat Haseum dilema berat. Rasanya benar-benar sulit, tubuhnya sering kali bergerak sendiri menghampiri tempat di mana Risa tinggal. Itu terkadang membuat Haseum frustrasi hingga mengeluarkan aura glommy di kontrakan Hana hingga membuat sipemilik rumah merinding.

Tidak lama Risa menangis lagi, Haseum yang melihat itu kembali mengerutkan dahinya. Bingung dengan tingkah wanita ini, ekspresinya mudah berubah-ubah di waktu bersamaan.

"Kamu kenapa nangis lagi? Aku sama Hana gak ngapa-ngapain." ujar Haseum, lelah menjelaskan.

Risa masih menangis, mengusap ingusnya dengan baju yang ia gunakan. Haseum meringis melihat itu, bagaimana bisa Haseum jatuh cinta dengan wanita jorok seperti ini.

"Aku gak suka."

"Huh?"

Risa mencebik, menahan tangis yang hendak pecah kembali.

"Aku gak suka kamu deket sama Hana, aku gak suka kamu pergi. Aku gak suka kamu hilang di sekitar aku," isaknya.

Haseum diam, hatinya melambung begitu saja mendengar keluhan Risa. Selama ini hanya Haseum yang memiliki perasaan seperti itu, perasaan tidak suka ketika wanita yang ia cintai dekat pria lain. Apalagi pria itu orang yang juga di cintai Risa.

Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang