17. Terimakasih (END)

51.1K 4.1K 230
                                    


HEMBUSAN napas membuat gerakan kecil di kedua alis wanita yang masih terlelap. Gerakan itu semakin lama semakin tidak nyaman. Risa mengerjapkan, cukup sulit membuka matanya yang memaksa Risa untuk kembali terlelap.

Risa membuka matanya, memandang sekelilingnya yang terlihat sepi. Risa menggerakkan tubuhnya yang terasa pegal, berapa lama ia tertidur? Risa mendongak, melihat jam yang tergantung di dinding.

"Jam 10." gumamnya.

Risa memandang jendela yang sedikit terbuka, di luar gelap. Risa diam, kembali mengingat apa yang baru saja terjadi. Detik berikutnya kedua mata Risa membulat dengan sempurna, dengan cepat wanita itu bergegas dari tidurnya.

"Haseum," pekik Risa.

Risa berjalan di sekitar ruangan, mencari-cari keberadaan pria yang baru saja ia seret paksa dari rumah Hana.

"Haseum."

Risa masih terus mencari ke sekitar rungan, tidak ada tanda-tanda kehadiran Haseum di ruangan kecil itu. Risa menggeram, sedikit cemas ketika mendapati Haseum tidak ada. Apa pria itu kembali ke rumah Hana, apa Haseum sudah tidak suka tinggal bersamanya? Padahal Haseum mengatakan jika pria itu mencintainya.

Dengan kesal Risa berjalan keluar pintu, ingin kembali mencari Haseum di rumah Hana. Baru saja beberapa langkah, kakinya terhenti saat melihat pria yang ia cari muncul di hadapannya.

"Kamu."

Dahi pria itu berkerut "Udah bangun?"

Risa menggeram "Kamu dari mana? Aku cari-cari gak ada. Kamu udah ke rumah Hana ya," kesalnya.

Sesuai dugaan pria itu mengangguk "Hm, kok mau tahu?"

Risa menggertakkan giginya kesal, ekspresi wanitanya berubah jadi murung "Jadi bener, sekarang kamu udah gak mau sama aku?"

"Huh?"

"Aku tahu, maafin aku karena udah seret kamu kesini. Maafin aku, kalo aku egois."

Kerutan di dahi Haseum semakin dalam "Kamu ini ngomong apaan? Bangun tidur ngomongnya melenceng kemana-mana."

"Kamu gak usah pura-pura, kalo kamu gak suka sama aku lagi gak usah di paksin. Aku gak apa-apa, sana kamu pergi ke tempat Hana."

Haseum diam mencerna apa yang baru saja wanita itu katakan. Tiba-tiba senyumnya mengembang, pria itu melayang mendekati Risa. Wanita itu menunduk, seolah lantai lebih menarik dari pada apapun.

Haseum tersenyum kecil, menarik dagu Risa agar mau menatapnya.

"Kenapa kamu salah paham terus? Aku ke tempat Hana cuma mau minta tolong buat beliin bubur, nih." Haseum mengangkat satu tangannya yang membawa bungkusan.

Dahi Risa berkerut, memandang bungkusan itu bergantian kewajah Haseum.

Haseum terkekeh "Aku tahu kamu belum makan, setelah kamu bangun aku yakin kamu lapar. Makanya aku ke tempat Hana, buat beliin kamu bubur sebelum kamu bangun." jelasnya.

Risa diam, memandang Haseum dengan pandangan tidak percaya.

"Kamu lagi gak ngibulin aku, kan? Siapa tahu kamu mau sogok aku biar aku ngalihin pembicaraan."

Hasum mendesah "Ya ampun, kenapa kamu gak pernah percaya sama aku."

"Kamu emang gak bisa di percaya, bilang suka sama aku tapi kegatelan deketin wanita lain."

Haseum menaikan satu alisnya "Kapan aku gatel sama wanita lain? Kalo kamu lupa, aku ini hantu. Mana ada orang yang suka sama aku.."

"Ada, aku."

Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang